1.4 : our feeling

693 155 87
                                    

- ending fairy -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- ending fairy -

Masih pada malam yang sama. Jiji kembali menyeka air mata yang terus turun dari pipi gadis di hadapannya. Dia jadi merasa bersalah karena membuat perempuan tersebut menangis.

"Jangan nangis lagi, Jeje jadi jelek ih. Lagian, Jiji bisa datang lagi ke sini. Terus, ada Jwi yang akan menemani Jeje," ucap Jiji. Sekadar informasi, Jwi itu adalah nama dari boneka bebek kesayangan Jiji.

"Beda ih! Jwi itu boneka, kalau kau itu manusia." Jeje mendengus kesal.

"Jiji bukan manusia."

"Eh iya lupa." Jeje terkekeh.

"Sekarang kita ngapain? Kau tidak mengantuk? Ini sudah malam, angin di sini juga gak bagus untuk kesehatan."

"Sebentar lagi, Jiji lagi mau sama Jeje, dan lihat bulan," tolak Jiji. Ia kembali mengadah menatap bulan purnama yang sangat indah di sana. Pemuda itu tersenyum tipis, walau hatinya sedikit gusar.

Jeje memperhatikan gerak-gerik pemuda itu, Jiji terlihat tampan. Lebih dari siapapun yang pernah dia lihat, kecuali Ayah dan kakaknya. "Sebenarnya aku tau kenapa ayah melarangku pergi ke sini."

"Kenapa?" Jiji menoleh, tangannya terangkat untuk mengusak rambut legam milik Jeje.

"Karena ibu."

"Ibumu kenapa?" tanya Jeje.

"Ibuku sudah tiada. Ayah masih sedikit trauma dengan hal itu. Jeje tau tidak? Semua orang mengira kalau aku tidak tau kematian ibuku, tapi itu tidak benar. Aku sangat mengetahui bagaimana ibuku bisa tiada." Jeje masih menatap Jiji dengan lekat, membiarkan pemuda itu menceritakan sesuatu padanya.

"Ibuku seorang manusia. Waktu masih muda, Ayah pergi ke dunia manusia seperti diriku. Dengan cara yang sama." Jiji menatap hangat gadis yang ada di depannya.

"Ibu dan ayah menikah di sini, di dunia ini lebih tepatnya. Jadi, bisa dibilang aku ini tidak sepenuhnya peri. Tapi, ada darah manusia yang mengalir di tubuhku," lanjutnya.

"La-lalu? Kenapa ibumu bisa tiada?"

"Awalnya berjalan lancar, sebelum kakek dan nenek dari ibuku meninggal. Ayah mengajak ibu pergi ke bangsa Vion. Saat itu, ibu sedang mengandung diriku selama sembilan bulan. Intinya, kakek dari ayahku tidak merestui hubungan mereka." Jiji menunduk diiringi dengan helaan napas berat, Jeje pun meraih tangan itu dan menggenggamnya erat.

"Bangsa Vion punya larangan. Kita tidak boleh memiliki hubungan lebih dari teman dengan seorang manusia. Itu sudah hukumnya, dari leluhur. Konsekuensinya ada dua, yang pertama para peri akan diambil kekuatannya dan pencopotan jabatan. Bisa dibilang, diasingkan dari sana dan dibuang ke dunia manusia.

Ending Fairy | Park Jisung✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang