Takdir atau nasib?!

467 22 4
                                    

Sorry kalo ketemu typo's! Mohon dimaklumi, semoga terhibur ya!!!

Jangan lupa VOTE KOMETNnya dong :)

Alyra terlihat sebal, ia berdecak beberapa kali sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dada, sembari menghela napasnya duduk dibangku dalam kelasnya.

Kelas Alyra juga berada di atas lantai tingkat 3 namun berada di lorong paling ujung akhir. Hari ini cukup kesal mengingat dia sedikit terlambat sebelumnya sambil berlari kencang menaiki tangga dengan ngos-ngosan karena terlalu cepat agar tidak kena omelan dari guru killer yang mengajarnya saat itu, Pak Beno pelajaran beliau terlalu keras untuknya.

Alyra sampai tak sanggup menerima setiap penjelasan yang dilontarkan oleh mulut pria tua itu saat memberikannya pelajaran. Alyra juga tidak diperbolehkan untuk beristirahat sejenak keluar kelas, padahal ia sangat menantikan jam kosong singkat itu untuk mengisi waktu kesenangannya diluar kelas sana agar terlepas dari rasa penatnya yang menyiksa pikiran.

Namun Alyra juga harus mendapatkan pelajaran tambahan yang dititipkan oleh Pak Beno sebagai gantinya mengubah jam istirahat itu dalam waktu lima belas menit dimulai untuk menjawab satu soal tersulit yang dia ulangi dikelasnya saat berlangsung itu tadi. Sebelum pergantian jam pelajaran lain akan kembali lagi dimasuki oleh guru yang berbeda nantinya belum sempat Alyra akan merasa terbebas dari hal itu semua.

Berkat bantuan kecil dari Bima, Alyra pun berhasil lolos untuk menjawabnya setelah 10 menit berlalu, akhirnya Pak Beno pun hengkang dari kelasnya dengan berat hati meragukan otak muridnya yang satu itu.

Tetapi hal itu masih saja terusan berlanjut Alyra rasakan seperti dihukum beruntun entah dosa apa yang telah membuatnya harus menjalani hari kesialannya berkali lipat. Ia juga diberikan tugas tambahan lagi entah yang keberapa kalinya untuk menghafal semua materi yang terlewati dengan buku super tebal yang sempat dipinjamkan paksa oleh guru terkutuknya itu pada dirinya meski Alyra menolak tak sudi namun tetap saja dirinya harus menerima kenyataan muram itu.

Sepertinya Pak Beno mempunyai dendam pribadi pada beberapa anak badung muridnya itu di kelas XII-G yang dia tempati sebelum ia pindah kesini, hingga Alyra yang harus kena getahnya yang dianggap sama, suka melanggar aturan sampai harus menikmati kesialannya itu tiada hari habisnya atas ulah teman-temannya yang kekanakan.

"Setidaknya gue gak harus muntah duluan didepan mukanya buat balas Pak Beno yang sering muncratin air liurnya itu setiap kali ngasih gue penerangan." dengus Alyra jenuh sambil bersandar dikursinya dengan lemas menahan gejolak mual setiap kali teringat akan wajah pak Beno yang ngeselin habis.

Cewek berambut merah panjang berkuncit itu mengeluh tanda ia lelah menghadapi kerasnya pembelajaran berharga untuk masa depannya itu kelak nanti. Ia menoleh sebentar ke arah bawah sana dari kaca jendela disampingnya melihat pemandangan yang cukup ramai dilapangan sana.

"Lo gak keluar dulu Ra cuci muka ke kantin buat dekatin doi Lo itu. Mumpul masih tersisa waktu 5 menit gapapa kan ya kesempatan emas? Gue temanin deh Lo sebentar dari pada Lo tambah stress gak karuan pengen ketemu sama dia." Ujar Syella yang paham betul maksud keinginan gadis itu dengan ingin membalikkan mood-nya agar kembali naik yang saat ini terlihat cukup galau tak jelas.

"Gak deh! Makasih ajakan Lo Syell. Gue lagi gak mau liat muka cowok sialan itu!!" tolak mentah Alyra langsung berapi-api seketika, membuat Molly yang sibuk menyisir rambut keritingnya dengan benda yang lebih mirip seperti garpu itu tiba-tiba terhenti sejenak karena tersendat kusut dan sedikit terpekik saat tak bisa merapikannya lagi dengan lurus. Berulang kali Molly melakukan hal itu agar rambutnya tetap terlihat bagus namun usahanya gagal sia-sia, ia pun membuang napasnya kasar sembari menatap Alyra jengkel yang sempat membuatnya kaget tadi.

Mylovelly Where stories live. Discover now