10

73.3K 5.9K 543
                                    

***

Tanpa disadari ada seseorang yang memperhatikan mereka dari dalam mobil, ada rasa yang tak biasa yang ia rasakan saat melihat dua insan itu.

Ia langsung keluar dari mobilnya dengan perasaan yang sulit diartikan, ia marah karena apa yang menjadi miliknya disentuh orang lain. Ia paling benci jika ada yang berani merebut miliknya.

Ia langsung menarik Alana menjauh dari Azkil dan menatap Azkil dengan tatapan mengintimidasi. "Saya tidak suka jika kamu menyentuh milikku!" ujar Gavril dengan nada tegas dan penuh peringatan.

"Dia memang istrimu tapi dia bukan milikmu!" balas Azkil tak mau kalah.

"Karena dia istriku maka dia milikku!"

"Istri yang tidak kamu cintai, begitu?"

"Bangsat!" baru saja Gavril ingin melayangkan bogem mentah ke pipi mulus Azkil langsung di tahan oleh Alana. "Jangan pukul Azkil," mohon Alana.

Gavril membuang napas kasar. "Sekali lagi kamu menyentuh milikku akan aku bunuh kamu!"

Apa kak Gavril cemburu? Apa dia mulai mencintaiku? Apa benar dia telah mengakui kalau aku miliknya?

"Selama dia istriku aku tidak akan membiarkan siapapun menyentuhnya," jeda 5 detik. "Kecuali Aku sudah melepaskannya."

Melepaskan? Apa kamu akan melepaskan aku, kak?

"Brengsek! Satu yang harus kamu ingat jangan pernah menghancurkan hati Alana. Kalau sampai itu terjadi aku tidak akan segan-segan merebutnya darimu!" mereka saling melempar tatapan tajam yang mengerikan.

Ibu Tin dan pembeli lainnya menyaksikan adegan ini seperti sedang menonton drama korea.

Alana langsung membayar seblak yang ia makan tadi dan menarik Gavril agar kembali ke mobil sebelumnya ia sudah pamit ke ibu Tin dan Azkil.

Kalau dibiarkan terus tidak akan selesai sampai besok. Dua pria yang sama-sama memiliki sifat keras kepala dan tatapan yang mematikan.

***

Alana dan Gavril sudah kembali ke rumah, selama perjalanan tidak ada yang memulai obrolan hanya keheningan yang terjadi.

Sampai di kamar pun mereka masih saling diam, mungkin efek kehamilannya akhir-akhir ini ia jauh lebih sensitif dan mudah emosi seakan Alana yang selalu sabar sudah menghilang.

"Aku tidak suka kamu memeluk pria lain!"

Alana memilih diam dan terus tidur memunggungi Gavril, sungguh ia sedang tidak ingin berdebat.

"Apa kamu sengaja mengajak Azkil menemanimu beli seblak?!"

Alana masih bungkam.

"Aku menyesal buru-buru ke tempat seblak kalau yang aku dapat hanya istriku sedang selingkuh dengan sahabatnya, menjijikan!"

Tuduhan Gavril benar-benar membuat Alana naik pitam, ia tidak terima jika dirinya dituduh berselingkuh. Alana langsung berbalik dan pandangan mereka bertemu, bukan tatapan cinta tapi tatapan yang menyiratkan kemarahan.

"Pertama, kamu telat pulang akhirnya aku beli sendiri seblak. Kedua, aku tidak mengajak Azkil untuk menemaniku kami bertemu tidak sengaja. Ketiga aku tidak pernah berselingkuh dengannya!"

"Lalu apa arti pelukan tadi? Apa pantas seorang perempuan yang sudah memiliki suami berpelukan dengan pria lain meskipun itu sahabatnya?"

"Aku hanya rindu sahabatku, itu hanya pelukan kerinduan. Aku akui memang itu salah tapi itu tidak bisa dianggap berselingkuh!"

Alana (Sudah Terbit) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang