IV

1.2K 53 0
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Assalamualaikum readers👋🏻

mohon maaf kalo masih banyak penulisan yang salah
Semoga suka!

Jangan lupa vote, komen dan share!
Selamat membaca sayang-sayangkuuuu🤩

°
°

~🕊️~

Kejadian kemarin? Maksudnya apa?

Selama beberapa detik terjadi keheningan diantara ketiganya, Mereka seolah sedang bergelut dengan pikirannya sendiri.

Terdengar helaan nafas dari Gus Rafan, sepertinya dia peka bahwa Hanin belum tahu soal kejadian kemarin. "kema-"

Belum sempat menjelaskan, Alisha lebih dulu memotong ucapannya. "E-em afwan Gus, sebelumnya saya memang belum bercerita kepada Hanin, jadi biar saya saja nanti yang sampaikan. kami permisi Gus, terimakasih untuk gelangnya. Assalamualaikum". Alisha menarik pergelangan Hanin yang masih mematung di tempat.

Hanin hanya bisa mengikuti, dia terlalu sibuk memikirkan hal ini sampai-sampai tidak merasakan jika dirinya dibawa pergi oleh Alisha.

Gus Rafan yang melihat kepergian mereka berdua hanya bisa diam dan menunduk, dia takut jika Hanin tidak bisa menerima kenyataan ini.

"Gus!" Tiba-tiba saja seseorang menepuk pundak Gus Rafan.

"Allahuakbar" Gus Rafan terlonjak kaget, dia membalikkan tubuhnya menghadap sang pelaku. "Astaghfirullah Abi! Kalo saya jantungan kamu mau tanggung jawab?!" melihat bahwa itu Gus Abi, langsung membuatnya mendelik kesal.


"Ngapain si Gus? Kok bengong gitu, hehehe jangan marah ya.." Gus Abi cengengesan sembari menunjukkan 2 jari nya membentuk simbol peace.

Gus Rafan hanya diam, malas meladeni pertanyaan Gus Abi.

"Gus katanya mau saya antar kasih gelang ke Hanin, jadi nggak?"

"Gausah, gaperlu. Udah, saya mau ke cek pembangunan, trus mau ke ndalem. Assalamualaikum". Tanpa menunggu balasan, Gus Rafan melangkahkan kakinya menjauh dari Gus Abi. Gus Abi yang melihat hanya mengerutkan keningnya heran "walaikumsalam.. Apa Gus Rafan marah ke saya?" gumamnya sambil menunjuk dadanya sendiri.

Selama perjalanan setelah mengecek pembangunan kamar untuk asrama putra, Gus Rafan masih saja memikirkan kejadian tadi. "Ya Allah kenapa saya jadi kepikiran begini.." gumam Gus Rafan sedikit lesu.

"Assalamualaikum Umma.." Gus Rafan masuk ke ndalem, dia tidak mendapati kehadiran Umma-nya disana.

Gus Rafan mendengar suara percikan dari arah dapur, sepertinya Umma-nya berada disana. Dia segera melangkahkan kaki kesana. Saat sampai, Gus Rafan tidak melihat ada Umma-nya disana, melainkan hanya ada seorang gadis yang sedang berkutat dengan piring-piring kotor.

"Dya.. kalo sudah temani umma siram tanaman di belakang ya!" terdengar teriakan Umma Hanum dari belakang ndalem.

Gadis itu pergi ke pintu belakang, "nggih umma sebentar lagi selesai". Sahutnya. Saat gadis itu berbalik badan, dia kaget mendapati Gus Rafan ada di dapur. Gus Rafan yang melihat juga kaget, kenapa dia bisa ada disini.

Cinta DyaDraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang