Saingannya

222 19 2
                                    

Selamat membaca!!

Semoga suka dan terhibur....

Setelah seminggu lebih tidak masuk ataupun bertemu dengan yang lainnya Alyra kini akhirnya bersekolah kembali demi tuntutan pihak sekolah yang memanggilnya harus hadir atau tidak, Alyra akan tertinggal kelas bahkan dia bisa diturunkan dari kelasnya. Alyra tentu saja tidak mau hal itu akan terjadi jika dia sampai menjadi adik kelas sedang temannya malah menjadi seniornya Alyra sungguh malu jika membayangkan dirinya akan ditindas oleh teman-temannya sendiri sebagai murid yang bodoh.

Saat Alyra baru saja berjalan ia kemudian berpapasan dengan Axello dan Kevano pagi itu di lorong koridor terlihat sempat kedua cowok itu adu mulut sebentar lalu terdiam saat melihat Alyra yang ingin melewatinya.

Alyra ternganga seketika begitu menyadari dahi cowok gondrong itu sedikit lecet dan benjol. "Kenapa liatin dia kayak gitu? Padahal mukanya kan udah jadi jelek gini masih suka Lo atau malah jijik heh?" cibir Kevan lalu mengangkat sebelah alisnya sembari tersenyum tengil.

"Ada apa sama wajah kamu? Kok bisa sih sampai--?!" tanya Alyra seakan terhenti saat Axello langsung memalingkan mukanya malu ke arah lain sebentar. Meski meliriknya sekilas juga pada cewek merah itu.

Alyra sungguh merasa heran ia mencoba mengingat saat menyadari ada sesuatu yang aneh dari mereka berdua seolah menyembunyikan. Alyra tak berpikir sejauh itu untuk menduganya. Ia lebih mengkhawatirkan Axello dengan bayangan kejadian lain yang menimpa cowok gondrong itu.

"Cie mau salto ya diperhatikan ayang lagi nih?" seru Kevan berbisik menggoda sebentar cowok itu. Alyra hanya mendengus samar.

"Ini gara-gara lu anjing! Jangan sampai dia tahu kalau kita hampir kecelakaan bego!!" desis Axello tajam sembari melotot sengit. Ia bahkan menampol Kevano bagaimana pun caranya karena cowok itu bisa saja menghindarinya atau akan membalasnya juga.

"Kalian pada kenapa sih pake bisik bisik tetangga segala? Gue juga masih bisa dengar kali!!" celetuk Jastin yang  membuat Kevano dan Axello berjingkat kaget sontak menoleh padanya dengan tatapan horor sejenak. Sejak kapan Jastin ada didekat mereka berdua? Bagaimana bisa Jastin muncul begitu saja? Axel malah bingung sendiri menganga. Kevan pun menggelengkan kepalanya.

"Kalian juga lagi ngomongin seorang cewek 'kan--?!" lanjutnya harus terhenti saat Jastin hampir saja mencampuri urusan mereka setelah menebaknya secara asal meski ia tidak sepenuhnya mengerti akan pembicaraan tadi yang sempat terdengar ditelinga ketika bersama mereka namun salah satu dari mereka langsung menahannya dengan tangan.

"Lo jangan ngomong macam-macam! Diam ajan kek gak usah ikutan goblok!!" decak Kevan melototkan matanya ngeri. Ia takut akan menjadi tersangka jika Alyra benar-benar menyadarinya saat yang waktu itu, lalu akan berani mengadukannya. Karena Alyra itu tipe cewek yang keras kepala dan tidak mau tinggal diam saja, pasti akan membalasnya juga. Sedangkan Axello lebih dulu membungkam mulut Jastin dengan tangannya cepaf tadi sebelum Jastin selesai akan berbicara, mereka bertiga mulai terlihat lebih aneh dengan gelagat yang mencurigakan di mata jeli cewek itu.

"Kamu lagi sakit ya Axel?" tanya Alyra kemudian dengan nada penuh khawatir pada Axello saat melihatnya cukup lama pada bagian bekas luka yang ada di dahinya itu sudah ditutupi plester kecil yang menempel disekitar wajah rupawannya.

"Tadi gue juga sempat dengar kalau kalian mau kecelakaan gitu kan? Sebenarnya sih gue juga hampir ditabrak sama orang lain untungnya gue masih bisa selamat. Tapi anehnya ya kok kita bisa samaan di hari kemarin itu kejadiannya?" gumam Alyra sebentar dengan bingung menatap bergantian pada kedua cowok itu, tapi lebih tepatnya mata Alyra sempat menyelidik curiga ke arah Kevan yang terlihat bersiul. Alyra nampak sedikit berpikir aneh namun dia tetap tak mengerti lalu menggeleng kepalanya pelan.

Mylovelly Where stories live. Discover now