Perasaan lebih

23.2K 270 0
                                    

"Mana cewek gila itu?" tanya Axel dengan napas memburu mendatanginya ke dalam kelas XII-G yang terletak jauh di ujung terakhir sana.

Suasana kelas Alyra bising karena jam kosong membuat mereka bebas melakukan keributan lain dan menjadi lebih dihebohkan lagi disaat Axel mengobrak-abrik seisi kelasnya demi mencari gadis itu untuk menyelesaikan sesuatu yang kebetulan keberadaannya disudut kelas sana.

Eboy mengerlingkan matanya pada Molly yang sedang berdandan riang namun terganggu. Lalu ada Ale juga yang ikut menghampiri memberikan tatapan setajam silet pada para siswa yang siapa tahu ada membawa benda terlarang dikelas itu yang jauh dari pemantauan. Sekarang membuat mereka tidak bisa bergerak banyak takut kalau itu bisa membuat Ale yang kini mengawasinya semakin curiga dan ingin sekali memeriksa diri mereka satu persatu bahkan ingin membedahnya habis-habisan.

"Ra, I-iblis pujaan Lo datang tuh!!" senggol Syella terbelalak sedikit gagap ketika melihat cowok gondrong itu datang dengan wajah garangnya dan menatap nyalang, ia pun membangunkan Alyra masih merem dibalik mejanya dengan sedikit kurang sadar.

"Perasaan gue gak nyembah setan deh, Lo jangan sok benar! Ngigo lo!!" jawab Alyra agak bingung sebentar mengingat pembicaraan terakhir dirinya dengan temannya pada saat itu yang dia dengar dari ide gilanya Molly yang mengusulkan, ketika Alyra benar-benar kehabisan cara untuk menaklukkan lelaki yang diincarnya. Katanya begini-begitu harus melakukan ritual tengah malam dikuburan, iya kali yang ada kepergok tukang kebun nanti, jadi Alyra tidak mau merepotkan dirinya dengan hal menyeramkan seperti itu, terbangun dengan suara ringisan kecil juga ditangannya yang sempat terantuk meja tadi karena Syella mengguncangkan setengah tubuhnya.

"Mana tangan Lo?!" pinta Axel begitu, ia sudah sampai menemukan Alyra di tempat bangkunya dan berdiri menatap gadis merah itu. Walau enggan, tapi sebenarnya Axel juga sedikit peduli untuk memastikannya.

"Bu-buat apa?" kaget Alyra masih loading, merasakan kalau dia sedang bermimpi saat ini dialam sebelah.

"Bayar hutang lah!!" lanjut Axel menatapnya dengan datar dan sedikit jengkel. Jangan bilang apa yang pernah Syella katakan waktu itu dengan Molly kalau Axel meminta sesuatu sebagai imbalan gantinya jika Alyra menginginkan hatinya Axel. Pikirnya sambil berdebat tidak jelas dengan batinnya sendiri. Alyra pun menoleh kearah Syella dengan cengiran aneh kecil padanya seolah mengiyakan pikirannya saat ini.

"Tapi, aku gak punya duit buat sekarang." jelas Alyra jujur masih belum paham situasinya, ia tidak punya banyak uang dan sekarang ia malah kehabisan karena terlalu boros pada yang lain.

"Ck! Sini tangan Lo! Gue mau liat bentar!!" Axel berdecak semakin menatap tajam ketika Alyra menolaknya dengan sedikit ragu.

"Gue mau ngeramal, Lo jangan banyak alasan!!" tambahnya lagi agak ketus. Mau tidak mau Alyra memberikan tangannya ketika juga ditarik oleh cowok itu sendiri.

Axel terdiam beberapa saat, ia memperhatikan bekas luka lebam kebiruan disekitar tangan cewek itu. Axel pun menghela napasnya sebentar, ia mungkin tidak sadar telah melakukannya sekeras ini, saking emosinya dirinya begitu buta seakan meanggap Alyra adalah musuh terbesarnya padahal dia hanyalah seorang perempuan bukan lelaki kuat yang sering Axel hajar sampai mampus.

"Sorry..." gumam Axel kemudian dengan suara pelan nyaris berbisik. Sesaat suasana menjadi hening. Ia merasa sedikit parah jika sudah melihatnya sendiri, bagaimana sikapnya yang sungguh keterlaluan itu bisa sampai menyakiti cewek lemah dan ceroboh seperti ini. "gue harap tangan lo akan membaik.  Semoga gak separah yang gue pikirin!!" Alyra tertegun mendengarnya sejenak, jadi Axel juga memikirkan dirinya. Betapa senangnya saat mengetahuinya hal itu langsung dari mulut cowok itu sendiri. Ia pikir Axel benar-benar egois ternyata tidak juga.

Mylovelly Where stories live. Discover now