- JANGAN LUPA VOTE + KOMEN! -
-
-
- HAPPY READING -
---
Handphone yang sedari tadi bergetar menampilkan notifikasi panggilan dari nama 'bocil' membuat Hagan mau tak mau menunda aktivitas makannya.
Jam menunjukkan pukul 3 sore, Hagan belum pulang ke rumah karena harus mengikuti ekstrakulikuler yang akan di laksanakan jam 4 sore nanti.
Dengan perasaan sedikit kesal, Hagan menekan tombol hijau untuk mengangkat panggilan itu.
"ABANG!!!"
Reflek Hagan menjauhkan ponsel dari telinganya. Suara Rajawali yang begitu cempreng, membuat ketiga teman Hagan mendengar, padahal tidak ia lock speaker.
"Buset, kuping lo aman nggak Gan?" tanya Mandra.
Jinan tertawa, "Di jadiin toa masjid di kampung gue, bisa nih si bocil."
"Abanggg!!!" Lagi, Raja terus memanggil Hagan karena pemuda itu tak ada suara untuk membalas panggilannya.
"Kenapa cil?" tanya Hagan.
"Kapan Abang pulang?"
"Jam 6 kayanya."
"Lama sekali? Nongkrong dulu pasti? Raja aduin Ayah loh?!"
Hagan berdecak mendengar ucapan adiknya yang sok tau. "Apasih? Gue ada ekskul!"
"Aishhh, kenapa tidak bilang dari awal? Astaghfirullah, Raja sudah suudzon, Abang. Maafin ya?"
"Anjir gemes banget si bocil, mau gue culik." sahut Jinan.
"Suara siapa tuh?"
"Abang ganteng." Jinan menjawab.
"Idih, gantengan Raja, dan Abang Hagan!"
Mendengar jawaban Raja, semua tertawa.
"Kenapa telpon?" tanya Hagan. Karena dari tadi, ia belum tau apa alasan Raja menelponnya.
"Raja mau beli Lego, tapi Abang pulangnya lama."
"Emang punya uang?"
"Punya! Nenek tadi main kesini, dan Raja di kasih uang."
"Abang di kasih engga?"
"Tidak! Abang tidak beruntung."
"Emang cukup buat beli Lego?"
"Ya jika tidak, Raja pinjam dulu uang Abang. Nanti kalau Raja di kasih nenek lagi, Raja bayar."
"Sama aja gue yang beliin lo!"
"Ya tidak apa-apa. Amal, Abang! Sama adik sendiri ngga boleh pelit."
"Cil, nanti gue beliin tapi ada syaratnya!" Kini Jinan yang berbicara.
"Apa tuh?"
"Nanti gue kasih tau kalo kita ketemu."
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME ( SELESAI✓ )
Random"Ayo tumbuh menjadi kakak adik yang saling menyayangi, Raja!" --- Hagan dan Raja itu berbeda darah. Tak peduli kenyataannya, Hagan akan selalu menganggap Raja adalah adik kandungnya yang lahir dari rahim wanita yang sama. "Abang, definisi rumah itu...
