1.9 : Jaehyun

504 146 25
                                    

- ending fairy -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- ending fairy -

Jaehyun sudah pulang. Dia tersenyum hangat kala Jiji menyambutnya di ruang tamu dengan segelas teh hangat. "Kak Jaehyun pulangnya larut sekali, Jeje sudah tertidur karena menunggu."

"Kau sendiri kenapa tidak tidur? Tidak perlu menungguku," tutur Jaehyun yang kini menerima cangkir teh dari Jiji.

"Hanya ingin memastikan kondisi Kak Jaehyun aja. Setelah ini, aku pasti tidur." Jaehyun mengangguk. Keduanya kini terdiam, Jiji pun melirik sekilas ke arah tangan Jaehyun yang dipenuhi oleh luka gores. Miris.

Pemuda itu berdiri dari tempatnya dan segera mencari kotak P3K. Jaehyun cukup tersentak kaget ketika Jiji menarik tangannya. "Tangan ini adalah tangan yang sudah membantu Jeje tumbuh besar. Tangan ini juga yang akan membantu Jeje nantinya," ucap Jiji sambil mengolesi obat merah ke luka Jaehyun.

"Jeje pasti sedih kalau lihat ini, Kak." Jaehyun menghela napasnya pelan. Apa yang dikatakan oleh Jiji itu ada benarnya, Jeje pasti sangat sedih kalau tau dia bekerja sebagai buruh sekarang.

"Pengorbanan yang begitu besar Kak Jaehyun, pasti akan kubalas suatu hari. Bukan besok atau lusa, tapi aku akan membalasnya," lanjut Jiji sambil tersenyum hangat.

"Dengan apa kau akan membalasku?" Jaehyun terkekeh kecil sambil menarik tangannya dari genggaman Jiji.

"Aku ... akan menjaga Jeje seumur hidupku, memberinya kebahagiaan dan juga perlindungan. Apa itu cukup?"

"H-hah?" Jaehyun cukup tercengang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"H-hah?" Jaehyun cukup tercengang.

"Aku mencintainya. Kak Jaehyun mengerti maksudku, bukan? Kak Jaehyun sudah menjaganya sampai sebesar ini, berkorban begitu banyak untuk dia. Izinkan aku membayar semua pengorbananmu dengan membuatnya bahagia, melindunginya, dan menjaganya seumur hidupku," imbuh Jiji sambil menatap penuh harap pada pria itu.

Jaehyun terdiam, ia benar-benar tak tahu harus mengatakan hal apa lagi. Pernyataan Jiji cukup mendadak, tapi bisa dilihat kalau pemuda yang ada di hadapannya tidaklah main-main. "Aku ...."

"Kak Jaehyun tidak perlu khawatir, aku tidak akan membuatnya menangis ataupun sedih. Aku akan berusaha semampuku menjaganya, seperti yang Kak Jaehyun."

"Kau yakin? Ji, yang kau bahas sekarang sudah mengarah ke pernikahan. Maksudku, kau masih muda. Apa kau yakin perasaanmu padanya akan terus sama seiring berjalannya waktu? Apa kau benar-benar bisa menjamin hal ini padaku?" tanya Jaehyun dengan sorot tajam andalannya.

Jiji mengembuskan napasnya kasar. "Tidak akan. Ini pertama kalinya bagiku merasakan hal ini, hanya pada Jeje. Dan, aku yakin dia adalah orang pertama sekaligus orang terakhir yang mengisi hatiku selamanya," jawab Jiji dengan penuh ketulusan.

Jaehyun tersenyum. Ia tahu ini terlalu dadakan. Tapi, dia yakin kalau Jiji tidak akan mengingkari apapun yang ia ucapkan. Walau pemuda ini menyandang gelar 'polos', tapi Jiji bisa gentle pada waktunya. Seperti sekarang ini, hanya untuk adik kecilnya itu—Jeje. Jaehyun menepuk pundak Jiji sambil mengangguk kecil.

"Suatu hari nanti, aku akan menyerahkannya padamu hingga akhir hayatnya. Kau sudah mengatakan hal itu padaku tadi, jika saja aku mengetahui kau membuatnya sedih. Maka, kupastikan kau akan habis ditanganku sendiri. Mengerti?" Jiji mengangguk mantap walau dia sedikit ngeri dengan ancaman Jaehyun itu.

"Kak, apa kau tidak bisa mencari pekerjaan lain selain buruh?"

"Dari mana kau tau pekerjaanku?" Saat itu juga, Jiji memutar otak mencari jawaban yang tepat untuk Jaehyun.

"Oh, itu. Luka-luka ditanganmu sudah menjelaskan apa pekerjaanmu. Kak, kau punya banyak keahlian. Tolong, jangan disia-siakan begitu saja. Mengerti maksudku?" Jaehyun terdiam, dia menunduk dan memikirkan perkataan Jiji tadi.

"Jeje pernah bilang kalau Kak Jaehyun hobi bernyanyi. Kenapa tidak coba—"

"Tidak. Apa untungnya aku bernyanyi? Upahku nantinya tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Orang-orang—"

"Kau harus mencobanya, Kak. Aku dan Jeje akan membantumu sebisa kita. Jangan khawatir, aku tidak akan tinggal diam jika orang yang kuanggap sebagai keluarga membutuhkan bantuan," potong Jiji.

"Terima kasih. Aku tidak akan menyesal telah mengizinkan dirimu tinggal di sini, Ji."

- ending fairy -

Pagi hari kini menyambut semua penghuni bumi. Sinar sang Surya pun menembus melewati jendela kamar Jeje. Gadis itu melenguh kala sinar matahari menusuk matanya. "Sudah pagi rupanya," ucap Jeje.

Ia beranjak dari sana dan segera membasuh wajah sebelum turun ke bawah untuk sarapan. Tiba-tiba pikirannya mengarah pada Jaehyun. Oh, dia baru ingat. Kemarin malam ia tertidur di sofa karena menunggu Jaehyun, apakah Kakaknya yang membawa dia ke kamar?

"Pagi, Je," sapa Jaehyun sambil menampilkan senyuman manis disertai dengan lesung pipi di wajah.

"Pagi, Kak. Kakak masak apa?"

"Telur, tolong kau panggilkan Jiji. Dia belum bangun." Jeje mengangguk. Ia pun segera pergi ke kamar Jiji.

Jeje sedikit terkejut dengan posisi Jiji kala tertidur. Lucu sekaligus aneh di matanya. Pemuda itu tidur telungkup dengan kedua tangannya di atas kepala. "Astaga, Sung. Ayo bangun, ini sudah pagi!"

Jiji membuka matanya dan mengusapnya pelan. "Oh, sudah pagi?"

"Hooh, cepat cuci muka dan sarapan. Kak Jaehyun sudah masak." Jiji mengangguk, nyawanya masih belum terkumpul sepenuhnya sekarang. Alhasil ia pun menguap dan berbaring lagi di tempat tidurnya.

"Sung, Jisung! Bangun, heh!" seru Jeje sambil menepuk pipi pemuda itu.

"Jiji masih mengantuk."

"Ini udah pagi, nanti rejeki dipatok ayam kalau bangun siang-siang."

Saat itu juga, Jiji beranjak dari kasurnya dan pergi ke kamar mandi. Lalu, Jeje? Dia hanya tertawa melihat tingkah laku pemuda itu. Mudah sekali untuk dibohongi, rupanya ucapan dari orang-orang bisa berpengaruh bagi Jiji—si peri bodoh-polos.

- TBC -

Makin sepi yak, hmm. But gapapalah. TAPI SETIDAKNYA SAY HAI GITULOH JAN BIKIN AKU NGIRANYA KALIAN ITU SETAN YANG BACA WP ༎ຶ‿༎ຶ

kaget aja gitu view-nya banyak, tapi gada yang komen༼;´༎ຶ ۝ ༎ຶ༽ tak sihir jadi semut baru tau.

Canda semut.

Mon maap yak, makasi yang udah mampir wahai hamba Tuhan✨

Ending Fairy | Park Jisung✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang