Sama yang Baru

16.5K 236 0
                                    

"Gue gak terima Lo perlakuin Alyra sekasar itu! Lo gak tau kan? Betapa berartinya Alyra dalam hidup gue! Gue udah anggap dia lebih dari seorang sahabat!!" ucap Rendra tegas memperingatkan, saat mereka berdua berada di koridor kelas yang cukup sepi waktu itu.

"Coba Lo mikir, bayangin kalau Mea gue sakitin apa yang bakalan lo lakukan? Ngehajar gue? Atau bunuh gue sekalian, karena Mea udah Lo anggap sebagai saudara kan, Lo juga pasti gak terima sama seperti gue?" Rendra menarik kerah baju Axel menatap tajam. Axel menepisnya kasar.

"Bukan urusan Lo! Terserah gue mau ngapain dia, mau baik atau buruk pun gak ada hubungannya sama Lo!!" jelas Axel. "emang Lo mau gue harus munafik gitu sama cewek simpanan Lo itu hah?!" decih Axel. Rendra pun memukul keras rahangnya. Membuat Axel terkekeh sinis.

"Harusnya Lo ngerti! Gue gak bisa tinggal diam terus kalau Lo kayak gini sama Alyra. Ya! Gue belain dia! Lo nyakitin dia... Jangan salahkan gue kalau Mea juga akan ngerasain hal yang sama karena kesalahan Lo sendiri." ancam Rendra penuh penekanan lalu mendorong kasar tubuhnya. Napas Axel sedikit memburu. Ia bingung kenapa Rendra terlihat serius sekali dengan ucapannya itu.

Padahal Axel juga mempunyai hak untuk menentukan perasaannya sendiri. Jika ia tidak suka dengan cewek yang bukan pilihannya wajarlah sesuka Axel dalam bersikap apapun menanggapinya itu setiap kali bertemu dengan orang yang berbeda dimatanya.

"Sialan Lo Rendra! Berani banget Lo ngancem gue menyangkutin soal dia!!" Axel menarik frustasi rambutnya didalam kamar. Teringat akan dengan percakapan terakhir temannya itu.

Kalau saja Axel tidak dibingungkan dengan hal yang ia benci, sudah jelas pasti Axel tidak mau mengindahkannya.

Ia juga sebenarnya tidak begitu peduli bagaimana keadaan Alyra pada saat itu. Tapi ia hanya terpaksa melakukan hal yang seharusnya dilakukan sebagai rasa tanggung jawabnya. Kalau Axel membiarkannya begitu saja, mungkin Rendra juga  membalaskannya sesuai perkataan cowok sangat itu.

Axel tidak mau jika hal itu sampai terjadi, ia tidak takut sama sekali dengan Rendra, tapi Axel lebih menghargai Mea karena gadis itu pernah melindungi bundanya. Sialan! Decak Axel gemas dengan tingkah Rendra beberapa saat yang lalu, sebelum Axel akhirnya kalah juga berubah pikiran dengan menyerah mendatangi kelas cewek merah itu. Kalau saja Rendra tak mencampurinya mungkin Axel juga tidak akan pernah sudi mau merepotkan dirinya kesana.

Dari pada ia hampir kepikiran Alyra terus untuk sesaat, lebih baik Axel menghampiri Mea ke kamar perempuan itu.

"Mea malam ini gue mau tidur sama Lo." ucap Axel sambil membawa guling dari kamarnya sendiri, sebelum masuk sampai didepan Mea yang sedang duduk santai membaca majalahnya diatas kasur.

"Tapi, katanya Kevan sih, dia udah duluan mau tukar kamar sama aku, jadi aku gak disini,," Mea menggaruk kepalanya agak bingung. Axel melotot kaget sebentar.

"Kenapa sih tuh anak gak bisa diem, pindah sana sini kek poligami aja!!" gumam Axel bersungut-sungut.

Mea sedikit menyengir kecil, "Terus Axel juga ngapain ikutan seperti Kevan?" memiringkan kepalanya menatap cowok gondrong itu juga.

"Yaudah gue ngikut Lo aja ke kamarnya si sialan itu, asal bisa sama Lo Mea !!" Axel berdecak. Mea menggelengkan kepalanya menatap Axel yang sedikit mengernyitkan dahinya.

"Aku tidurnya sama Mamah nemenin. Kalau Papah masih belum bisa pulang, gak ada dirumah katanya." ujar Mea. "aku tinggal dulu ya mau nyusul Mamah." sambil beranjak dan berlalu dari hadapannya.

Axel meneguk ludahnya pasrah dan menghela napasnya berat.

"Gak usah mewek Lo! Gue temenin nih Lo mau bobo, kalau perlu juga gue nyanyikan lagu dongeng kesukaan Lo." sentil Kevan pada dahi Axel yang baru saja keluar dari kamar mandinya dengan rambut basah handuk yang menggantung dilehernya. "tapi pake suara Lo ya gue mau hemat energi. Biar gue yang tidur, terus Lo begadang aja gue rela."

Mylovelly Where stories live. Discover now