Teman barunya

217 18 0
                                    

Selamat membaca!!

Semoga suka dan terhibur!!

Harap maklum typos bertebaran....

Jangan lupa VOTE DAN KOMENT YAA!!!

Setelah tersadar dari pingsannya Alyra lebih banyak diam ketimbang beraksi heboh seperti dari biasanya. Cewek itu terlihat lebih murung duduk sendirian. Makanan yang ada didekatnya juga tak dihabiskan oleh Alyra yang seolah mulut gadis itu seperti sedang dijahit oleh seseorang.

Lihat saja tubuhnya yang mulai lebih kurusan itu. Dengan mata sayu yang melingkar hitam menatap kosong entah apa yang lebih menarik untuk terus dilihatnya tanpa bosan, mungkin pikirannya juga ikut berkelana entah kemana.

Sudah dua hari berlalu semenjak dia datang kembali kerumahnya. Ale hanya sekedar bertanya sekali; kapan dia berangkat sekolah lagi? Namun Alyra enggan menjawabnya seakan tak ada harapan semangat untuknya pergi yang tanpa arah ini. Mengingat Alyra jarang berada disekolahnya. Jadi Ale ingin memastikan cewek itu masih aktif atau tidaknya.

Untungnya ayah Ale belum pulang dalam Minggu ini. Sepertinya Ale masih bisa bernafas lega, sebelum dimaki-maki habisan oleh pria tua itu yang lebih mengkhawatirkan keadaan Alyra dari pada memikirkan Ale anaknya sendiri.

Melihatnya yang tak ada perubahan sejak datang dari hari kemarin. Ale juga jadi teringat perihal dia mempunyai kesalahan yang cukup besar bahkan lebih dari apapun pada gadis itu, meski dia terlalu berat untuk mengakuinya mau tidak mau Ale harus siap untuk berbicara lagi dengan cewek itu yang sedang terlihat seakan mengalami gangguan kejiwaan atau entahlah, maka dari itu sebelum terjadi Ale harus cepat mengatakannya segera mungkin atau terlambat Alyra akan kehilangan kewarasannya nanti hingga Ale menyesalinya.

Tidak atau siapnya Ale sudah menyadari kalau dia lebih memalukan jika dibandingkan kelakuan norak Alyra yang seperti kekanakan itu. Sebagai seorang lelaki dewasa Ale merasa harga dirinya seakan hampir runtuh hanya karena buta hati akan kebaikan Alyra yang selama ini tak pernah terlihat sedikitpun dimatanya.

Ale benar-benar merasa telah bersalah dengan atas sikapnya yang kurang ajar dan tak tahu diri itu hanya untuk sekedar berucap terimakasih padanya saja dia enggan mau melakukannya. Sungguh Ale ingin mengubah wajahnya saja agar tak lagi terlihat sama seperti dulu daripada harus menanggung malu seumur hidup untuk menampakkan batang hidungnya lagi dihadapan muka cewek itu.

Juga inilah waktu yang tepat pas untuknya meski Ale belum siap menerima pengakuan dirinya sendiri. Setelah mengetahui semuanya Ale berusaha mencari kesempatan untuk segera mengatakannya langsung pada Alyra. Ale tak ingin selalu dihantui oleh kesalahannya yang sudah bertahun-tahun keterlaluan, selama ini dulu membenci Alyra tanpa alasan yang jelas karena kesalahan pahaman yang entah apa Ale pikirkan pada saat itu sehingga membuat titik hitam di dalam hatinya.

Dulu Ibundanya Alyra sempat pernah bertaruh hidup untuk Ale, sedangkan Alyra pun bahkan ikut mempertaruhkan nyawanya juga agar Ale tetap selamat dari bahaya saat mereka dalam perang tawuran antar anak sekolah lain.

Ale seakan merasa tak pantas mengangkat tangannya untuk meminta Alyra agar bisa melihat ke arah lagi. Jadi mulai sekarang kali ini Ale memutuskan untuk membicarakannya langsung pada Alyra sekali lagi.

"Alyra." untuk pertama kalinya Ale memanggil nama cewek itu setelah sekian lama tak pernah dia sebut sekalipun, dan tepat berada didepannya menghalangi pandangan kosong Alyra tadi hingga menarik seluruh atensinya terpaksa untuk melihat wajah pria remaja itu sedang ada dihadapannya saat ini.

Alyra belum menjawab ia hanya menatapnya saja sebentar. "Alyra... Gue pengen ngomong sesuatu sama Lo,," ucapnya berusaha untuk tetap tenang didepan cewek berambut merah itu.

Mylovelly Where stories live. Discover now