10

61 8 23
                                    

"Noona!"

Yeoul menarik napas panjang saat mendengar seruan itu. Saat dirinya berbalik badan, Yeoul bisa melihat sosok remaja lelaki yang menghampirinya dengan senyuman jahilnya.

"Kim Yeonshik, panggil aku Perawat Jang, oke?"

Sosok yang Yeoul panggil Yeonshik itu terkekeh. "Masih lebih baik aku hanya memanggilmu noona daripada ada tambahan noona pendek, hehe."

Seandainya saja Yeoul bukanlah seorang perawat dan Yeonshik bukanlah salah satu pasiennya, mungkin dirinya sudah menghajar bocah SMA itu. Yeoul mengakui jika tinggi badannya tak setinggi Kwonjoo—ah, Yeoul sedikit iri soal ini—tetapi menurutnya dirinya masih ada di rata-rata. Dirinya sudah lelah menceramahi 1001 kenakalan Kim Yeonshik yang mengesalkannya.

Melihat Yeoul yang menyerah membuat Yeonshik hanya bisa terkekeh. Matanya beralih mengitari seisi ruang santai yang kini tak begitu dipenuhi dengan orang-orang. Atensinya tertarik pada sosok wanita berambut hitam pendek yang duduk di pojok dekat jendela.

"Noona, kau kenal siapa perempuan yang duduk di sana?" tanya Yeonshik sambil menunjuk ke arah sosok itu. Yeoul ikut menoleh ke arah yang ditunjuk sang remaja.

"Oh, Nona Kang Kwonjoo? Dia sudah disini hampir dua minggu." Yeoul menoleh ke Yeonshik dengan raut keheranan. "Kau belum pernah bertemu dengannya? Tak biasanya kau yang suka berbaur dengan siapapun di sini belum pernah mengobrol dengannya."

"Apa? Gong-ju? Princess?"

Yeoul tergelak. "Lain kali bersihkan telingamu, sana. Namanya Kwonjoo, bukan Gong-ju atau princess."

"Ya maaf aja, namanya mirip sih. Apalagi orangnya benar-benar terlihat seperti princess, hehe."

"Kalau mau menggombal, silakan temui orangnya langsung."

Yeonshik lagi-lagi tertawa. "Omong-omong, noona itu polisi?" tanyanya penasaran.

"Kenapa memangnya?"

"Yah, mungkin saja dia bisa memberi tips supaya aku bisa lolos tes polisi? Hehe."

Yeonshik refleks menghindar saat tahu Yeoul hendak menyerangnya dengan gulungan kertas sembari terkekeh lagi. Kemudian ia mendekatkan diri ke Yeoul dan berbisik, "Tapi noona itu terlihat agak menakutkan."

"Dia orangnya ramah, kok. Sering ngobrol dengan perawat lain juga."

Di sisi lain, Kwonjoo diam-diam menahan tawanya. Sejak tadi, dirinya hanya duduk di samping jendela menikmati pemandangan musim gugur sembari berpikir seperti biasanya. Tanpa sengaja, ia mendengar seseorang yang menyebutkan namanya, jadi Kwonjoo pun menyimak baik-baik dan mencari orang yang tengah membicarakannya. Saat mendengar Yeonshik menyebutkan Gong-ju, hampir saja tawa Kwonjoo meledak.

Kwonjoo tahu, menguping itu tak baik, terlebih ia memanfaatkan kemampuan luar biasanya itu. Namun karena mereka membahas tentang dirinya, harusnya tak masalah, bukan?

"Sepertinya kau benar-benar hampir gila."

Suara berat nan datar yang familiar sukses mengejutkan Kwonjoo. Kepalanya menoleh ke sosok pria berambut putih yang berdiri tak jauh darinya sembari menatapnya tanpa ekspresi. Alis Kwonjoo terangkat, entah mengapa pria itu terlihat ingin membuatnya merasa kesal.

"Apa?"

"Untung saja ini bangsal perawatan."

Setelah mengucapkan hal yang tak jelas, Nambong duduk berjarak satu kursi dari Kwonjoo. Sedangkan Kwonjoo yang baru sadar maksud ucapan Nambong sebelumnya, hanya bisa menghela napas dan memutar bola matanya. Kwonjoo kini benar-benar merasa kesal setelah memahaminya.

Guilty - Dr. Frost x VoiceWhere stories live. Discover now