24. Bunda seperti monster?

1.4K 175 6
                                    

- JANGAN LUPA VOTE + KOMEN! -
-
-
- HAPPY READING -

———

Jam menunjukkan pukul 6 pagi, Rajawali sudah bersiap dengan seragam sekolahnya. Padahal, ia berangkat jam setengah 8 pagi. Anak berusia 9 tahun yang menduduki bangku kelas 3 SD itu sekarang berada di dapur, bersama Bi Inah.

"Aduh Den... Atuh Aden duduk aja, biar bibi aja!" ucap Bi Inah ketika Rajawali dengan antusias membantu menyiapkan sarapan pagi.

Rajawali tertawa melihat wajah Bi Inah yang terlihat panik, "Tidak apa-apa, Bi! Raja tidak ingin hanya melihat bibi saja."

"Tapi nanti kalau—"

"Nanti kalau Papah sama Bunda tau bibi di marahin? Engga! Bibi nggak akan di marahin." ucap Raja memotong ucapan Bi Inah.

"Pagi-pagi udah ribut aja sampe kedengeran kamar papah, kenapa ya?" tanya Putra ketika baru saja datang ke dapur.

Bi Inah langsung mengambil piring yang sedang di bawa oleh Rajawali. "Maaf, Tuan." ucapnya dengan kepala yang menunduk.

Putra terkekeh, lalu mendekat pada Rajawali. "Raja bantu Bi Inah ya hari ini?" tanyanya, membuat Rajawali mengangguk.

"Tapi Bi Inah takut di marahin sama papah karena Raja membantu." ucapnya mengadu.

Lagi-lagi Putra terkekeh, "Nggak apa-apa Bi. Saya nggak akan marah. Kan Raja yang mau melakukan sendiri." ucapnya membuat Bi Inah tertawa canggung.

"Oh iya, hari ini ada ulangan ya?" tanya Putra.

Rajawali mengangguk. "Do'akan supaya Raja dapat nilai besar ya!" ucapnya.

Putra tersenyum, tangannya mengusap puncak kepala anak kecil itu pelan. "Pasti! Papah selalu do'akan kamu. Anak Papah ini hebat, pasti bisa." ucapnya.

Raja tersenyum senang mendapat pujian itu. Namun lagi-lagi hatinya selalu menolak ketika Putra selalu berucap bahwa dia adalah anaknya. Dia hanya ingin mendengar kalimat itu dari Cakra, bukan orang lain.

Terdengar suara langkah kaki Wina yang turun dari tangga, membuat Raja bersembunyi dengan cepat di balik tubuh Putra.

"Mas, aku berangkat dulu ya?" pamitnya.

"Kamu nggak sarapan dulu?" tanya Putra.

Wina menggeleng, "Di kantor aja." ucapnya, lalu langsung pergi.

Raja menghela nafas pelan. Ada perasaan lega karena Bundanya tak marah padanya pagi ini. Namun ia merasa sakit hati ketika Bunda sama sekali tak menyapanya, padahal jelas-jelas ia melihat dirinya tengah bersembunyi di balik badan Putra.

Putra menggelengkan kepalanya heran, melihat istrinya yang hanya langsung berjalan tanpa menyapa anaknya terlebih dahulu. Pria itu menarik tangan Raja, agar keluar dari balik tubuhnya. Ia berjongkok, mensejajarkan tingginya dengan Rajawali.

"Kok bersembunyi?" tanya Putra.

"Raja takut..."

"Takut kenapa? Itu Bunda." ucap Putra.

HOME ( SELESAI✓ )Where stories live. Discover now