XXIV

1.2K 56 2
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Assalamualaikum
Ahlan wasahlan beibb

Vote dulu ayoooooo
Ak tunggu kabar baiknya

°• happy reading🦋 •°

°
°
~🕊️~

Gus Rafan terbangun dari tidurnya saat waktu menunjukkan pukul 03.50. Dilihatnya Hanin yang masih terlelap dengan posisi memeluknya.

Gus Rafan memiringkan tubuh dan menumpu kepalanya dengan satu tangan. Dia tersenyum memandangi wajah teduh Hanin yang masih terlelap dengan nyenyak. Satu tangannya yang lain bergerak menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah istrinya.

"Sayang.. bangun yuk" titahnya dengan suara Serak khas bangun tidur.

Hanin tetap memejamkan mata walaupun tangan Gus Rafan sudah bergerak mengelus-elus pipinya, rasanya dia enggan untuk membuka mata.

"Sayang.. tahajud dulu.." Gus Rafan terus berusaha membangunkan Hanin.

"Ngantuk mas.." sahut Hanin tanpa membuka mata.

"Bangun dulu sayang.. mandi" Gus Rafan mengecup kedua mata Hanin yang masih terpejam.

Perlahan kedua mata Hanin terbuka. Dia menyipitkan matanya karna cahaya lampu yang membuatnya merasa silau.

"Baca doa dulu sayang.." titah Gus Rafan membuat Hanin mengangguk lesu dan segera membaca doa bangun tidur didalam hati.

"Masih ngantuk ya istri mas?" Tanya Gus Rafan hati-hati.

Hanin hanya mengangguk, dia benar-benar merasakan kantuk yang luar biasa karna baru tidur dua jam yang lalu. Ditambah dengan semua anggota tubuhnya yang terasa sangat pegal membuatnya enggan meninggalkan ranjang.

"Bersih-bersih dulu yu" ajak Gus Rafan sembari bangun dari tidurnya.

Hanin merentangkan kedua tangan, Gus Rafan yang paham langsung membantu istrinya untuk bangun.

"Awsss.." ringis Hanin saat tubuhnya dipaksakan untuk berdiri, akhirnya dia kembali duduk di tepi ranjang.

"Ya Allah kenapa sayang, sakit ya?" Gus Rafan terlihat begitu khawatir sekarang.

"Perih mas" lirih Hanin sembari meremas selimut disampingnya.

Kini Gus Rafan terlihat bingung, dia juga jadi merasa bersalah karna ini semua pasti terjadi gara-gara ulahnya tadi malam. "Duduk dulu, jangan dipaksain.."

Hanin mengangguk, rupanya cukup lama ia menetralisir rasa sakit. Karna takut waktu subuh datang, dia akhirnya memaksakan diri. "Udah mas, gapapa"

"Serius? Masih sakit ngga?" Tanya Gus Rafan memastikan.

"Gapapa.. Hanin mau mandi, ntar keburu subuh"

"Yaudah yuk mandi" ajak Gus Rafan membuat kedua mata Hanin melebar. "Ih mas aja sana" jawabnya sembari mengalihkan pandangan.

"Emang kamu bisa mandinya hm? Katanya sakit..?"

Hanin menunduk, benar juga apa yang dikatakan Gus Rafan. Untuk berdiri saja rasanya sudah sangat ngilu, apalagi jika harus membersihkan tubuhnya sendiri?

"Jangan malu, bahkan Siti Aisyah juga pernah mandi bersama Rasulullah. jadi sekarang mandi sama mas ya?"

Gus Rafan tersenyum saat melihat Hanin menganggukkan kepalanya tanda setuju. Langsung saja dia membopong tubuh istrinya ke kamar mandi.

Cinta DyaDraWhere stories live. Discover now