27

38 7 0
                                    

Suara petikan gitar yang melantunkan melodi-melodi menyenangkan memenuhi ruangan Kwonjoo. Perpindahan jemarinya dari satu kunci ke kunci yang lain tak terlihat kaku, justru terlihat seakan menari-nari di atas senar gitar itu.

Akhir-akhir ini, Kwonjoo sering berkutat dengan gitarnya di sela-sela waktu terapi dan persiapan acara natal yang akan diadakan seminggu lagi. Sudah lama sekali Kwonjoo tak pernah menyentuh gitarnya itu, jadi Kwonjoo pun berpikir untuk melatih jarinya agar tak begitu kaku.

Suara pintu yang terbuka mengalihkan perhatian Kwonjoo dari permainan gitarnya. Tepat di ambang pintu, terlihat Minkyung berdiri di sana dengan ekspresi datar.

"Ah, kau ingin tidur siang? Tidurlah, biar aku yang keluar." Kwonjoo pun segera bangkit dan berjalan menuju pintu. Namun, ketika Kwonjoo baru saja berjalan selangkah melewati Minkyung, telinga Kwonjoo mendengar suara lirih yang langsung menghentikan kakinya.

"... Tidak apa-apa ..."

Kwonjoo balik badan dan memandang Minkyung dengan ekspresi terkejut sekaligus bingung.

"Kau ... bicara denganku?" tanya Kwonjoo hati-hati.

Meskipun hampir tak terlihat, Kwonjoo bisa tahu jika gadis itu mengangguk kecil. Senyum Kwonjoo terkembang, rasa-rasanya ini pertama kalinya teman sekamarnya itu berbicara langsung dengannya. Namun, kebahagiaan sesaat itu langsung berganti dengan kebingungan.

Kwonjoo pun memutuskan untuk kembali masuk, bersama dengan Minkyung. Mereka berdua duduk di ranjang masing-masing dalam diam yang terasa sedikit canggung.

"Kau ingin mendengarkanku bermain...?" Kwonjoo memecah keheningan dengan sedikit berbasa-basi.

Lagi-lagi hanya anggukan tipis yang menjadi balasan dari Minkyung.

"Kupikir kau agak terganggu dengan musik waktu itu...," gumam Kwonjoo. Sedetik kemudian, ia langsung menutup mulutnya.

Sepertinya agak berlebihan..., batinnya.

Kemudian Kwonjoo melirik Minkyung. Bisa dilihatnya gadis itu tengah gugup. Gumaman-gumaman tak jelas, bahkan oleh pendengaran Kwonjoo, keluar dari bibir Minkyung. Namun, Kwonjoo bisa menangkap sebagian dari gumaman itu.

"Maaf ... Aku ... Menyukai ...."

Kwonjoo tersenyum kecil.

"Bagaimana kalau kau mendengarkan sedikit aku bernyanyi?" tanya Kwonjoo.

Kepala Minkyung yang sejak tadi hanya tertunduk kini perlahan terangkat. Ia hanya mengangguk kecil meskipun matanya yang sebagian tertutupi poni hitam panjangnya itu menyiratkan ekspresi kebingungan.

Kwonjoo memosisikan gitar miliknya di atas pangkuan. Jemarinya dengan lembut mulai memainkan senar yang menghasilkan sebuah melodi.

어린 시절 뭐가 되고 싶냐는 물음에
When asked what I wanted to be when I was young,

우물쭈물 대답하지 못했던 아이 였지
I couldn't answer at all of course.

아직 잘은 모르지만 내가 되고픈 사람
I don't know yet, but who wants to be me?

그래도 이것만은 대답 할 수있어
But I can answer this.

네가 슬픈 표정 지을 때 살며시 다가 가서
When you make a sad face, I'll slowly approach you.

두 손을 꼭 잡아 줄 수있는 사람 될래
I want to be someone who can hold your hands tightly.

말해봐 나에게만 살짝 무슨 생각하는지 무슨 고민을하는지
Tell me what you're thinking and what you're thinking about.

괜찮아 위로가 돼 줄게 나도 너와 같으니까
It's okay. I'll comfort you. I'm just like you.

Kwonjoo menghela napasnya sembari tersenyum kikuk.

"Aku tak pandai menyanyi dan suaraku pas-pasan," gumam Kwonjoo. "Tapi, bagaimana menurutmu–"

Ucapan Kwonjoo berhenti saat matanya beradu pandang dengan Minkyung yang menatapnya tanpa berkedip. Mereka saling berpandangan satu sama lain sebelum keduanya memutus kontak mata sembari tersipu.

"Kau menyukainya ...?" tanya Kwonjoo setelah berhasil mengatur ekspresinya.

"Ya ...." Meskipun pelan, tetapi Minkyung memberanikan diri membalas perkataan Kwonjoo.

Dan sebuah jawaban singkat itu memunculkan senyuman cerah di wajah Kwonjoo.

"Mau kunyanyikan lagu lain?" tawarnya. Kali ini, Minkyung menganggukkan kepalanya dengan sedikit lebih bersemangat.

.

.

.

Extra

Jika kalian bingung darimana Kwonjoo memiliki gitar itu di rumah sakit, hanya ada satu jawaban atas pertanyaan itu.

"Tak kusangka kau benar-benar datang dalam waktu dekat, Eunsoo."

"Kebetulan sekali hari ini adalah hari liburku, jadi aku bisa kemari sebelum jam makan siang." Eunsoo tertawa ringan.

Ia meletakkan sesuatu yang berukuran lumayan besar di atas meja. "Benar ini, bukan?"

Kwonjoo langsung membuka benda hitam yang ternyata adalah tas untuk gitar berwarna cokelat kayu miliknya. Senyuman tersungging di bibirnya setelah memastikan alat musik itu masih bisa berfungsi dengan baik.

"Wah, Nona Kang bisa bermain gitar?" seru Yeoul yang ikut menemani Kwonjoo dengan ekspresi takjub.

"Jujur saja, akupun juga terkejut saat mengetahuinya," sahut Eunsoo.

"Yah ... Aku hanya pernah belajar sedikit dan gitar ini masih kusimpan," jelas Kwonjoo singkat.

"Aku jadi ingin melihat Direktur Kang memainkan gitar ...," gumam Eunsoo setengah iri.

.

.

.

Pendek, ya? Berhubung karena setelah hiatus seminggu yang terakhir kemarin, mood nulisku bener-bener anjlok. Nggak cuma mood nulis sebenarnya, tapi mood buat ngapa-ngapain nyaris hilang tak bersisa 🤧

Selain itu, ada beberapa hal yang sedikit kurombak di beberapa bab yang udah kutabung selama hiatus panjang yang lalu, jadi mau nggak mau bab kali ini pendek. Yah, tapi karena sejak awal aku nggak menjanjikan bab dengan isi cerita yang panjang, nggak apa-apa ya...? 🥲

Omong-omong, tulisan hangul diatas itu adalah penggalan lirik dari lagu yang kusematkan di atas. Ini salah satu ost webtoon Dr. Frost yang menjadi favoritku, dan ternyata maknanya lumayan dalam juga 🙂 Lalu bagi kalian yang (mungkin) penasaran dengan perkiraan visual Jo Minkyung, aku sudah menambahkannya di bab [Cast] dengan alakadarnya 😅 maafkan diriku yang terlalu malas buat belajar gambar OC sendiri 🙃

Sekian untuk kali ini. Sampai jumpa di bab selanjutnya!!
(Dan semoga nggak telat untuk kesekian kalinya, haha... 😅)

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 15, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Guilty - Dr. Frost x VoiceWhere stories live. Discover now