1. Kerusuhan di pagi hari

3.5K 397 130
                                    

- JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN -
-
-
- HAPPY READING -


----

"ABANG!!!" teriakan suara khas anak kecil berusia 10 tahun itu melengking mengisi ruang kamar Hagan.

Dengan sangat tak santai, Raja menaiki kasurnya dan menindihi kakaknya membuat Hagan mau tak mau harus bangun.

"Sakit, Bocil!!!" teriak Hagan saat perutnya tak sengaja tertindih oleh siku Raja.

"Ayo bangun! Ayo bangun!" seakan tak peduli dengan omelan abangnya, Raja malah menduduki perut Hagan dan menarik-narik selimut kakaknya.

"Ya bangun! Gue nggak bisa bangun, karena lo di perut gue!" teriak Hagan kesal.

Raja tertawa, lalu menyingkir dari perut Hagan. Ia duduk di sebelah Abangnya yang kini bangkit dari tidurnya.

Hagan melirik Raja di sebelahnya. Niat ingin memarahi, namun lagi-lagi wajah polos dan gemasnya membuat ia kalah. Ia tak akan pernah bisa memarahi bocah kecil gemas itu.

"Ayo mandi, bau!" ucap Raja.

Hagan tersenyum licik, lalu menciumi Raja berkali-kali membuat bocah kecil itu teriak-teriak meminta tolong.

Setelah puas, Hagan bangun dan pergi menuju kamar mandi, meninggalkan adiknya yang masih terdampar di kasur Hagan.

"Huek."

Hagan tertawa mendengar itu. "Kenapa lo bocil?" teriaknya dari dalam kamar mandi.

"ABANG BAU BANGET!!!!" teriak Raja membuat Hagan tertawa di dalam kamar mandi.

Dengan kesal, Raja bangkit dari kasur Hagan. Ia mendekat pada pintu kamar mandi Hagan, lalu menggedor-gedor dengan sangat tak santai.

"Cepat keluar!! Raja mau balas dendam!" teriaknya.

Seakan tak mendengar, Hagan malah bernyanyi kencang dari dalam kamar mandi. Seakan tak di pedulikan, Raja kesal dan tatapan matanya menuju pada saklar lampu yang terhubung dengan kamar mandi.

Ia tersenyum, lalu mengambil bangku dekat meja belajar Hagan, untuk ia naiki dan mematikan saklar lampu yang agak tinggi dari tubuhnya.

Hening, dan Raja berlari keluar. Detik berikutnya, Raja terkekeh karena teriakan Hagan terdengar sampai tangga menuju ke lantai bawah.

"RAJAWALI ARGASYA!!!" teriaknya kencang.

Di meja makan, Raja tertawa tak ada habisnya, membuat Cakra dan Wina terheran-heran.

"Kamu apain lagi abangmu, Raja?" tanya Ayah.

Raja masih tak bisa menghentikan tawanya, ia bahkan sampai terbaring lemas di teras sembari memegangi perutnya.

"Raja?" tanya Ayah lagi.

"Maafkan Raja, Ayah! Abisnya, Bang Hagan ngeselin!" adunya.

"Kenapa?"

"Pas Raja bangunin, dia cium-cium Raja, mulutnya bau banget, sampe Raja huek-huek."

HOME ( SELESAI✓ )Where stories live. Discover now