26

33 5 1
                                    

Kwonjoo mengamati orang-orang yang duduk melingkar bersamanya.

Yang pertama adalah wanita yang terlihat sedikit lebih muda darinya dengan seragam perawat yang duduk di hadapannya, Kwonjoo mengenalnya sebagai Perawat Na Irin. Meskipun dirinya jarang berhubungan, Kwonjoo tahu bahwa Perawat Na Irin dijuluki sebagai perawat bersayap malaikat, bahkan oleh sesama perawat yang lain.

Sosok pria yang berada di sebelah kanannya bernama Kim Jihyuk. Kwonjoo tak begitu mengenalnya, tetapi Kwonjoo sedikit sulit terbiasa setiap melihat pergerakan pria itu yang seakan tak bisa dikontrol.

Dan yang terakhir adalah Jo Minkyung, gadis remaja yang berbagi kamar dengan Kwonjoo. Dirinya cukup terkejut melihat remaja itu berada di sini, mengingat Kwonjoo jarang sekali melihatnya keluar kamar, apalagi berinteraksi dengan orang lain. Ingatan percakapan dengan Fater mendadak terlintas di otak Kwonjoo.

- Flashback -

"Omong-omong, bolehkah saya meminta waktu Anda sebentar?"

"Tentu saja. Ada apa, Dokter?"

"Apakah Anda tahu tujuan bangsal Psikiatri mengadakan acara natal atau semacamnya?"

Kwonjoo mengerjapkan matanya.

"Saya pernah dengar ... hal ini dapat membantu penyembuhan pasien."

"Benar." Fater mengangguk. "Tujuan diadakannya acara semacam itu adalah untuk membantu dan mempersiapkan para pasien agar bisa kembali turun ke dalam masyarakat." Fater menarik napas sekali sebelum menyunggingkan senyum tipis. "Bisakah saya meminta tolong untuk menjaga Nona Jo Minkyung?"

Kali ini, Kwonjoo mengernyitkan dahinya. Dirinya sama sekali tak paham dengan alasan pria berambut cokelat pendek itu. Itu pertama kalinya Fater membicarakan orang lain secara spesifik terlebih dahulu, apalagi secara gamblang meminta bantuannya.

Dan jujur saja, Kwonjoo sama sekali tak paham apa alasan sang psikiater itu tiba-tiba berucap seperti itu

"Kenapa...?" tanya Kwonjoo menggantung.

"Karena selain beberapa perawat dan dokter, sepertinya hanya Anda orang yang bisa berhadapan dengannya tanpa berakhir mengamuk." Fater menatap Kwonjoo penuh harap. "Tolong bantu dia."

- Flashback end -

Diam-diam, Kwonjoo tersenyum tipis. Dirinya masih tak paham alasan sang psikiater. Namun, ia memutuskan untuk mengikutinya saja, tak ada salahnya sedikit menemani Minkyung yang saat ini memang terlihat sangat tak nyaman tetapi berusaha membiasakan dirinya.

"Kita satu kelompok akan mengurus konsumsi acara ini. Mulai dari makanan hingga minuman baik yang kita terima dari pihak luar maupun yang dari pihak bangsal perawatan ini," ucap Irin dengan penuh semangat.

"Lalu bagaimana ... dengan pertunjukan bakat?" tanya Jihyuk.

"Biasanya, kita bisa bermain musik, menari, atau bernyanyi bersama. Kita juga bisa menyesuaikan kostum dengan tema tertentu."

Senyuman maklum terkembang di wajah Irin. "Yah, saat ini kita tak perlu terburu-buru untuk menentukannya hal itu."

"Uhm... Kalau ingin bernyanyi atau semacamnya, saya bisa sedikit membantu dengan iringan alat musik," celetuk Kwonjoo.

"Anda bisa memainkan alat musik apa, Nona Kang?" tanya Irin dengan raut muka penasaran. Tak hanya sang perawat, Jihyuk pun ikut memasang ekspresi yang sama.

Guilty - Dr. Frost x VoiceWhere stories live. Discover now