15 | she; a gone girl

4.7K 475 30
                                    

"A-apa anda bilang?" seruku setengah kaget dan bingung, tidak habis pikir dengan apa yang kudengar barusan dari mulut Nyonya Carpenter, "Julia menghilang? Bagaimana bisa?"

Nyonya Carpenter berkata dengan tergesa-gesa, "Aku buru-buru, Jason. Tidak ada waktu dan aku harus segera pergi," katanya, seolah menjawab pertanyaanku adalah sebuah hal yang sangat-tidak-penting-sekali bagi hidupnya. Aku bisa melihat kerutan yang berlebih di kening wanita itu. Seketika aku menjadi ingat, aku pernah membaca sebuah artikel psikologis yang menjelaskan bahwa mungkin saja seseorang begitu frustasi dan tertekan sehingga ketika dalam keadaan seperti ini, Nyonya Carpenter tidak lagi mengacuhkan orang-orang di sekitarnya yang peduli akan masalahnya.

Sebelum sempat Nyonya Carpenter masuk ke mobil-di mana sudah ada suaminya di balik kemudi-aku segera bertanya, "Apakah anda ingin melapor polisi?"

Aku dibuat kaget karena wanita itu berkata, "Tidak!" Dan kulihat bola mata wanita itu melebar, penuh kewaspadaan, seakan ia sangat tidak ingin jika polisi tahu hal ini. "Aku tidak akan-ah, maksudku, ini belum satu hari," lanjutnya dengan nada setengah defensif lalu seketika masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi penumpang, di samping suaminya.

Aku berseru, setengah berteriak padahal mobil kedua pasangan itu belum melaju, "Saya harap hal buruk tidak terjadi dengan Julia, tuan dan nyonya!"

Nyonya Carpenter menatapku datar tanpa ekspresi dari balik kaca di kursi penumpang, dan aku membalas pandangannya terhadapku hingga akhirnya aku tidak bisa melihat wajahnya lagi karena mobil sudah melaju dan perlahan kelihatan mengecil di kejauhan.

"Jason?"

"Jason!"

"A-apa?!" aku tergagap sebelum akhirnya menyadari bahwa Mom sedang mengernyit heran ke arahku sambil menggeleng-gelengkan kepala. Rupanya sejak tadi aku melamun.

Mom berdecak pelan selama kurang lebih tiga hitungan sebelum sesudahnya bertanya apa yang sedang kupikirkan, "Apa yang sedang kau pikirkan?" tanyanya, "Lihatlah, makananmu sampai lembek begitu," cela Mom sambil melihat makanan di piringku dengan tatapan yang menganggap bahwa makananku ini menjijikkan seperti kotoran.

"Tidak, aku hanya...." jawabanku menggantung pada kata 'hanya' dan entah mengapa aku tidak sanggup menyelesaikan kalimatku.

Ketika Mom telah selesai dengan satu gelas susunya, dia bertanya, "Apakah karena... tetangga yang hilang?"

Ya, Mom benar. Aku masih memikirkan perihal Julia yang menghilang beserta Nyonya Carpenter yang bertingkah aneh setiap kali aku bertanya-tanya padanya akhir-akhir ini.

Kemarin pagi, ketika aku baru saja keluar dari pintu depan untuk menghirup udara segar, tahu-tahu aku melihat wanita itu-Nyonya Carpenter-sedang mondar-mandir di pelataran rumahnya dengan kekesalan yang bisa kulihat dari ekspresi wajahnya. Aku juga melihat Tuan Carpenter yang berdiri di ambang pintu rumahnya, berdiri mematung tanpa melakukan pergerakan apa pun dan hanya bisa memandangi istrinya yang berjalan berputar-putar. Kuamati mereka berdua selama beberapa detik dan kudapati Nyonya Carpenter sesekali mengumpat pada suaminya, "Ini semua gara-gara kau!" Dan perkataan lain, menyalahkan Tuan Carpenter.

Aku mendekati pasangan itu dan bertanya ada apa sebelum setelahnya Nyonya Carpenter menjawabku dengan membentak kasar, menjelaskan bahwa Julia telah menghilang. Ya, begitulah kejadian kemarin pagi.

Sedetik kemudian aku tersadar lagi dari lamunanku karena kudengar Mom terkekeh yang membuatku membatin itu sama sekali tidak lucu.

"Mom...!" aku merengek dengan nada memaksa-seperti anak kecil yang minta dibelikan mainan-membuat Mom berhenti tertawa dan sekarang berubah serius mengarah padaku. "Apakah kau tidak curiga, Mom?" tanyaku, dengan nada setengah defensif kalau-kalau Mom nanti malah terus mengejekku bukannya memberiku saran agar aku tidak terus-terusan melamun.

Ten Rumors about the Mute GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang