XXXI

1K 70 9
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh
_-Ahlan wasahlan-_

Ngabuburitnya baca Cinta DyaDra yaaaq
Kak knp judulnya cinta DyaDra?
Gatau, yg pnting ada judulnya😊🙏🏻
Sekian terimakasih

°•happy reading🦋•°

°
°
~🕊️~

"Dani nelfon kamu ngga?" tanya Gus Rafan tiba-tiba membuat Hanin mengernyit bingung.

"Ada mas, tadi malem. Tapi ga sempet Hanin jawab, keburu pusing" balasnya membuat Gus Rafan mengangguk saja.

"Kenapa? Kok tiba-tiba nanyain Dani?"

"Nanti juga tau.. sekarang kita ke dokter dulu" ujarnya membuat bola mata Hanin melebar seketika.

"E-eum Hanin udah ngga pusing lagi mas, suer" balas Hanin dengan memberikan simbol dua jarinya.

"Ya gapapa, seenggaknya kita tau kenapa kamu bisa pusing sama mual-mual gitu"

"Aaaa Hanin gamau mas, plisss.." rengek Hanin sembari menghentak-hentakan kakinya.

"Harus sayang.."

"Gamau.. hiks" Hanin Tiba-tiba menangis membuat Gus Rafan seketika panik.

"Eh-eh kok nangis, cup-cup" Gus Rafan mendekat dan segera memeluk tubuh istrinya.

"Hiks.. Gamau ke dokter.." cicit Hanin tanpa membalas pelukan suaminya. "Tapi nanti kamu pusing lagi gimana?"

"Hiks..hiks.." Hanin masih tetap menangis, bahkan Pertanyaan Gus Rafan sama sekali tidak digubris olehnya.

"Aish, iya-iya ga ke dokter" final Gus Rafan membuat Hanin langsung membalas pelukannya.

Gus Rafan mengusap-usap punggung Hanin yang kini tengah sesenggukan. Dia merasa heran kenapa akhir-akhir ini istrinya gampang menangis dan sikapnya yang tiba-tiba berubah seperti anak kecil.

Hanin merenggangkan pelukan itu, membuat Gus Rafan tersadar dari lamunannya. "Makasih mas.." ungkapnya.

"Yakin ga pusing lagi?" Tanya Gus Rafan memastikan.

"He em, kalo pusing lagi ke dokter" balas Hanin membuat Gus Rafan tersenyum menyetujui. "Yaudah cup, jangan nangis ya.." Gus Rafan mengusap bekas turunnya air mata Hanin dengan menggunakan ibu jarinya.

Drtt.drtt..

Deringan ponsel membuat Hanin melepaskan pelukan Mereka dan beralih mengambil benda pipih itu.

"Siapa sayang?" Tanya Gus Rafan yang ikut penasaran.

"Dani mas" balasnya. Gus Rafan hanya mengangguk sembari mendudukkan diri di sofa.

"Hiks hiks.. Kaka maafin daniiii" baru saja mengangkat telfon, Hanin sudah dibuat heran dengan adiknya yang menangis di sebrang sana.

"Niel? Minta maaf kenapa?"

"Hiks.. kak Rafan belum kasih tau Kaka?" Balasnya membuat Hanin segera menoleh pada Gus Rafan yang tengah bersantai dengan sebuah kitab di tangannya.

Hanin menggeleng walaupun adiknya tidak bisa melihat itu. "Enggak, emangnya kenapa?"

"Plis bilangin ke kak Rafan jangan hukum dani hiks"

Cinta DyaDraWhere stories live. Discover now