16. Bunda berubah?

1.5K 203 16
                                    

- JANGAN LUPA VOTE+KOMEN! -
-
-
- HAPPY READING -

———

Sudah jam 9 malam namun tak ada tanda-tanda Wina pulang ke rumah. Ketiga pemuda yang masih mengenakan seragam sekolahnya itu masih setia duduk di ruang tv di rumah kediaman Wina. Dari tadi siang, Raja tidak mau keluar kamar, dan hanya mengurung diri di kamar.

"Kalian kalo mau pulang, nggak apa-apa pulang aja, Den. Sudah malem, takut di cariin sama orang tua." ucap seorang wanita paruh baya yang merupakan asisten rumah tangga baru yang akan menjaga Raja mulai hari ini.

Jinan hanya melirik sekilas, lalu kembali fokus pada gamenya. Sedangkan Mandra tengah setia mendengarkan musik lewat earphone. Jendra, pemuda itu tersenyum ramah pada wanita itu, "Nggak apa-apa, Bi. Saya mau nunggu Tante Wina pulang." ucapnya.

Baru saja di bicarakan, sebuah mobil memasuki halaman rumah besar itu. Beberapa saat setelahnya, Wina memasuki rumah bersama dengan salah satu pria yang mereka saja tidak tau siapa pria itu.

"Siapa?" tanya Jinan berbisik pada Jendra.

Jendra hanya menggeleng, pertanda tak tau. Begitupun dengan Mandra yang hanya diam sembari menatap keduanya yang berjalan mendekat ke arah mereka.

"Loh, kalian ada disini?" tanya Wina.

Jendra mengangguk, "Raja ngambek, Bun."

"Kenapa? Jinan ya?" tanya Wina diriingi dengan tawa ringannya. Baru datang, sudah seenaknya menuduh Jinan yang kini sudah tidak mood karena gamenya yang terus menerus kalah.

"Enak aja! Dia tau kalo Hagan ke luar negeri sama Om Cakra." Jawab Jinan yang tentu membuat Wina terkejut.

"Tau darimana?" tanya Wina lagi.

"Temen sekolahnya. Katanya dia tetangga Raja." balas Jinan.

"Terus mana dia?" mata Wina mencari dimana keberadaan Raja.

"Di kamar, dari siang nggak keluar kamar." ucap Jendra.

Setelah mendapat jawaban Jendra, Bunda langsung melangkahkan kakinya menuju kamar Raja, diikuti oleh pria yang tak mereka kenal itu.

"Heh, siapa sih tuh orang? Kok ikut masuk?!" tanya Jinan curiga.

"Mana gue tau?" balas Jendra.

"Apa jangan-jangan dia penyebab orang tua Hagan pisah?" tanya Mandra.

"Jangan asal ngomong dulu. Kita nggak tau kebenarannya gimana." tegur Jendra.

Disisi lain, Bunda mengetuk pintu kamar Raja berkali-kali, namun tak ada sahutan juga dari pemiliknya di dalam sana. Mau tak mau, Bunda mengambil kunci cadangan kamar, dan membukanya.

Terlihat bahwa Raja sudah terbaring di atas kasurnya, dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.

"Raja... Bunda pulang, kamu sudah tidur ya?" tanyanya sembari kaki yang melangkah menghampiri Raja.

Tangan Bunda ingin membuka selimut yang menutupi wajah anaknya, namun Raja sudah lebih dulu menghempas tangan Bunda kasar.

"Loh, kenapa? Kok kasar sama Bunda?" tanya Wina.

HOME ( SELESAI✓ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang