III

1.2K 61 1
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Assalamualaikum readers👋🏻

mohon maaf kalo masih banyak penulisan yang salah
Semoga suka!

Jangan lupa vote, komen dan share
Selamat membaca sayang-sayangkuuuu🤩

°
°

~🕊️~

Ndalem..

"Beneran Gus yang bawa Hanin ke UKS?" Gus Abi Bertanya sambil sesekali menyeruput kopi yang masih berasap.

"Nggih Abizar, saya bingung disitu. Apalagi pas temennya marah-marah, dia keliatan panik banget, yaudah gaada pilihan lain". Jelas Gus Rafan yang masih fokus dengan kitab dihadapannya.

"Wah bahaya ini Gus, kayanya pesantren ini bakal kedatangan menantu haha-".

"Lohh siapa yang mau menikah nak?" Tiba-tiba Umma Hanum datang sambil membawakan segelas susu.

Gus Rafan membenarkan posisi duduk dan Segera meletakan kitabnya di meja. "Ngga umma, Abi cuma becanda itu". Balas Gus Rafan sambil mendekat kearah ummanya dan mencium punggung tangannya. Gus Abi juga ikut melakukan hal yang sama.

Umma Hanum mengajak keduanya duduk di sofa, dia meletakkan segelas susu itu di meja. "Ya Ndak papa kalo emang beneran juga, umma seneng kok". Jawaban umma membuat Gus Rafan mendelik kesal pada Gus Abi yang malah dengan santai memperlihatkan deretan giginya yang putih.

"Udah ada calonnya nak? umma seneng kalo anak umma segera menikah. Umur kamu juga sudah cocok". Lontar Umma Hanum dengan senyuman kecil.

Rafan Alvarendra adalah putra dari kyai ahmad Hanif dan Nyai Hanum, sedangkan Gus Abi hanyalah keponakan beliau yang ditugaskan di pesantren ini.

Gus Rafan hanya menampilkan senyum kepada sang ibu, namun hatinya ingin sekali menghujat Gus Abi sekarang.

"Kayanya nanti Umma, Rafan nunggu Abi dulu, dia juga udah punya calon, ya ngga bi?" Sekarang giliran Gus Abi yang panik, dia terlihat sedang menyiapkan jawaban.

"Wah iya toh bi? Kalo gitu nanti Umma segera kasih tau umi mu di tegal, langsung suruh kesini saja. Tidak baik kalo terus ditunda-tunda" Umma Hanum terlihat sangat bahagia mendengarnya, Gus Abi juga sudah dianggap seperti putranya sendiri.

"A-anu umma, e-engga kok, Gus Rafan ini becanda aja he-he". Gus Abi tertawa garing, membuat Gus Rafan ingin segera tertawa terbahak-bahak namun ia tahan.

"Kalian ini becanda saja terus, sudah-sudah mending kalian makan siang saja ayo" umma Hanum beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan keduanya.

"Kamu sih bi bawa-bawa nikah, udah ah saya mau makan" Gus Rafan meninggalkan Gus Abi yang masih cengengesan.

"Loh Gus ini susunya belum diminum" Gus Abi sedikit berteriak.

"Buat kamu aja bi, habisin. Awas aja kalo ngga habis" balas Gus Rafan tanpa menoleh ke lawan bicaranya.

"Hadduh, saya lagi yang kena. Su kamu diem dulu disitu ya, saya mau makan dulu. Kamu ngobrol aja sama kopi" Gus Abi meninggalkan ruang tamu sambil tertawa cekikikan. Gus satu ini memang aneh, kadang galak kadang juga jadi pelawak seperti tadi.

~🕊️~

Selesai makan, Gus Rafan naik menggunakan tangga menuju lantai dua, lebih tepatnya ingin ke kamarnya. Gus Rafan akhirnya bisa merebahkan tubuhnya di kasur, dia sedikit menaikan bantal untuk mencari posisi yang nyaman. Dia mengambil ponselnya diatas nakas, semenjak kemarin malam dia sama sekali tidak membuka benda itu.

Cinta DyaDraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang