10. Meragukan dan Diragukan

3.3K 458 169
                                    

"Bukan masalah meragu. Tapi, orang yang sungguh-sungguh mencintaiku tidak akan lelah untuk meyakinkan aku yang meragu kapan pun itu."

-oOo-

"Apa kamu ingin kita putus karena aku mungkin tidak bisa melahirkan?" Ucapan Nara itu menjadi satu bilah pisau yang langsung mengarah kepada Javas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kamu ingin kita putus karena aku mungkin tidak bisa melahirkan?" Ucapan Nara itu menjadi satu bilah pisau yang langsung mengarah kepada Javas.

Javas menyadari keraguan dalam suara Nara. Gadis itu selalu ragu akan dirinya, kasihnya, dan seluruh perhatian yang Javas berikan. Seolah Javas memberikan segalanya dengan maksud tertentu, padahal pria ini sangat tulus. Javas jelas tersinggung saat Nara mempertanyakan mengenai dalamnya perasaannya.

Nara mengira Javas akan dengan mudah meninggalkannya hanya karena gadis itu sakit. Apa Nara mengira cintanya sedangkal itu? Setelah semua yang Javas korbankan, dia mengira Nara bisa merasakan kesungguhannya. Namun, Nayyara Judistia Putri Hartadi tetap memandang sebelah mata kasih sayang yang selama ini diberikan Javas. Javas marah karena hal tersebut.

Javas memberikan tatapan serta ekspresi dingin kepada gadis itu. Dia lelah selalu menjadi pihak yang meyakinkan, sementara Nara terus meragu.

"Javas," panggil Nara. Dia meraih tangan kekasihnya yang terkepal. "Aku minta maaf karena tidak sempurna," lanjutnya.

Sampai kapan, Nara? Sampai kapan kamu tidak menghargai dirimu sendiri? Javas hanya membalas lewat pikirannya. Javas lelah menguraikan betapa ia tidak membutuhkan kesempurnaan, dia ingin Nara―hanya Nara berada di sisinya, membalas cintanya, dan bahagia.

"Jawab aku, Javas," pinta Nara, memohon dengan suara berduka.

Javas meraup wajahnya. "Apa kamu kira aku bisa mengakhiri perasaanku setelah merasakannya sekian lama, Nara?"

"Aku ... aku takut kamu pergi. Aku takut ditinggalkan." Nara mendekati Javas. Gadis itu menekan harga dirinya pada titik paling bawah. "Aku berusaha untuk menolak kamu karena ada kemungkinan tidak dapat memberikanmu keturunan. Tapi, pada akhirnya aku tidak bisa. Aku terlalu cinta sama kamu ... aku ... aku tidak sanggup melihat kamu pada akhirnya pergi dari sisiku," Nara menjelaskan dengan terbata-bata karena dia mulai menangis.

"Apa kamu pikir aku sejahat itu, Nara?" Javas terluka menyadari cara Nara memahaminya.

"Kamu meninggalkan perempuan yang pernah kamu ajak berkencan dengan mudah seolah mereka boneka―"

"―Kamu berbeda dari mereka. Berapa kali aku harus bilang?" putus Javas dengan lelah yang tergambar.

Nara menunduk. Dia membiarkan air matanya jatuh. Aku butuh ribuan kali untuk kamu yakinkan karena mendapati kamu mencintaiku sebesar ini terasa serupa mimpi-mimpi yang sangat indah, batin Nara.

[Selesai] Perfectly Imperfect Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang