Benda terlarang

313 23 0
                                    

Happy reading!!

Semoga suka dan terhibur!!

Kali ini Alyra benar-benar belum siap ketika ia akan berpas-pasan dengan Axello sejak ia berhasil membuat Ale sangat marah padanya saat hari itu didepan Kevano.

Axello sebenarnya tidak terlalu peduli. Berapa kali pun usahanya Alyra ingin bertemu dengannya dengan segala cara seperti Alyra mulai sering melemparkan gumpalan kertas berisikan salam atau hal sebagainya seperti waktu itu kemarin.

"Woy siapa sih yang punya dendam sama gue? Keluar Lo hadapin gue langsung jangan beraninya kayak arwah gentayangan. Muncul Lo tunjukin upil Lo sini biar tak lindes pala lo!!" geraman teriakan Axello yang merasa kesal saat ia melewati halaman sekolah tiba-tiba saja dirinya kepalanya ditimpuk dari belakang dan belum mengetahui siapa si pelaku pengirim surat itu.

Inilah sifat kepribadian lain dari Axello yang kadang humoris namun juga lebih akan menyebalkan tiba-tiba berubah dratis kilat menjadi datar jika berhadapan dengan setiap orang yang berbeda seperti yang tidak dia sukai kelakuannya menjadi asing bagi temannya yang lain saat Axel menunjukkannya. Walau sejujurnya Alyra tak keberatan dengan keduanya. Ia masih berharap Axello akan bisa lebih lembut lagi padanya namun ternyata sangat sulit menjadi sebuah kenyataan.

Ekor mata tajam Axello kemudian melirik ke arah bawah dimana ia sekarang mulai penasaran dengan isi kertas itu. Begitu ia melihatnya Axello pun jadi tahu siapa orang itu. Dari situ ia tak terlalu lagi mempedulikannya. Tapi untuk sekarang kini masih saja dia diberikan kertas itu secara tidak langsung untuknya mengajaknya bertatap muka satu sama lain.

Awalnya ia tidak ingin mengiyakan datang kesini setiap kali dia melewati halaman sekolah yang akan terjadi terus sama sejak hari kemarin dirinya disambut oleh kertas aneh itu. Walau dia tahu orang itu tapi Axello merasa heran kenapa dia tidak juga menampakkan dirinya di depan Axello. Kalau saja bukan karena Syella yang memintanya untuk datang kesini Axello juga tidak akan mau bersabar menghadapi cewek merah itu yang masih membuatnya tidak suka atas apa yang telah terjadi diantara hubungan orang lain termasuk temannya itu.

"Axello ternyata masih peduli sama gue ya dia sampai rela mau datang kesini untuk kesekian kalinya aaaaa,," Alyra menatap haru dibalik semak tempat dia bersembunyi sambil menggelengkan kepalanya dengan tersenyum senang. " walau tau diri gue masih belum siap buat kena semburan panas dari bibirnya yang akan mengatakan bahwa dia merasakan hal yang sama juga pada gue aduh stop jangan khayal..." pikir Alyra mulai melayang jauh bahagia sambil berusaha menyadarkan dirinya sendiri dengan menampar pipinya agar berhenti gila memikirkanjuga disaat yang bersamaan mengharapkan sesuatu yang berat dari Axello yang jelas-jelas sedang menunggu dirinya untuk siap melampiaskan emosi buruk nya pada gadis itu terlalu yang cukup mengesalkan baginya.

Alyra tidak tahu saja kalau ini  terakhir kalinya Axello mau menuruti permintaan dari Syella untuk mendatangi tempat dimana Alyra ingin menemuinya namun cewek merah itu tak kunjung juga memperlihatkan dirinya. Syella yang kasihan melihat Alyra yang terusan melamun dan menyedihkan tidak jelas seperti itu membuatnya tak tega akhirnya ikut membantu lancarkan ide rencananya agar Alyra dan Axello secepatnya berbaikan kembali meski sedari awal memang kurang menyenangkan dari sebilah pihak.

"Wait! Itu artinya ikan Lele itu gak ngadu macam-macam dong sama gue,, ternyata tuh cowok bisa juga diandalkan ya,," Alyra teringat sejenak.

"Gue ingetin ya kalau gak ada hal penting yang perlu kita bicarakan jangan pernah ngajakin gue lagi buat bercanda! Gue gak suka orang yang Cemen!!" ucap Axello bersuara datar. Alyra meneguk ludahnya sebentar. Ia masih sibuk memikirkan dan menyakinkan dirinya bahwa saat ini Ale masih menutup mulutnya itu dan tidak mengatakan hal yang sebenarnya pada cowok gondrong itu. Kalau memang begitu syukurlah dia masih bisa bertahan untuk tidak lebih memperburuk keadaan dari penilaian  seorang Axello mengenai tentang dirinya lebih jauh lagi.

Mylovelly Where stories live. Discover now