19

81.9K 5.9K 388
                                    

Klik mulmed. Lirik lagunya cocok buat menggambarkan hati Alana yang kadang kuat dan kadang rapuh.

***

Airyn baru saja selesai kuliah tetapi di depan kelasnya sudah ada seorang pengacara menyebalkan, siapa lagi kalau bukan Mario. Pengacara yang berotak mesum.

Ia berjalan seolah-olah tidak melihat Mario dan pria itu langsung mencekal tangannya.

"Gue kira lo udah metong!" ujar Mario sarkas, Airyn langsung berbalik dan menatapnya tajam.

"Lepas tangan gue!" Mario langsung melepaskan cekalannya.

Mario menatap Airyn dengan tatapan sinis dan menghembuskan napasnya berkali-kali. Gadis cantik tapi berhati iblis, itu julukan yang tepat untuk Airyn menurut Mario.

"Kenapa acara bunuh diri lo gagal ya? Apa itu cuma akal-akalan lo doang biar Gavril simpati sama lo?"

Airyn tersenyum ternyata Mario cukup cerdas menebaknya. "Nah, itu lo tahu! Gue tahu kali di mana letak nadi dan gue sengaja menyayat area yang bukan nadi, gue jenius 'kan?"

"Percuma jenius kalau berhati iblis!"

"Karena cinta butuh perjuangan, Yo!"

"Perjuangan lo bilang? Itu namanya egois, Ryn. Lo korbankan kebahagiaan adik lo demi kebahagiaan lo sendiri. Lo pernah mikir nggak sih gimana terlukanya adik—"

"Dan sayangnya gue nggak mau tau, Yo. Gue nggak peduli dia mau bahagia kek, sengsara kek. Yang penting gue bahagia!"

"Nggak punya hati lo!"

"Oh iya? Kalau nggak punya hati. Terus kenapa gue masih hidup? Hati 'kan organ yang penting dalam tubuh."

Airyn melambaikan tangannya sebelum berbalik. "Bye, gue mau ke pengadilan dulu. Mau saksikan secara langsung gimana terlukanya Alana saat pengadilan mengetuk palunya tiga kali."

Mario tidak menghalangi kepergian Airyn, sekarang ia bahagia rencananya berhasil. Kemudian ia mengirim rekaman suara itu ke Gavril.

Gue lakukan ini semua buat Saski dan tentu buat si berengsek Gavril juga, gue nggak mau sahabat gue nikah sama cewek ular kayak dia.

***

Varel tidak percaya bahwa perempuan yang ingin diceraikan oleh Gavril adalah sahabat masa kecilnya. Alana terkejut saat melihat Varel berada di ruang sidang dengan Gavril. Sidang akan di mulai 15 menit lagi, Gavril masih ada kesempatan kalau ia mau mencabut gugatannya.

Azkil rela bolos kuliah hari ini hanya untuk menemani masa-masa tersulit untuk Alana, perempuan mana yang ingin pernikahannya berakhir dengan perceraian tapi ini takdir bukan pilihannya, kalau memang takdir tidak membiarkan bersama ia bisa apa selain sabar dan selalu sabar.

"Pertahankan dia atau aku yang perjuangkan dia!" ujar Varel dengan amat pelan.

Gavril langsung menoleh ke arah Varel meminta penjelasan lebih lanjut atas ucapannya.

"Abang tahu perempuan yang ingin abang ceraikan itu adalah sahabatku semasa kecil sekaligus cinta pertamaku dan aku sangat merindukannya 10 tahun belakangan ini. Dan sebaliknya, Adriana juga menyayangiku, mungkin sekarang rasa itu masih ada!"

Penjelasan Varel sangat menohok hatinya tapi ia tidak punya pilihan lain, mungkin ini yang terbaik. "Tapi sayangnya Alana tidak ingin mempertahankan pernikahan kami, aku sudah ingin mencabut gugatannya tapi dia menolak, aku bisa apa kalau dia saja tidak ingin dipertahankan."

Varel tersenyum miris. "Karena abang tidak mau memperjuangkan dia makanya dia tidak ingin mempertahankan pernikahan kalian."

"Rel...,"

Alana (Sudah Terbit) ✔Where stories live. Discover now