23. Semua sayang Raja

1.4K 196 4
                                    

- JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN -
-
-
- HAPPY READING -

———

Jam sudah menunjukkan pukul 16.30. Bel pulang sekolah sudah berbunyi setengah jam yang lalu. Namun Jinan, Mandra, dan Jendra masih belum juga pulang. Saat ini, mereka bertiga berada di ruang musik yang ada di sekolah.

"Cabut yuk! Mau hujan kayanya." ucap Jendra.

Jinan dan Mandra sama-sama menoleh pada jendela. Benar apa yang di katakan Mandra, hari ini langit gelap, seperti akan turun hujan.

Mereka berdua kompak mengangguk. Ketiganya mengambil tas masing-masing, dan bergegas keluar dari ruangan itu.

Sekolah masih sedikit ramai, karena banyak anak ekstrakulikuler yang berlatih hari ini. Berbeda dengan Jendra dan Mandra yang fokus berjalan untuk sampai ke parkiran, justru Jinan malah sibuk tebar pesona kepada gadis yang ia temui di koridor.

Langkah Jendra dan Mandra terhenti ketika melihat seorang pria yang tengah duduk di bangku, dekat dengan meja informasi.

Bruk

Ketiganya terjatuh ketika Jinan menabrak mereka. "Goblok, kenapa berhenti sih?!" tanya Jinan kesal.

"Ya lo kenapa nggak lihat-lihat, anjing?!" tanya Jendra kesal.

Sedangkan Mandra, sudah tertawa. Karena pikirnya ini adalah hal yang sangat lucu. Di tambah lagi, gaya jatuhnya mereka tidak ada bagus-bagusnya sama sekali.

Ketiganya bangkit ketika seseorang yang tadi duduk itu kini berdiri di dekatnya.

"Selamat sore!" sapanya, dengan senyum manis.

"Sore Om!" kompak mereka bertiga.

"Boleh saya bicara dengan kalian?" tanya pria itu, membuat ketiganya saling pandang, dan mengangguk.

Disini mereka berada. Di warung belakang sekolah yang biasa mereka kumpul. Di meja mereka, sudah terdapat banyak sekali makanan. Siapa lagi jika bukan Jinan yang memesan. Katanya, karena gratis, ia harus memanfaatkan itu.

"Kalian sudah lama ya berteman dengan Hagan?" tanya pria itu.

Mereka mengangguk. "Om mau bicara tentang apa?" tanya Jendra.

"Saya boleh meminta nomor Hagan? Saya hanya ingin menghubunginya. Saya ingin berbicara dengan dia."

"Nomornya udah nggak kepake Om. Dia udah nggak pegang handphone. Udah lama juga kita nggak dapet kabar dia." jawab Jendra.

"Kalau Cakra?" tanyanya lagi.

"Om Cakra juga. Dia udah ngeblokir semua nomor ataupun sosmed kita."

Pria itu menghela nafas pelan, lalu mengangguk. "Kalian bisa ke rumah nggak nanti malam?"

"Kenapa Om?" tanya Mandra.

"Raja dari pagi tidak keluar kamar. Hari ini dia nggak sekolah karena di skors dari sekolah."

"HAH?" kompak mereka, membuat ucapan pria itu terputus.

HOME ( SELESAI✓ )Where stories live. Discover now