Terasingkan perasaan

277 18 2
                                    

Selamat membaca! Semoga suka dan terhibur!!

Jangan lupa VOTE DAN KOMENT YAA!!!

Sorry typos bertebaran harap maklum....

Alyra kembali seperti dulu saat awal pertama kalinya ia bertemu dengan Axello di koridor sekolah ketika dia baru saja pindah di SMA Bestara sejak menginjakkan kakinya disini hingga akhirnya dia melompat kegirangan begitu sempat mengira Axello yang adalah menjadi pacar salah alamatnya itu, ternyata mereka berdua satu sekolah yang sama pikirnya.

Alyra jadi agak sedikit menyesali keputusan Hisza waktu itu tak mau menurutinya, ayah angkatnya dari Ale yang sedari dulu menyuruhnya untuk bersekolah yang sama dengan Ale disini agar Alyra tetap bisa dalam pengawasannya meski Alyra lebih memilih hidup mandiri dibandingkan menjadi bagian keluarga besar barunya itu.

Semenjak putusan dengan mantannya itu Alyra akhirnya terbebas juga dari rasa curiganya selama ini. Kini ia akan memutuskan untuk berjuang  mendapatkan Axello seutuhnya dengan sesungguhnya, dan memulai kembali hubungan awal yang baru dengan cowok gondrong itu yang sudah membuatnya menjadi sedikit terobsesi atas penolakan keras dari Axello yang tak pernah dia rasakan sebelumnya dari cowok lain manapun selalu membuatnya memikirkan Axello setiap waktu.

Kini Alyra akan memperbaiki kembali hubungan pertemanannya dengan Axello bagaimanapun caranya agar bisa dekat. Walau bukan itu yang  sebenarnya dia mau, mungkin akan terasa bertepuk sebelah tangan rasa cintanya pada Axello. Tapi, Alyra yakin suatu saat hari nanti akan terbalaskan juga entah kapan itu terjadi dia hanya sedikit lebih lama menunggu luluhnya hati batu Axello agar mau terketuk menerima masuk kehadirannya.

Sekarang Alyra berusaha mencari-cari Axello dari berbagai penjuru tempat yang biasanya dimana cowok gondrong itu akan berada.

Meski belum menemukannya Alyra berharap ia bisa segera secepatnya melihat wajah hangat Axello sebentar untuk mengisi kekosongan dalam hatinya.

Ia sedari tadi berjalan ke kantin bolak-balik namun justru malah teman-teman cowok itu yang menggodanya terlebih lagi ada Kevan si cowok berwajah dingin itu terlalu intens menatapnya tajam. Alyra pun segera menjauh dari sana lalu mondar mandir di depan kelasnya Axello namun tak juga terlihat sedikitpun siluet bayangannya sedari tadi.

Alyra pun terus berjalan tanpa lelah mengitarinya ke arah lain sampai akhirnya cowok gondrong itu baru saja nampak setelah keluar dari ruangan guru bersama Ale dan Jastin. Senyuman Alyra sedikit menipis saat melihat sekilas pada dua teman Axello yang ada disamping cowok gondrong itu, ia hanya ingin berdua dengan Axello tanpa harus ada orang lain yang akan menggangu waktu singkatnya itu. Lalu ia pun segera melebarkan senyumnya kembali dan langsung menghampiri cowok gondrong itu sambil mengabaikan temannya.

"Hai!!" sapa Alyra ramah dan tersenyum kecil dengan bibir manisnya. Axello sedikit tersentak saat cewek merah itu tiba-tiba muncul tepat dihadapannya dengan wajah semringah yang merona samar. Ia mengernyitkan keningnya sejenak menatap dalam cewek itu.

"Siapa Lo?! Gak kenal juga! Dan jangan pernah ganggu gue lagi, ngerti gak sih Lo?!" sahut Axello agak masam dan terdengar ketus. Lalu Axello sedikit terdiam sesaat. Bagaimanapun juga Axello merasa tak enak dengan perasaannya sendiri apalagi dia cukup keterlaluan sampai Alyra harus terkejut mendengarnya.

Maupun Jastin dan Ale sedikit terperanjat walau sikap Axello kurang bersahabat, tidak lagi mengherankan mereka setiap kali berhadapan dengan cewek itu ingat selain hanya Alyra seorang, Axello seperti bukan dirinya lagi yang bisa gampang diajak main-main bercanda masalah sepele.

