VII

1.1K 52 0
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Assalamualaikum readers👋🏻

mohon maaf kalo masih banyak penulisan yang salah
Semoga suka!

Jangan lupa vote, komen dan share
Follow akuuuuuu dong kak
nanti dapet permen
Selamat membaca qaqa🤩

°
°

~🕊️~


"Haniiiin kamu kemana aja sihhhh, hiks hiks maafin aku ninn.." setelah kepergian Umma Hanum, Alisha langsung mendekap tubuh Hanin, dia mengeluarkan tangisan yang sedari tadi dia tahan.

Hanin mengusap-usap punggung Alisha, "maaf ya lish, udah buat kamu khawatir. Maafin Alish juga ya Tan, Clar, ly.." Hanin menatap teman-temannya bergantian.

"Tapi kamu gapapa kan nin?"Alisha melerai pelukannya dan beralih memegang kedua pundak Hanin.

"Aku gapapa lish" Alisha tersenyum kemudian menurunkan tangannya.

"Terus kok Umma Hanum bisa ada disini mbak" Lily bertanya sembari mengambil segelas air untuk diberikan kepada Alisha.

"Minum dulu mbak.." Lily menyodorkan gelas tadi, Alisha meminumnya sampai menghabiskan setengah gelas.

Hanin tersenyum. "umma Hanum yang nawarin buat anterin mbak, mbak juga gatau apa-apa, bangun-bangun udah ada di kamer ndalem.." Hanin menatap kosong kearah depan, dia jadi bertanya-tanya lagi tentang kejadian tadi malam setelah dia memutuskan untuk meninggalkan Gus Rafan di pinggir kolam teratai.

"Udah jangan dipikirin terus, mending kamu istirahat dulu nin" intan menyarankan agar Hanin tidak kembali berlarut-larut dalam fikirannya. Tadi malam Alisha sudah menjelaskan kepada semuanya tentang kepergian Hanin sekaligus penyebabnya.

Hanin tersadar dari lamunannya kemudian dia tersenyum haru karna teman-temannya begitu peduli pada dirinya.

Hanin melirik ke arah jam yang terpajang di dinding, menunjukkan pukul 05.45. "Clara, Lily.. kalian siap-siap berangkat sekolah ya, nanti kesiangan".

"Iya mbak" jawab mereka serentak, setelahnya mereka bersiap untuk berangkat sekolah.

"Alisha kamu bawa Hanin keluar dulu ya, aku mau bersihin kamar" Intan berdiri dan mengambil sapu dibelakang pintu.

"Sipp, sekalian sarapan ya. Aku sama Hanin tunggu diluar" jawabnya sambil memperlihatkan jempol.

"Okey" Setelahnya Alisha dan Hanin keluar dari kamar dan memilih berdiri di samping dinding pembatas.

Mereka memandangi gunung-gunung yang menjulang tinggi, terlihat sangat cantik walaupun dari kejauhan. Matahari pagi yang ikut menampakan sinarnya, burung-burung yang berkicauan membuat siapapun yang melihatnya akan terpesona oleh keindahan alam.

"E-eum nin, kamu ga marah kan sama aku?" Alisha membuka suara dikala keheningan melanda.

Hanin menoleh pada Alisha dengan tatapan sendu. "enggak lish, semua sudah terjadi. Aku ga marah sama kamu ataupun..-" Hanin menghembuskan nafas sesaat. "aku cuma kecewa.." sambungnya.

"Kamu boleh kecewa, tapi kamu ga boleh berlarut-larut dalam kesedihan nin. Ini pasti udah takdir, Allah pasti bakal ganti kekecewaan kamu dengan hal yang mungkin ngga pernah kamu pikirin sebelumnya" Alisha mengelus-elus lengan Hanin. Meskipun tingkahnya lebih sering kekanak-kanakan, tapi ia tau dimana tempat harus bersikap dewasa.

Cinta DyaDraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang