15. Raja tidak suka di bohongi

1.5K 203 61
                                    

- JANGAN LUPA VOTE+KOMEN! -
-
-
- HAPPY READING -

---

Suara bel yang berbunyi sangat kencang, bersamaan dengan sorakan anak-anak kecil yang berlarian keluar kelasnya masing-masing itu terdengar sampai ke luar gerbang sekolah.

Sudah setengah jam, Mandra, Jinan, dan Jendra menunggu Raja di dalam mobil milik Mandra yang mereka gunakan hari ini. Teriknya matahari membuat mereka memilih untuk menunggunya di dalam mobil. Padahal, jam masih menunjukkan pukul setengah 10 pagi.

Jika kalian bertanya apakah mereka tidak sekolah, jawabannya adalah mereka sekolah. Pagi tadi, mereka rela telat dan berakhir memanjat dinding tinggi yang ada di belakang sekolah, agar bisa mengantar Raja. Sedangkan sekarang, di jam istirahatnya mereka gunakan untuk menjemput si kecil.

"Keluar Jen! Nanti bocil nggak tau kita jemput." ucap Jinan yang langsung dapat tatapan sinis dari Jendra.

Tapi detik berikutnya, Jendra tetap menuruti apa ucapan Jinan tadi. Ia turun, diikuti oleh Mandra. "Lah sial, gue di tinggal?" tanya Jinan pada dirinya sendiri.

Mata Jendra dan Mandra sama-sama mencari Raja yang tak kunjung di temukan. "Mana sih? Banyak banget bocil, pusing gue." ucap Mandra.

Jendra terkekeh, tapi tak menjawab keluhan Mandra. Ia lebih memilih untuk mencari Raja dari sekian banyaknya anak-anak kecil yang berlarian.

Disisi lain, Jinan di dalam mobil tengah memainkan game di ponselnya. "ARGH SIAL! LOST TRACK ASU." umpatnya, sembari tangan yang mengacak rambutnya prustasi.

Tak sengaja, matanya menatap anak kecil yang sepertinya ia kenal dari kaca spion mobil Mandra. Ia mimicingkan matanya, semakin jelas bahwa itu adalah Raja bersama dengan beberapa anak kecil lainnya.

"Ngapain tuh bocah?" monolognya.

Mata Jinan membulat, dan badannya langsung bergerak turun dari mobil ketika melihat salah satu dari teman Raja mendorong Raja dengan sangat kencang.

"HAHAHAHAHA DASAR NGGAK PUNYA TEMEN!" ucap salah satu dari anak kecil laki-laki berbadan besar.

"Selain nggak punya teman, dia juga Ayah Ibunya pisah." sahut teman yang lainnya.

Mendengar itu, Raja tak terima. Ia bangkit, dan mendorong anak kecil yang berucap sembarangan itu. "Jangan asal bicara ya! Ayah Bunda Raja masih sama-sama!" ucapnya.

"Kata mamah aku, Ayah Bunda kamu udah cerai. Ayah kamu pergi ninggalin kamu ke luar negeri sama kakak kamu. Kamu nggak di ajak, HAHAHAHA wleee!!"

Raja diam sejenak, memang pagi tadi ia tak menemukan keberadaan kakak dan Ayahnya. Tapi ia tak percaya begitu saja, karena Hagan selalu bilang, "Apapun itu, kamu harus buktikan dengan diri kamu sendiri. Jangan terlalu percaya sama orang, apalagi orang yang nggak pernah deket sama kamu."

Dengan kesal, Raja mendorong anak kecil itu lagi, membuat teman-teman yang lainnya marah. Kedua tangan Raja di cekal oleh kedua anak berbadan besar. Lalu anak yang tadi jatuh, yang berstatus tetangga rumahnya itu memukul wajah Raja berkali-kali.

"Siram pakai ini, agar seru!!" usul salah satu dari mereka, sembari memberikan air es coklat.

Belum sempat anak itu menyiram Raja, sebuah tangan kekar menghentikan aksinya. Mereka semua mendongak, menatap Jinan yang tingginya berbeda jauh dari mereka.

"Masih kecil udah pembullyan lo cil. Mau jadi apa gedenya hah?!" tanya Jinan dengan tatapan yang tajam.

Lalu matanya melirik kedua anak yang masih mencekal erat kedua tangan Raja. Jinan belum berbicara, baru di tatap saja, mereka sudah melepaskan tangan Raja, dan kabur begitu saja.

HOME ( SELESAI✓ )Where stories live. Discover now