9. Kamu dan Buku yang Tertutup

3.9K 486 204
                                    

Menyukai Yang Terluka – Twelveblossom.

Mana yang lebih menyakitkan?

Aku yang mencintaimu, tapi kamu tidak

Atau ... kita saling mencintai, tapi penuh kesalahpahaman.

-oOo-

Nara tidur dengan nyenyak, dia enggan bangun dalam lelapnya kalau saja tak ada sinar matahari yang membelai pelipis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nara tidur dengan nyenyak, dia enggan bangun dalam lelapnya kalau saja tak ada sinar matahari yang membelai pelipis. Gadis itu masih terbaring di ranjang empuk vila Keluarga Mavendra―Vila Pelangi. Sejak mereka mulai berkencan satu minggu lalu, Javas memilih tinggal di Malang karena dia ingin lebih dekat dengan Nara. Nara diantar dan dijemput Javas setiap hari, mengabaikan Wira yang melotot setiap kali dia datang ke rumah Keluarga Hartadi. Nara menemani Javas menginap di Vila Pelangi karena pada hari berikutnya sang kekasih harus bertolak ke Jakarta lagi.

Nara sempat begadang, membicarakan banyak hal dengan Javas semalam. Mereka memang saling mengenal sejak balita, tapi topik pembicaraan seolah tak berkurang. Mengobrol dengan Javas masih menjadi hal yang paling Nara favoritkan. Itulah alasan dia bangun siang hari ini.

Nara mengerjapkan kelopak mata yang perlahan membuka. Si gadis meregangkan tubuh sebelum sungguhan sadar. Nara mengernyit ketika ruang di sampingnya diisi oleh buket bunga mawar merah muda yang masih segar dan cantik. Lantas Nara pun tertarik dengan label yang menggantung di tangkai mawar berduri tersebut.

For the most beautiful lady in my life. Thank you for your existence. Darling, see you really soon. ―Your Chatu

"Dasar cheesy," gumam Nara, lantaran begitu pipinya merona.

Senyum Nara langsung merekah secantik bunga mawar yang kini ada di pelukannya. Berkencan dengan playboy profesional serupa Javas memang membuat jantungnya kerap bekerja ekstra. Javas tahu cara yang tepat untuk memikat dan mengikat. Padahal mereka baru sepakat menjadi sepasang kekasih satu minggu lalu, tapi Javas telah membuat Nara menjadi wanita paling beruntung.

Nara hanya menikmati paginya yang berwarna-warni selama dua menit, setelahnya diinterupsi oleh dering ponsel―menandai video call masuk. Nara menampilkan wajah cemberut seketika. Hm hanya berpura-pura, dia ingin menyatakan bahwa Javas yang meninggalkannya di ranjang sendirian bukan hal yang mudah dimaafkan.

"Sayang, good afternoon," Javas menyapa. Dia tersenyum sekilas, lebih dari cukup menjadikannya rupawan dalam layar itu. Javas memakai kemeja putih yang lengannya telah digulung sampai siku dan dasinya longgar. Jelas sekali Javas sedang istirahat makan siang setelah menyelesaikan rapat.

"Apa?" Nara menjawab singkat.

Javas tersenyum. "Jangan marah nanti kamu kalah cantik sama bunganya."

[Selesai] Perfectly Imperfect Where stories live. Discover now