3

99.6K 7.7K 258
                                    

Vote comment nya ditunggu.

***

Alana sudah mengambil keputusan bahwa ia tidak mau menikah dengan Gavril. Untuk apa menikah dengan pria yang tidak menginginkan bayinya lagipula ia tidak ingin memiliki pernikahan singkat. Menikah dengan pria yang tidak mencintainya bukan impian Alana sama sekali.

Alana sudah menyampaikan keputusannya kepada Winata dan tentu saja ayahnya tersebut langsung murka.

"Dasar tidak tahu malu!"

Alana hanya bisa diam mendengar caci maki sang ayah.

"Kamu mau bikin kami malu hah? Apa kata keluarga besar, apa kata orang kalau kamu hamil di luar nikah!"

Alana memberanikan diri menatap sang ayah yang sedang menatapnya tajam sementara Lisa dan Airyn hanya diam saja mendengar perdebatan dua orang itu. "Kalau itu yang ayah takutkan, baiklan Alana akan pergi dari rumah ini," mungkin ini pertama kalinya Alana berani menentang ucapan ayah.

"ALANA!"

"Tidak ada satupun perempuan di dunia ini yang ingin menikah dengan pria yang tidak mencintainya dan lebih parah lagi pernikahan itu akan berakhir setelah bayi itu lahir,"

Alana sudah lelah diam, ia sudah lelah hanya menangis. Sesabar apapun seseorang pasti ia tidak akan kuat jika terus disakiti karena biar bagaimanapun hanya manusia biasa yang mempunyai hati tidak sekuat baja.

"Alana sayang, dengarkan kata Ayah. Kamu menikah dengan Gavril sampai anak kamu lahir."

Orang yang Alana harap bisa mendukungnya ternyata sama saja, sama-sama tidak memikirkan kebahagiaannya.

"Bunda sama ayah sama saja, kalian semua egois tidak memikirkan hatiku!" benteng pertahanan Alana runtuh, keluarga tidak ada yang mendukung keputusannya.

Alana menghapus air matanya kasar. "Kebahagiaan aku memang tidak penting," Alana melirik Airyn yang sedang memainkan ponselnya. "Kak Airyn lebih penting 'kan? Jadi kalian tidak perlu repot-repot urusi aku!"

"Alana, tidak ada bantahan. Besok kamu harus menikah dengan Gavri!" tegas Winata

"Besok? Bahkan kita belum menyiapkan apa-apa," itu suara Airyn.

"Memangnya pernikahan karena kecelakaan harus meriah? Cukup ada saksi dan penghulu."

Alana tersenyum miris.

"Tidak akan ada pernikahan besok!"

Alana berlari ke kamarnya, ia tidak peduli kalau ayahnya terus memanggil namanya.

Terkadang dalam hidup itu harus berperan antagonis agar tidak selalu tersakiti.

"KAMU JANGAN LUPA, ALANA. KALAU KAMU CUMA ANAK HARAM DAN BAYI YANG DI KANDUNGANMU JUGA ANAK HARAM!"

Alana menangis sejadi-jadinya mendengar teriakan sang ayah, ia sadar kalau dirinya cuma anak yang tidak jelas ayahnya. Tapi apa pantas ia disebut anak haram?

"Ayah, tolong jangan bilang dia anak haram, dia tidak salah!"

Airyn sedari tadi hanya diam, kini bersuara. "Ayah tidak salah, bun. Kita juga tidak tahu kan siapa ayahnya Alana!

"AIRYN!" mendengar bentakan itu membuat Airyn langsung terdiam karena ini pertama kalinya ia mendengar Lisa membentaknya.

"Lisa, jangan sekali-kali membentak anakku!" Winata menatap tajam Lisa. "Seandainya dulu kamu mendengarkan kata dokter agar menggugurkan kandungan sialanmu itu!"

Pada saat itu rahim Lisa sangat lemah dan dokter menyarankan agar Lisa menggugurkan kandungannya tapi Lisa memilih mempertahankan kandungannya dan saat Alana lahir Lisa mengalami pendarahan yang cukup hebat dan dokter memutuskan mengangkat rahimnya demi keselamatan nyawanya.

Alana (Sudah Terbit) ✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora