4. Apapun, untuk Raja

2.2K 311 69
                                    

- JANGAN LUPA VOTE + KOMEN! -
-
-

- HAPPY READING -

---

Sebuah motor terparkir begitu saja di halaman rumahnya ketika pemiliknya melihat gerbang rumah besar itu terbuka lebar. Hagan terburu-buru untuk masuk ke dalam rumah untuk mencari sang adik.

"Raja?!!" suara Hagan melengking memenuhi seluruh penjuru rumahnya.

"Gue pulang!! Ayo katanya mau beli Lego?" ucapnya sembari memutar knop pintu kamar milik Rajawali.

Kosong. Hagan tak melihat Raja di kamarnya.

Ia mengeluarkan ponselnya, berniat untuk menghubungi adiknya, namun suara ponsel Raja terdengar di kamar itu, yang artinya Raja tak membawa handphone.

Hagan keluar dari kamar Raja, mencarinya di seluruh ruangan yang ada di rumah besar ini.  Ia mulai panik, ketika tak menemukan adiknya di rumah. Rumahnya benar-benar kosong, tak ada siapapun. Ia berlari keluar rumah untuk mencari adiknya yang tak tau ada dimana.

Hagan keluar gerbang, dari jarak yang agak jauh, ia melihat Raja bersama dengan seorang pria paruh baya yang tak sama sekali ia kenal.

Hagan berlari, pikirannya kalang kabut karena Raja tengah menangis bersama pria itu.

"Raja!!"

Raja menoleh pada Hagan yang mendekat padanya. Nafas Hagan memburu, tangannya langsung mencekal pergelangan bocah kecil itu.

"Kamu kakaknya?" tanya pria paruh baya itu.

Hagan mengangguk, "Maaf, anda siapa ya?" tanyanya dengan tatapan mata yang tak bersahabat.

Pria paruh baya itu terkekeh, "Tenang saja, saya bukan penculik." ucapnya membuat Hagan bernafas lega.

"Tadi saya lewat sini, ngelihat adik kamu lari-lari ngejar kucing. Terus dia jatoh, jadi saya tolongin dan bawa istirahat disini, karena saya nggak tau rumah dia yang mana." jelasnya.

Mendengar itu, Hagan langsung menunduk, mensejajarkan tubuhnya dengan Raja yang masih menangis. "Lo jatoh? Mana yang sakit?" ucap Hagan seraya mengecek seluruh tubuh Raja.

Hagan berdecak, ketika melihat lutut Raja berdarah. "Sakit engga? Ayo pulang, gue obatin." ucapnya.

Sebelum pergi, Hagan menatap pria paruh baya itu, "Maaf om, dan makasih udah nolongin adik saya." ucapnya.

Pria itu mengangguk dan  tersenyum, "Kalo gitu saya pergi dulu."

Setelah pria itu pergi, Hagan menggendong Raja dan membawanya pulang untuk ia obati.

Hagan membawa Raja untuk duduk di sofa ruang keluarga. Ia mengambil kotak P3K yang berada di rak dekat TV.

"Kalo gue suruh tidur ya tidur, jangan malah ngejar-ngejar kucing." ucapnya seraya tangan yang memegang kaki Raja.

Raja hanya diam, tangisnya sudah reda sejak Hagan menggendongnya. Hagan sudah mulai mengobati luka Raja, membuat anak kecil itu berdesis nyeri.

"Sakit, Abang! Pelan-pelan saja tidak bisa?!" ucapnya.

"Ini udah pelan."

HOME ( SELESAI✓ )Where stories live. Discover now