24

44 6 3
                                    

Seperti hari-hari sebelumnya di bangsal, aktivitas Kwonjoo hanya berolahraga dan bercengkerama dengan pasien lain ketika tak ada sesi konseling mingguan -tentu saja Kwonjoo tidak melupakan soal sesi pengobatan lainnya. Selain itu, Kwonjoo memiliki hobi baru selama berada di tempat ini, yaitu mengamati orang-orang yang ada di bangsal ini.

Selama mengamati seisi bangsal dan terlebih setelah dirinya ditunjuk sebagai Ketua Asosiasi, Kwonjoo jadi mengetahui siapa saja yang dirawat di bangsal perawatan psikiatri. Namun, itu bukan berarti ia tahu seluruhnya.

Contohnya saja, Kwonjoo baru tahu kalau anak lelaki super pendiam yang merupakan teman sekamar Nambong ternyata kenalan Fater. Maka dari itu, Kwonjoo jadi tak begitu heran mengetahui Fater terlihat sangat memperhatikan anak itu. Yah, meskipun memang Fater adalah tipe yang perhatian pada semua pasiennya, perlakuannya pada anak lelaki itu terlihat sedikit berbeda. Hampir saja Kwonjoo mengira jika anak itu adalah anak Fater kalau saja dirinya tak sengaja mendengar percakapan Yeoul dan Nambong beberapa saat yang lalu.

Ah, Kwonjoo bukannya sengaja menguping. Hanya saja, telinganya memang bisa mendengar banyak hal termasuk kabar terbaru atau gosip semacamnya.

"Nona Kang~"

Panggilan dari Yeoul menginterupsi lamunan Kwonjoo. Melihat ekspresinya yang amat ceria, entah mengapa Kwonjoo merasa kalau Yeoul seakan tengah merencanakan sesuatu yang besar secara rahasia.

Sebetulnya, Kwonjoo kira-kira tahu apa yang tengah dipikirkan perawat muda itu, tetapi ia memutuskan untuk tak banyak tanya dan mengikuti alur saja. Jadi ia pun segera beranjak dari posisinya dan berjalan di sisi Yeoul.

"Ini hari terakhir Anda sebagai Ketua Asosiasi, loh. Apakah tidak ada perasaan yang sedikit berbeda dari biasanya?" tanya Yeoul di antara langkah mereka.

"Saya hanya penasaran siapa yang akan jadi Ketua selanjutnya. Karena tak lama lagi adalah hari Natal, pasti dialah yang bertanggung jawab atas acara itu, bukan?"

"Tentu, tentu. Ada beberapa kandidat kali ini, aku menduga yang jadi Ketua adalah salah satu orang yang Anda kenal baik, Nona Kang."

Kwonjoo menolehkan kepalanya ke arah Yeoul dengan raut muka aneh. "Tapi kan, saya mengenal sebagian besar pasien yang di sini ...."

"Tentu saja di antara mereka, haha~"

Melihat senyum Yeoul yang semakin lebar-dan ganjil, Kwonjoo tak tahu lagi harus berkata apa.

.

.

.

Kwonjoo jadi sedikit penasaran, apakah Perawat Jang Yeoul maupun staf lainnya benar-benar sudah menduga soal ini?

Adanya Asosiasi Pasien sendiri bertujuan untuk membantu para pasien menyesuaikan diri dalam kehidupan masyarakat setelah keluar dari rumah sakit. Jadi, Kwonjoo pun tak heran semisal kandidat Ketua Asosiasi sendiri diajukan atas pertimbangan staf-meskipun memang secara umum, pemilihan ini dilakukan secara demokratis oleh pasien-pasien di sini. Namun, Kwonjoo harus menahan ekspresi yang hendak keluar saat mengetahui pemenang voting kali ini.

"Tuan Baek Nambong resmi terpilih menjadi Ketua Asosiasi Pasien."

Mata Kwonjoo memandang ke arah Nambong yang terlihat amat speechless saat mendengar keputusan yang diucapkan Yeoul. Senyuman kecil tersungging di bibirnya.

Sayangnya, hal itu membuat mood Nambong semakin muram.

Yah, setidaknya Kwonjoo tak seperti Yeoul yang terlihat berusaha menahan tawanya yang hampir meledak. Mau bagaimana lagi, hal yang sangat langka untuk bisa melihat ekspresi lain di wajah Nambong selain ekspresi datar setengah galaknya. Kwonjoo tak habis pikir akan hal itu. Namun, Kwonjoo pun merasa sepertinya Nambong lumayan cocok sebagai Ketua Asosiasi.

"Selamat menjadi Ketua Asosiasi, Nambong-ssi," ucap Kwonjoo seusai pertemuan. Ia baru menghampiri Nambong karena setelah rapat dibubarkan, ia melihat Nambong dan Yeoul tengah mengobrol.

"... Aku tak menyangka harus melakukan hal ini selama dua minggu ke depan," balas Nambong dengan ekspresi yang terlihat lelah.

"Yah, kuyakin kau bisa melakukannya dengan baik."

"Aku bahkan tak yakin apa lagi yang harus kuhadapi setelah ini. Aku punya firasat tak baik soal itu," keluh Nambong.

"Jangan terlalu dipikirkan ucapan Perawat Jang." Kwonjoo terkekeh. Dirinya sempat mendengarkan pembicaraan pria berambut putih di sebelahnya itu dengan sang perawat muda sebelumnya.

Dan Kwonjoo mengatakan hal itu hanya untuk menenangkannya, karena Kwonjoo sudah tahu terlebih dahulu soal "sesuatu yang lebih penting akan datang" yang dikatakan Yeoul pada Nambong. Yah, meskipun begitu, Kwonjoo tak ada niatan untuk memberi tahu hal itu, biarkan pengumuman resminya saja.

Saat Kwonjoo ingin membuka mulut lagi, ia langsung mengurungkannya saat melihat tatapan Nambong terpaku ke satu arah.

"Ada apa ...?"

Mengikuti arah pandangan Nambong, Kwonjoo bisa melihat sosok Fater yang tengah berdiri di depan sebuah pintu ruangan pasien-yang Kwonjoo tak salah dengar adalah ruangan pasien VIP. Ingin Kwonjoo menyapanya, tetapi niatnya lagi-lagi harus dibatalkan saat merasakan ada sesuatu yang aneh tentang sang dokter.

Tarikan napasnya, terdengar seperti berusaha menahan amarah ....

Kwonjoo menoleh, menatap Nambong yang kelihatannya juga menyadari hal itu.

.

.

.

Pendek, ya?

Harap maklum, kan pemanasan 😀

/plak

Sepanjang ujian kemarin, aku harus memeras otak setiap harinya untuk 'mengarang'. Iya, hampir mirip sama cerita ini, sebetulnya. Hanya saja, dengan versi yang lebih ilmiah sekaligus memusingkan 😭

Lah, malah curhat masa lalu. Oke, skip.

Aku masih belum yakin sama ending fanfiction ini, entah bakal berakhir di bab berapa. Kalau dikira-kira dari kecepatan alur cerita ini, bisa aja lebih dari 10 bab si, akwoakwoakwoa-/plakkk

Yang jelas, aku bakal berusaha buat namatin cerita ini apapun yang terjadi, sih. Sekali lagi, aku juga pengen punya cerita yang tamat huhu 🥲🥲

Oke deh, sekian untuk kali ini. Sampai jumpa di bab berikutnya!

Guilty - Dr. Frost x VoiceWhere stories live. Discover now