2

70K 6.4K 116
                                    

Vote ya, comment juga boleh.

***

Dalam pikiran Gavril setelah Alana sadar pasti ia akan membenci Gavril tapi bayangannya sangat berbeda dengan fakta.

Faktanya setelah Alana sadar 15 menit yang lalu ia sama sekali tidak menunjukkan raut kemarahan, seharusnya ia marah bahkan ia harus lapor polisi karena Gavril telah mencelakainya.

"Kenapa kamu tetap bersikap biasa saja? Seharusnya kamu marah karena aku penyebab kamu terbaring di sini," sungguh Gavril penasaran dengan apa yang ada di pikiran gadis itu.

Alana tersenyum dan menarik napas pelan. "Aku tidak ada hak untuk marah sama kak Gavril, semua yang terjadi dalam hidup aku atas kehendak Allah."

Gavril tercengang mendengar jawaban Alana. Apakah dia malaikat? Tidak mungkin manusia biasa sama sekali tidak memiliki rasa marah.

"Harusnya kamu membenci aku bahkan melaporkan ke polisi."

"Aku ingin hidup tenang kak, aku tidak ingin membenci siapapun meski orang itu membenci aku sekalipun."

Seumur hidupnya ia baru menemukan orang seperti Alana, hatinya benar-benar tulus bahkan ia masih bersikap baik meskipun Gavril hampir membunuhnya.

Tentu Gavril salah meminta Alana menggugurkan kandungnya karena untuk membunuh semutpun mungkin Alana tidak akan tega apalagi membunuh anaknya.

"Kak Gavril boleh aku minta sesuatu?" Gavril menaikkan sebelah alisnya.

"Aku ingin mangga muda yang langsung dari pohonnya dan kak Gavril sendiri yang manjat," ujar Alana penuh harap, sungguh ini untuk pertamanya ia menginginkan hal aneh, mungkin bayinya tahu kalau ibunya sedang bersama ayahnya dan ia ingin dimanjakan oleh ayahnya sendiri.

Gavril melongo mendengar permintaan Alana, ini konyol benar-benar konyol. Sungguh ia tidak akan mau melakukan hal memalukan seperti itu. Kenapa harus panjat pohon mangga sementara di supermarket banyak mangga segar yang tinggal dipilih.

Ia tahu mungkin ini permintaan bayi di kandungan Alana tapi tetap saja ia tidak akan mau melakukannya.

"Tidak, aku belikan saja di supermarket!"

Alana tidak berkomentar apa-apa ia kecewa Gavril tidak mau memenuhi keinginan bayinya.

Gavril melihat raut kecewa Alana jadi tidak tega tapi biarkan saja daripada ia harus melakukan hal konyol seperti itu lebih baik ia melihat kekecewaan Alana, lagipula Alana tidak penting untuk kehidupannya.

Ia keluar dari kamar Alana seraya mengirim pesan ke Saski.

Gavril : Sas, datang ke rumah sakit sekarang Alana diserempet mobil dan bawakan mangga untuknya. Terserah mau beli dimana saja.

Setelah itu Gavril share location rumah sakit tersebut.

***

Alana sadar diri tidak mungkin Gavril mau memenuhi permintaan Alana, lebih tepatnya permintaan bayi mereka. Meski bayi itu darah daging Gavril tapi tetap saja ia tidak menginginkannya bahkan membencinya.

Alana tidak hidup sendirian di dunia ini, ia memiliki orang tua yang lengkap juga seorang kakak tapi tetap saja ia terasa hampa.

Dan saat kecelakaan seperti ini pun Alana masih sendiri tidak ada yang menemani. Alana benar-benar menyedihkan.

Apa ia harus berperan antagonis dulu baru orang-orang peduli terhadapnya.

Ceklek.

Alana menoleh ke arah pintu dan ternyata Saski yang masuk lalu meletakkan plastik berlogo supermarket di atas meja samping ranjang Alana.

Alana (Sudah Terbit) ✔Where stories live. Discover now