XII

1.3K 63 5
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

ASSALAMUALAIKUM semuanya!!!

Ikan sepat ikan tongkol
Yang baca pasti nyangkol
Eak
xixixi

Vote dulu ga?
Ya iyalah!
Nanti digigit dinosaurus
Rawr!!!

Selamat membaca🦋

°
°
  
~🕊️~
  

5 jam perjalanan telah mereka lalui, hingga kini mereka telah sampai di masjid yang ingin Nafisha kunjungi. Mereka bertiga keluar dari mobil, dilihatnya sekitaran masjid ini lumayan ramai oleh pengunjung. Mereka memutuskan untuk masuk dan melaksanakan sholat dhuhur di masjid itu.

Setelah melaksanakan sholat, Gus Rafan keluar untuk melihat-lihat area masjid. Cuaca yang berawan menjadikan suasana disini terasa sejuk dan nyaman, bahkan orang-orang duduk di bangku yang tersedia di luar masjid, tak sedikit juga yang terlihat hanya duduk lesehan saja.

Gus Rafan melangkahkan kakinya untuk sekedar jalan-jalan saja, sedangkan Gus Abi tadi bilang padanya bahwa dia akan menyusul, jadi Gus Rafan berjalan sendiri menyusuri keindahan masjid ini.

Angin yang berhembus kencang membuat sorban yang tadinya terslampir di pundak kini terbang mengikuti arah angin.

"Astaghfirullah!" langsung saja Gus Rafan mengejar perginya sorban itu.

Disisi lain, seorang wanita tengah berdiri di pagar pembatas masjid sembari memandangi kebun teh yang berada di belakang masjid.

Saat sedang asik menikmati keheningan, tiba-tiba saja sebuah kain datang menabrak bagian belakang tubuhnya, sontak hal itu membuat dia terlonjak kaget dan segera mengambil kain itu.

"Sorban???" Batinnya bertanya-tanya darimana sorban ini datang.

"Maaf mbak, itu sorban saya".

Deg

Suara itu..

Dia langsung memutar arah tubuh, melihat siapa orang yang mengakui sorban yang kini berada di genggamannya.

"Hanin?"

"Gus Rafan?"

Mereka saling melemparkan pandangan selama beberapa saat sebelum Hanin memutusnya lebih dulu.

"Hanin, kamu disini?" Gus Rafan terbelalak kala melihat gadis dihadapannya adalah dia yang selama ini dicari-cari.

"G-gus Rafan sedang apa d-disini?" bukannya menjawab, Hanin malah kembali bertanya dengan perasaan campur aduk.

"Saya disini ingin bertemu denganmu Hanindya.."

Hanin memejamkan kedua mata dan menarik nafasnya dalam-dalam. "ngga Hanin! Ini pasti mimpi lagi" batinnya tidak menerima bahwa ini adalah nyata.

"Hanindya..?" Tegur Gus Rafan saat melihat Hanin hanya diam bergeming.

"Ini bukan mimpi?" Gumamnya yang terdengar jelas ditelinga Gus Rafan.

"Tidak Hanin.. saya benar-benar disini, dihadapan kamu" ucapan Gus Rafan membuat Hanin mendongak menatap matanya sekilas.

"Untuk apa Gus? saya sudah tidak ada urusan dengan anda" jantung Hanin kini berdetak sangat kencang, nafasnya tercekat, dia merasa hatinya kembali terluka saat melihat Gus Rafan disini.

Cinta DyaDraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang