XXXV

742 60 6
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh🙏🏻

Vote nya kak
🌟🌟🌟
૮₍⑅˶•▿•˶⑅₎ა

°•Happy Reading•°

°
°
~🕊️~

"Makasih ya mas, saya puas sama hasilnya" ungkap Gus Rafan seraya tersenyum manis.

"Terimakasih kembali karna sudah memakai jasa kami mas. Kalau begitu kami pamit dulu"

Setelah bersalaman dan mengantarkan tamunya keluar, Gus Rafan kembali masuk ke dalam rumah menemui anggota keluarganya.

"Hanin ga expect mas bener-bener gambar bulan di atap kamar" ungkap Hanin yang masih terlihat agak syok..

"Bagus sayang, jadi berasa liat pemandangan" balas Gus Rafan seraya tersenyum bangga.

"Tiba-tiba banget pengen gambar bulan begitu kenapa nak?" Tanya ayah Kaifan yang juga sekaligus keheranan.

"Gatau yah, tapi seneng aja gitu liatnya"

"Yasudah kalo memang maunya begitu, lagi pula emang bagus kok"

"Emang ayah udah liat?" Tanya Hanin sembari menaikan satu alis, terlihat begitu tidak percaya.

"Belum sih"

"Yaudah ayo kita liat hasilnya, tadi Rafan liat si bagus" ajak Gus Rafan membuat mereka mengangguk dan langsung beranjak menuju kamar.

"Subhanallah.." satu kata yang terlontar dari lisan bunda Aisyah. Bukan memuji, melainkan terkejut.

"Gimana? Bagus kan?" Tanya Gus Rafan sembari membanggakan langit-langit kamar yang sudah terisi oleh gambar bulan, bintang, awan, bahkan planet yang cukup banyak.

Hanin benar-benar dibuat tercengang.

"Hm bagus, berasa lagi di taman kanak-kanak" entah pujian atau apa yang terlontar dari lisan ayah Kaifan ini.

"Lucu kan? Ya ngga sayang" Gus Rafan meminta pendapat sembari merangkul pundak istrinya.

"I-iya mas, bagus" sahut Hanin seraya tersenyum penuh tekanan.

"Yaudah deh ayah mau ke kantor dulu" pamit ayah Kaifan.

Mereka mengangguk dan langsung menyalami tangannya sebelum ayah Kaifan dan bunda Aisyah meninggalkan kamar.

"Emang gaada desain lain mas?" Tanya Hanin yang masih saja memandangi langit-langit kamarnya.

"Gaada sih, ini udah yang paling bagus" balas Gus Rafan membuat Hanin menengguk saliva-nya kasar.

Drtt..drtt..

Suara dering ponsel membuat Gus Rafan segera mengambil benda pipih itu dari atas nakas. "Walaikumsalam, kenapa Syam?"

Cinta DyaDraحيث تعيش القصص. اكتشف الآن