44

87.4K 4.7K 204
                                    

"Hey baby girl, kesayangannya papa dan mama." Gavril mengajak ngobrol Zea yang baru bangun tidur siang dan langsung minta ASI.

Kemarin mereka menjemput Zea di rumah sekretarisnya Gavril, untung saja Zea tidak rewel selama ditinggal jadi tidak terlalu merepotkan. Bayi mungil yang lucu dan menggemaskan siapa lagi kalau bukan Kanzea Navrilia Alesha, putri dari Ibu Alana dan Pak Gavril.

"Zea sayang, papa cemburu sama kamu. Itu 'kan punya papa tapi sekarang kamu yang berkuasa, anak nakal hmmm," canda Gavril yang membuat Alana tertawa berbeda dengan Zea yang terus menikmati tetesan ASI yang membasahi tenggorokannya.

"Ternyata benar kata orang kalau sudah punya anak, kita harus rela berbagi," Gavril memanyunkan bibirnya layaknya seorang anak kecil yang merengek minta mainan.

"Duh, kak. Sangat menggelikan."

Gavril memutar bola matanya. "Don't call me 'kak' again, but call me 'papa or sayang or babe or honey' ok?"

Alana menggeleng. "Sangat menggelikan kak, oh my god!" ucap Alana disertai tawa yang meledak.

"Ish, mama kok gitu sama papa. Papa 'kan suami mama."

"Yaa Allah kak, kenapa alay?"

Gavril menatap Alana serius. "Aku serius, panggil aku papa dan aku panggil kamu mama atau opsi kedua panggil aku sayang dan aku pun begitu. Tidak boleh panggil nama."

"Papa or sayang?" Gavril menaik turunkan alisnya.

Rasanya sangat menggelikan kalau harus panggil papa, mungkin karena Alana sudah terbiasa panggil kak. "Ok, aku pilih opsi kedua."

"Ok, sayang." Gavril mengacak pelan rambut istrinya dengan gemas.

"Morning kiss sayang," Gavril menutup mata Zea lalu mencium sekilas bibir istrinya. Kemudian menempelkan kening mereka. "I love you, my wife."

Zea menangis karena matanya masih ditutup oleh Gavril.

"Maaf sayang," Gavril lalu menjauhkan tangannya dari mata Zea.

"Duh anak papa belum kenyang juga," karena sedari tadi Zea belum selesai juga minum ASI.

"Kak, sudah setengah 7 lebih baik kakak mandi terus siap-siap ke hotel. Nanti aku siapkan sarapan."

Gavril mengangguk. "Zea sayang ayo sini mandi sama papa." Ia mengambil Zea dari pangkuan Alana dan Zea tidak protes. "Aku mandiin Zea ya sayang."

"Oh iya, tadi kamu masih manggil kak. Ingat bukan kak tapi sayang."

"Iya sayang," ujar Alana terkekeh geli.

***

Alana baru saja selesai menyiapkan sarapan, Zea dan Gavril menghampiri Alana di meja makan.

Alana mencium pipi Zea dan pipi Gavril. "Anak mama sudah cantik."

Gavril memang belajar menjadi ayah yang baik, mulai dari memandikan, memakaikan pakaian, memakaikan pampers, mengolesi minyak telon dan bedak atau hal-hal lainnya, ia ingin menebuskan kesalahannya di masa lalu yang tidak terlalu memperhatikan bayinya.

"Iya dong, papa Gav memang pintar. Makanya mama Alana cinta sama papa Gav," ujar Gavril percaya diri.

Alana mengambil alih Zea yang sudah tertidur di gendongan Gavril. "Sini, kak. Aku bawa Zea ke box-nya. Kakak makan saja dulu."

"Sayang not kak!"

"Iya bawel," ujar Alana yang sengaja menggoda Gavril.

Setelah meletakkan Zea ke box-nya. Alana meraih handphone-nya di atas nakas yang menandakan ada pesan whatsapp.

Alana (Sudah Terbit) ✔Where stories live. Discover now