1

129K 9K 384
                                    

Vote ya jangan lupa, sekalian comment juga boleh.

***

Usia kandungannya memasuki minggu ke empat dan untung saja ia tidak ngidam yang aneh-aneh mungkin bayinya tahu kalu ibunya sedang tidak baik-baik saja. Beban ini terlalu berat dipikul gadis 18 tahun yang baru tamat SMA beberapa bulan yang lalu.

"Na, lo harusnya senang dong sebentar lagi lo bakal jadi Nyonya Gavril. Bukannya itu impian lo selama ini?" cerocos Saski melihat Alana yang sedari tadi hanya melamun memandangi makanan di depannya yang belum tersentuh sama sekali.

"Menikah karena terpaksa itu tidak pernah ada dimimpiku," ujarnya menahan tangis. Ingin sekali rasanya berteriak kepada dunia bahwa hatinya tidak kuat menerima semua ini. Dibenci oleh kakak sendiri, menikah dengan laki-laki yang tidak mencintainya dan setelah melahirkan akan menjadi seorang janda.

Alana berakhir sad sedangkan Airyn akan tertawa di atas air mata Alana. Kenapa dunia sekejam ini?

"Menikah hanya karena anak yang aku kandung benar-benar bukan impianku," lirihnya, kali ini Alana sudah tidak bisa menahan air matanya.

"Na, maaf karena gue lo harus menanggung beban ini," ucapnya penuh rasa bersalah sedangkan Alana menatap Saski bingung meminta penjelasan atas ucapannya.

Saski menatap Alana dengan suara yang tertahan, ia tidak sanggup menceritakan semua yang terjadi dan bisa saja Alana akan membencinya dan melupakan persahabatan mereka.

Saski menggeleng lalu beranjak dari tempat duduknya. "Lo mau pulang atau tetap di sini?"

"Di sini dulu, sayang makanan gue masih utuh."

Alana menatap punggung Saski yang keluar dari kafe, sebenarnya ia penasaran apa maksud perkataan Saski tadi, tapi ia tidak mau ambil pusing, masalahnya sudah berat.

085xxx : Lagi di mana?

Alana melihat foto profil whatsapp si pengirim chat tanpa nama itu ternyata Gavril yang tengah menggenggam tangan Airyn begitu erat.

Kemudian Alana membalasnya.

Alana : Rose cafe

Alana beralih ke aplikasi instagramnya dan ia tersenyum saat Saski menandainya sebuah foto selfie mereka berdua beberapa waktu lalu.

Lo harus bahagia selalu sayang, my best friend💕

Alana tersenyum membaca caption alay Saski, lalu memencet tanda love di bawah foto tersebut, baru saja ia ingin menulis komentar tiba-tiba ada seseorang yang duduk di depannya.

Alana kaget ada Gavril di hadapannya, ia baru sadar ternyata ini tujuannya menanyakan keberadaan dirinya.

"Sudah berapa minggu?" Gavril memulai percakapan. Alana bingung maksud Gavril, ia mengernyitkan keningnya.

"Sudah berapa minggu usia kehamilanmu?" ulang Gavril masih dengan suara datarnya dan wajah tak berekspresi serta tatapan tajam. Like a vampire.

"Jalan 4 minggu," jawab Alana gugup.

"Aku ingin memberi penawaran untukmu, kamu tentu ingin punya pernikahan yang bahagia dengan seseorang yang kamu cintai. Jadi, aku mau kamu menggugurkan kandunganmu, tidak perlu ada pernikahan di antara kita. Kita tidak saling mencintai, right?"

Lebih tepatnya aku mencintaimu tapi kamu yang tidak mencintaiku.

Alana tetap bersikap tenang, ia tidak mudah mengeluarkan amarah atau kata-kata tajam serta berteriak penuh emosi. "Maaf, Kak. Entah apapun alasannya aku tidak akan membunuh bayiku sendiri, dia berhak hidup."

Alana (Sudah Terbit) ✔Where stories live. Discover now