32. Yang Ditunggu Datang Juga

3.6K 367 95
                                    

Halo semuanya, sengaja aku bagi dua biar tidak terlalu panjang wkwkwk. Ini part-part terakhir Perfectly Imperfect untuk season ini sebab aku ingin bikin Javas waktu punya anak.

Oke, jangan lupa untuk follow akun Wattpad ini yah. Biar kamu bisa baca part 32B dan 33.

Nayyara tidak dapat menghapus senyumnya ketika melihat Javas tengah menggendong bayi mungil anak dari Wira dan Aria. Nara dan Javas menjenguk Keluarga kecil Adyasta tiga hari setelah kelahiran bayi tersebut. Aria melahirkan bayinya dengan selamat. Bayi rupawan ini diberi nama Cason Hengkara Adyasta. Menurut Nara, Cason mirip sekali dengan Wira. Walaupun Aria selalu mengelak jika bayinya adalah anak dari Wira. Pasti tanpa berdebat pun bayi itu akan terbukti anak siapa karena wajah Cason yang serupa Wira, pasti menjelaskan segalanya.

"Aku juga ingin menggendong Baby Cas," Nara merengek kepada Javas karena suaminya tidak bersedia berbagi kelucuan Baby Cas yang sedang tidur siang. "Gantian dong Chatu. Kamu sudah menggendongnya lama," imbuh Nara.

"Tunggu, Darling. Aku baru menggendong Baby Cas selama lima menit." Javas masih menimang bayi imut itu tanpa ada keinginan mengangsurkan kepada istrinya

"Chatu kamu jahat. Tidak ingin berbagi denganku," Nara cemberut.

Ariadna yang duduk di ranjang tersenyum mengamati perselisihan Javas dan Nara. Well, Baby Cas memang sangat menggemaskan. Bahkan Wira mengamati anaknya seharian penuh, tapi Wira masih takut menggendong Baby Cas. Sementara Javas memang sudah ahli dalam menggendong bayi karena Javas mengambil kursus mengurus anak setelah tahu Nara hamil.

"Kalian akan memiliki bayi sendiri setelah ini. Jangan berebut begitu," ujar Aria.

"Hm, Baby Bala-bala akan lebih sayang ke papinya," goda Javas kepada Nara.

"No, Baby Bala-bala sayangnya ke Mami lah," Nara memberengut yang justru membuat Javas tertawa gemas.

Baby Cas menggeliat dalam tidurnya saat Nara hendak menimpali Javas. Seharusnya mereka tidak berisik. Mengganggu tidur bayi saja.

"Aku rasa Baby Cas ingin ibunya."

Nara mengangguk setuju, "Baby Cas akan menangis cepat berikan kepada Aira, Chatu."

Javas mengangsurkan Baby Cas ke dalam gedongan Aria. Aria dengan meraih anaknya yang tidak jadi menangis. Hangatnya kasih sayang ibu memang membuat nyaman bayi. Jujur Nara jadi sangat iri, ia berharap dapat segera memeluk anaknya.

"Di mana Wira?" Tanya Javas.

"Dia aku suruh pulang dan mandi," jawab Aria yang kini lebih suka menggunakan aku-kamu daripada lo-gue setelah kelahiran anaknya. Aria ingin menjadi pribadi berbeda. "Wira sudah dua hari tidak mandi dan berganti celana dalam. Kalian tahu betapa joroknya si Adyasta itu."

Nara tertawa. "Kami tahu benar sikap Wira."

"Wira baru bersedia pulang setelah aku mengatakan kalian akan mengunjungiku. Dia percaya Javas dan Nara akan menjagaku dengan benar."

Javas menampakkan ekspresi paham, sementara Nara memikirkan hal lain. Nari sedari tadi mengamati Aria yang tidak bisa banyak bergerak, apalagi Aria meringis sakit sewaktu menggendong Baby Cas.

"Apa rasanya sangat sakit?" Tanya Nara lalu duduk di kursi dekat Ariadna.

Nara akhir-akhir ini mengalami insomnia karena khawatir soal proses melahirkan. Apalagi, kandungannya sudah sangat besar. Javas berkali-kali meyakinkan Nara apabila semuanya akan baik-baik saja. Nara tahu jika suaminya berusaha sabar menghadapi sikap Nara. Stok kesabaran Javas bertambah lima kali lipat. Nara bersyukur akan itu.

[Selesai] Perfectly Imperfect Where stories live. Discover now