Mata Alyra sedikit memanas menahannya dengan senyuman luntur diwajahnya. "Tapi kamu masih ingat sama aku kan? Kita dulu pernah..." lirih Alyra mulai berkaca-kaca menatap mata Axello yang lebih tajam padanya.

"Stop its! Percuma buat Lo! Gue tetap gue! Gak akan pernah sudi sama Lo! Harusnya Lo bisa sadar siapa juga yang cinta sama lo? Gue? Cuih! Mimpi Lo lebih buruk daripada kenyataan bangun sudahi tidur lo gurl!!" desis Axello menghentikannya dengan wajah datarnya lalu tangannya bergerak menepuk pelan pipi Alyra sebentar mungkin terasa sedikit keras bagi hati Alyra yang seakan tertampar didalamnya oleh perkataan berat Axello itu tadi. "hanya karena gue kasihan jangan berlebihan Lo nganggapnya!!" tekan Axello lagi menunjuk Alyra dengan jari telunjuk didepan muka cewek itu yang sedikit tertunduk menahan malunya.

"Ingat Lo bukan pilihan gue!!" ucapnya sambil berbisik pelan sebentar dengan wajah dinginnya setelah memajukan wajahnya sebentar pada Alyra yang meneguk pahit salivanya dan membeku ditempat.

Alyra hanya bisa tertunduk pelan dan semakin menundukkan malu wajahnya yang mulai memerah padam atas perkataan menusuk dari Axello yang cukup membuatnya sadar diri bahwa kalau Alyra sepertinya tidak terlalu pantas untuk bersanding dengan cowok gondrong itu yang secara tidak langsung mengakuinya didepan teman-temannya.

Melihat Alyra tak bisa lagi bersuara membuat Axello sedikit berdecih lalu lantas pergi dari hadapannya membiarkan Alyra terpaku ditempatnya dengan wajah menekuk sedih karena dirinya, namun Axello enggan peduli. Ale hanya meliriknya sedikit sebentar. Sedang Jastin menutup rapat mulutnya tak ingin terlibat dalam urusan masalah mereka berdua entah apa yang sedang terjadi cukup hanya sepasang itu yang bisa menyelesaikannya sendiri

****

Tiga hari sudah berlalu Alyra merasa benar-benar dicampakkan padahal belum apa-apa hubungan harus berakhir duluan tanpa memulainya dari awal. Sikap acuh Axello lebih menyakitkan daripada melihatnya bersama cewek lain. Kalau dekat perempuan lain masih bisa Alyra singkirkan tapi kalau Axello sendiri yang langsung turun Alyra tak berani bisa macam-macam. Hanya karena Axello bersikap seperti itu membuat Alyra menjadi merasa asing tak dianggap keberadaannya oleh siapapun apalagi diterima cowok gondrong itu.

Alyra seperti orang yang patah harapan dan putus semangat ketika setiap kali teringat terakhir Axello menjauhinya tanpa beban mengatakan hal yang lebih menyedihkan untuk dirinya. Alyra tak tahu harus bagaimana lagi agar Axello sedikit berubah setidaknya mau berteman baik apalagi dekat pun Alyra akan selalu terbuka menginginkan cowok itu. Tapi Axello berlawanan dengannya hatinya.

Bahkan juga tak bersemangat ke sekolah jika hanya akan mengingatkan luka dari lidah tajam perkataan Axello yang tak menyukainya. Alyra masih tak siap berhadapan dengan sikap Axello yang lebih menusuk sakit hatinya.

Dirumah kost-an kecil tempat tinggalnya pun seakan terbengkalai. Alyra juga tak bisa lagi mengurus dirinya sendiri bahkan baju seragam sekolah yang sejak kemaren itu belum sempat ia lepas masih melekat ditubuhnya. Terlihat mata Alyra seakan mulai berubah menghitam dengan sedikit bengkak yang masih tersisa tadi malam dan rambutnya kusut terurai menjelaskan betapa hampir gilanya pikiran kacau cewek itu karena rasa frustasinya yang besar dari Axello berikan.

Kini Alyra harus memaksakan dirinya untuk bergerak meski tak ada tujuan yang pasti yang dia inginkan. Alyra hanya berpikir teringat antara memilih pulang kembali ke rumah Ale sampai Kevan akan datang mengincarnya? atau pergi menumpang sementara waktu di tempat tinggal rumah tangga kecil Rendra dimana Mea juga bersamanya hingga membuat keluarga baru itu akan ikut berantakan hanya karena kemunculan masalah dirinya melibatkan pada pasangan kekasih itu?

TBC.....






Mylovelly Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora