Berusaha buat Lo?!

42.3K 430 0
                                    

Happy Reading maaf kalau ketemu typo's!!!

"Gue gak nyangka lo ngaku jadi pacarnya Axel. Lo pikir Lo siapa? Jalang simpanannya yang udah dia lupain begitu hah?!" ucap Ale. Cowok dingin yang suka bermulut kasar saat berbicara pada Alyra. Gadis itu sedikit mengerutkan alisnya bingung.

"Ngapain sih Lo ngatain gue?! Lepasin tangan gue!!" pinta Alra.

"Gak. Gue masih pengen maki-makiin Lo sekarang!!" desisnya.

"Pliss... Gue gak mau nyari masalah sama Lo..."

"Hah?! Gue gak dengar Lo ngomong apaan. Yang jelas dong sayang." sinis Ale."dan lo harus ikut pulang ke rumah! Bokap gue nyuruh Lo balik njing, jangan nyusahin gue napa!!"

"Gue mau hidup mandiri elah! Lagian gue juga bukan keluarga Lo!! Udah gak usah ngurusin hidup gue lagi!!" tolak Alra.

Alyra sudah cukup lama tinggal di rumah om Hisza dari ayahnya Ale. Alra memutuskan untuk pergi karena ia tidak mau menyusahkan mereka lagi. Ale juga tidak menginginkan keberadaannya dirumah besar itu. Tapi ia harus dipindahkan sekolah yang sama dengan Ale, anak pemilik yayasan sekolah SMA Besttara ini.

Sebenarnya Alra enggan bertatap muka dengan Ale karena ia tidak ingin terlihat akrab dengan cowok itu. Alra tidak mau mereka mengetahui dirinya yang ternyata sudah diangkat om Hisza sebagai keluarganya.

Alra yatim piatu saat berumur 13 tahun. Jadi sejak saat itulah dirinya diangkat menjadi anak om Hisza yang masih baik dan peduli padanya. Mengingat dia adalah teman rekan kerja ayahnya dulu. Om Hisza adalah seorang komandan polisi.

"Gue juga mana pernah sudi punya anggota keluarga kayak Lo! Anak yang gak jelas bisanya cuma nyusahin orang lain!!" decih Ale sengit. Lalu melepaskan tangannya. Alra ingin sekali menghajar wajah Ale sampai hancur tapi ia tidak ingin melakukan. Mengingat kebaikan om Hisza telah berbuat banyak untuknya meski sikap anaknya si Ale tidak beraturan selalu mencemoohnya.

"Makanya nggak usah peduliin gue!!" sengit Alra.

"Sekalian Lo Mati aja kek apa kek gue gak peduli! Kesal gue lihat muka Lo bikin naik darah! Pembawa sial gak guna lagi cih!!"

"Lo ngoceh sekali lagi saraf beneran Lo!!".

Alra kesal bukan main. Ia tidak bisa berbuat apa-apa selain menahan kemarahannya. Saat pulang sekolah dirinya malah dihadang oleh Ale. Cowok itu kurang ajar. Selama ini tidak ada cowok yang berani membentaknya, kalau saja Ale bukan anak om Hisza sudah mungkin akan Alra bunuh sejak lama tinggal dengannya.

Om Hisza menyekolahkan Alra disini agar Ale tetap mengawasinya walau cowok itu sangat ogah-ogahan tapi ia terpaksa menurutinya karena takut Ayahnya itu akan mengancamnya.

Saat SMP om Hisza lah yang mengurusnya. Alra tidak satu sekolah saat itu dengan Ale karena cowok itu yang tidak mau satu sekolah dengannya. Cukup satu rumah saja sudah menjengkelkan bagi Ale. Kehidupan Alra seperti apapun Ale tidak peduli.

Hanya ada dua cowok yang tidak terpengaruh dengan Alyra saat itu dulu dan mungkin hingga sekarang. Ale dan Rendra. Ale yang membencinya sejak kedatangan dirumah. Rendra yang bersikap pongah dan menyebalkan.

Tapi Alra sedikit menyukai sikap kedua cowok itu. Setidaknya ia sedikit tahu Ale bukan tipe yang mudah didekati oleh perempuan lain. Kalau Rendra cowok itu teman dekatnya Alra satu SMP dulu. Rendra tak pernah menaruh hati padanya. Itulah membuat Alra betah berteman lama dan kadang mereka sering berantem hanya karena rebutan tempat duduk.

Ale baru berteman ketika dia memasuki SMA dengan Rendra dan gengnya Axel. Tak mencerminkan sekali sikap dirinya yang bergabung dengan geng para cowok nakal itu padahal ayahnya Ale sendiri seorang komandan polisi, ia cukup dekat dengan Axel karena tiga tahun berturut-turut sekelas dengan cowok gondrong itu.

Ale pun hendak beranjak pergi namun ditahan oleh Alyra. "Eh tunggu! Lo teman dekatnya pacar gue kan?! Tolongin gue dong dekatin gue sama dia! Masa iya sih dia lupa gitu aja sama gue..." kata Alra memohon pada cowok itu dengan wajah sedihnya.

"Lo gak boleh dekatin dia! Dia aja nggak kenal sama Lo!! Jangan harap dia mau sama cewek gak jelas kayak Lo!" sinis lelaki itu melepaskan tangannya yang ditahan oleh Alra.

"Lo tuh dendam banget ya sama gue?! Gara-gara Papi Lo baik sama gue? Padahal gue nggak pernah ada niatan buat rebut om Hisza dari Lo!!"

"Whatever! Gue gak perduli. Dan gue gak pernah setuju teman gue punya pacar kayak Lo!!" setelah mengatakan itu Ale pun melenggang pergi dari hadapan Alra.

Alra mendengus kasar. Lebih baik ia cepat segera pulang kerumahnya.
Rumah sederhana yang ia tempati sekarang. Hampir satu tahun ia tinggal disini. Rumah kecil sewaannya.
Alra hanya seorang diri disini. Jalan menuju rumahnya memasuki gang kecil. Alra sebenarnya tidak mau berurusan dengan keluarga barunya om Hisza yang kerap sangat peduli padanya.

Sejak ia memilih keluar dari rumah Om Hisza penampilan Alra berubah ketika dia bersekolah di SMA Baruna. Alra memakai baju seragamnya yang harus cukup tertutup atau tidak nanti Alra akan digangguin oleh lelaki lain yang menaksir berat pada dirinya.

Saat SMP Alra lebih seksi karena Rendra yang selalu berada didekatnya, melindunginya dan mengawalnya saat itu dulu sebelum akhirnya ia harus berpisah terakhir kalinya sejak kelas 9.

Alra saat kelas 10 di SMA lamanya itu pernah sempat memakai seragam pendek. Itu pun ia kapok karena selalu didekatin banyak anak-anak cowok yang semakin hari semakin mesum, tak ada yang menjaganya saat itu. Hingga suatu saat itu juga inilah alasannya dengan seseorang yang pernah ada menolongnya, mereka bertemu saat tak sengaja Alra pulang malam hari dari sekolahnya.

Malam itu Alra kehabisan uang untuk membayar ongkos pulang. Jadi ia memilih jalan kaki cukup lama dan jaih. Lalu dihadang oleh dua seorang pemabuk yang berniat buruk padanya. Untung seorang lelaki datang.

Mereka pun bertemu hanya tiga kali dan Alra memutuskan untuk menjalin hubungan dengan orang itu yang ia kira adalah Axel. Rambut cowok itu dulunya mempunyai potongan pendek tidak seperti sekarang. Lalu setelahnya seminggu lebih tidak ada lagi kabar dari orang itu cukup lama entah kemana.

Pacarnya pernah berpesan pada Alra untuk tetap menjaga dirinya. Maka dari situlah Alra mengganti seragamnya dengan yan panjang mulai menetapkannya, sampai sekarang ia masih mengingatnya menjadikannya sebagai alasan untuk dirinya.

Lalu ketika Alra menduduki bangku kelas 11, ia memutuskan untuk tidak lagi tinggal dengan om Hisza. Alra tetap kekeuh menjalani kehidupannya seorang diri. Karena tidak serumah lagi, Om Hisza pun memaksa Alra untuk pindah ke sekolah yang sama dengan Ale.

Seperti keinginannya mereka berdua yang hendak berbeda. Jika seatap rumah Alra tidak mau satu sekolah dengan Ale yang juga menentangnya begitu, karena sekarang gadis itu keluar dari rumahnya om Hisza. Maka dari itu Alra harus pindah sekolah yang sama dengan lelaki itu karena tidak lagi serumah.

Alra yang terus berusaha tetap untuk tidak mau satu sekolah dengan Ale,
tapi keinginannya itu sudah tak berpihak lagi. Alra mendapat masalah dari sekolahnya karena berkelahi dengan beberapa siswi lain yang tidak suka padanya.

Hingga Alra sampai dikeluarkan. Jadi disinilah ia terpaksa disekolahkan kembali di SMA ternama elit dirinya yang masih bisa diterima karena om Hisza yang memasukkannya sendiri. Padahal Ale sangat tidak setuju sama sekali.

Mengingat hal itu Alra hanya bisa terpaksa mengikutinya. Ia menghela napasnya yang berat. Kehidupannya berubah begitu saja. Alra memandang sebentar lengannya yang mempunyai bekas luka yang masih ada pada dirinya. Kejadian itu sudah cukup lama semenjak ayah dan ibunya meninggal.

Tak lama pikiran Alra kembali dipenuhi oleh sosok lelaki yang selama ini dia rindukan.

Axello namanya? Kok agak aneh ya? Bukankah dulu namanya Ello? Kok aneh ya. Wajahnya pun hampir sama. Cuma mungkin bedanya hanya dirambut. Alra bergumam terlarut memikirkannya.

Mulai sekarang ia akan mencoba mendekati sosok cowok berambut gondrong itu. Alra jadi penasaran sendiri ingin mengetahuinya. Apakah pacarnya itu lupa ingatan kena riwayat lain dengan dirinya atau dia...

"Gak mungkin 'kan Lo ngelupain gue gitu aja Mylovello... Gua akan berusaha buat Lo balik lagi sama gue!!"

TBC...

Mylovelly Where stories live. Discover now