15.2 Menjadi Kita

3.3K 396 102
                                    

Menjadi Kita-Twelveblossom

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Menjadi Kita-Twelveblossom

Ketika kita berusaha bersama,
kita menyatukan dua jalur yang berbeda.

Ketika kita sudah bersama,

Justru memaksakan diri selalu berada di jalur yang sama.

Kenapa?

Agar kita terlihat bahagia di mata mereka.

-oOo-

Nara membalik halaman berikutnya novel yang baru dia baca. Judulnya Padang Bulan karya Andrea Hirata. Nara memang suka membaca, lantaran begitu sejak dia bekerja, tak banyak waktu untuk sekedar membuka koleksi novelnya. Kini kesenggangan hati Nara memberikan niat untuknya membuka kembali novel favoritnya. Entah sudah berapa kali dia membaca novel tersebut, dia tak pernah bosan.

"Namun ternyata, jika hanya memikirkan seseorang, bertahun-tahun, dan dari waktu ke waktu mengenai isi hatinya sendiri dengan cinta hanya untuk orang itu saja, maka saat orang itu pergi, kehilangan menjelma menjadi sakit yang tak tertangguhkan, menggeletar sepanjang waktu," Nara menyuarakan yang tertulis.

Ditinggalkan oleh orang yang dicintai membuat sakit, pikir Nara menyimpulkan. Kesimpulan itu adalah sebuah kebenaran yang dirasakannya hari ini. Nara kehilangan Javas dan Wira pun pergi. Mungkin dunia ini besar, penghuninya ada lebih dari 7,53 milyar jiwa. Akan tetapi, dalam dunia Nara hanya ada tiga orang saja yang tinggal―Damar, Javas, dan Wira. Kehilangan dua dari tiga, terdengar menyedihkan sekaligus menyakitkan.

"Ngelamun terus," celetuk Damar yang baru saja keluar dari kamar. Kini dia singgah di kursi goyang dekat tempat Nara duduk.

"Tidur terus," ganti Nara menyindir Damar. Pria itu menghabiskan waktunya hanya untuk tidur selama weekend.

Mereka sama-sama masih mengenakan piama. Bedanya, piama Damar bermotif Doraemon kusut, sedangkan Nara tidak sebab gadis itu masih sempat mandi dan berganti baju.

Damar semalam pulang jam dua pagi, dia langsung terlelap sampai jam dua sore, totalnya dua belas jam ia bermesraan dengan kasur. Meskipun begitu, tampaknya Damar merasa belum cukup istirahat. Hanya saja tadi ada satu pesan dari Javas yang menanyakan keadaan Nara. Dia pun jadi ingat kalau tugasnya lahir ke dunia ini bukan hanya untuk tidur, tapi juga menjaga si Adik. Damar yang masih berusaha mengumpulkan nyawanya mengamati Nara. Adiknya, tidak tampak bahagia.

"Kakak dengar Wira berangkat hari ini. Apa kamu gak nganter dia ke bandara?" Damar mulai mencari tahu alasan sedihnya Nara.

[Selesai] Perfectly Imperfect Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang