3.3 : butterfly

429 108 23
                                    

Kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kita ... akan baik-baik saja, bukan? Semuanya akan kembali seperti semula lagi, kan?

Tolong jangan katakan 'tidak'.

- ending fairy -




























.

Pintu itu terbuka menampilkan sosok Jiji dengan raut wajah lemasnya. Chenle mengerti sekarang, jadi ini yang dimaksud oleh Jeje tadi? Ia pun segera mempersilakan Jiji masuk ke dalam rumahnya. "Kenapa kau ke rumahku?"

"Aku menetap sementara ya di sini? Aku dan Jeje—" Ucapan itu terpotong saat Chenle menepuk pundaknya pelan. Pemuda tersebut tersenyum seolah memberikan sebuah semangat pada temannya.

"Tidak apa-apa, kau boleh tinggal di sini sampai kapanpun kau mau. Kau sudah makan? Kebetulan aku memasak banyak menu hari ini." Jiji menggelengkan kepalanya pelan.

"Sakit hati memang boleh, tapi jangan sampai sakit beneran," cibir Chenle sambil terkekeh pelan.

"Aku sudah sakit, Le. Aku demam," ucap Jiji.

"Oh, kalau begitu kau harus makan untuk menambah energi. Tidak baik saat kau sakit tidak memakan sesuatu. Sedikit saja." Jiji mengangguk patuh. Keduanya pun meninggalkan ruang tamu menuju ke ruang makan. Suara garpu dan juga sendok kini beradu di sana, diam-diam Chenle melirik ke arah temannya itu.

Raut wajah Jiji benar-benar pucat sekali. Itu pertama kalinya dia melihat temannya seterpuruk itu. Chenle jadi penasaran sebesar apa masalah yang dihadapi oleh mereka berdua. "Sung, kapan kita kembali ke bangsa Vion?"

Jiji menoleh. Aktivitasnya pun berhenti sejenak. "Masih lama."

"Secepatnya aja ya? Kurasa waktumu di dunia ini sudah cukup bagimu, kan?" Jiji terdiam.

Apakah benar kalau semuanya sudah cukup?

Jiji tidak bisa membenarkan pernyataan itu, sebab ada sesuatu kini mengganjal di hatinya. Entah apa itu.

"Minggu depan kita kembali, bagaimana?" Jiji tampak ragu, tapi suatu hari nanti ia pasti akan meninggalkan tempat ini, bukan? Kalau begitu, lebih cepat lebih baik.

"Terserah dirimu. Aku ikut denganmu saja," jawab Jiji. Dia pun beranjak dan menaruh piringnya ke dalam wastafel.

"Ji, kau istirahat dulu saja. Nanti aku akan bangunkan dirimu untuk makan malam. Masih ada dua kamar kosong, terserah kau mau pakai yang mana," ucap Chenle.

Ending Fairy | Park Jisung✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang