12

89.7K 6.9K 275
                                    

Bonus chapter. Mumpung hari minggu, lagi malas ketik skripsi jadi ketik wattpad aja hehe.

Target ya. Tunggu readers chapter ini 1k dulu biar dinext lagi.

Happy reading.

***

Abang Azkil PoV.

Sial sia sial, kali tahu hal apa yang paling aku benci dalam hidupku? Aku sangat membenci fakta bahwa Alana, gadis yang aku cintai sudah sekian lama menikah dengan Gavril. Aku benci kenyataan itu.

Sumpah demi apapun rasa cinta aku padanya sungguh besar melebihi diriku sendiri. Tapi aku bisa apa selain merelakannya.

Rela? Bullshit! Aku tidak rela, sungguh tidak rela. Aku ingin membencinya tapi aku tidak bisa karena rasa cintaku masih besar. Kenapa Tuhan harus memberikan hati aku untuk Alana sepenuhnya?

Padahal nyatanya aku tidak akan bisa memilikinya karena apa? Karena Alana telah memberikan hati dan cintanya untuk si berengsek Gavril. Pria sialan yang sudah hampir membunuh gadisku.

Aku akan melakukan apapun untuk kebahagiaan Alana, apapun itu. Aku selalu ada di saat ia suka maupun duka, aku tidak akan pernah meninggalkannya, ia teramat berarti dalam hidupku. Alana adalah cinta pertama yang aku masih berharap akan menjadi cinta terakhirku. Sangat berharap!

Bolehkah aku meminta kepada Tuhan agar Alana bercerai dengan Gavril dan memberikan seluruh cinta dan hatinya hanya untukku seorang?

Di saat aku ingin memperjuangkan hati Alana orang tuaku justru menjodohkan aku dengan perempuan yang aku lihat di club waktu itu. Bagaimana pendapat kalian jika kalian bertemu gadis berpakaian minim di club dan berusaha menggoda seorang pria?

Like a bitch mungkin julukan yang pas untuknya.

Ya, saat ini pertemuanku yang ke empat dengan perempuan itu. Pertama di club, kedua di bandara, ketiga di restoran, sekarang keempat di kafe.

Sebenarnya setelah aku amati pakaiannya di bandara, di restoran dan yang sekarang tidak terlalu terbuka masih cukup sopan berbeda dengan pertemuan di club. Sekarang ia memaki kaos oblong putih bertuliskan bad girl dan celana jeans joger sobek bagian lutut serta topi dongker bertuliskan fuck bertengger di atas kepalanya.

"Jadi tujuan lo ajak gue ketemu di sini kenapa?"

Aku mengendikkan bahu. "Gue pengen dengar alasan lo di club."

"Oh."

Ia mulai bercerita.

"Gue taruhan sama ketiga teman gue, yang nilai ulangan matematika paling rendah bakal kena tantangan, terus yaudah mereka tantang gue pakai baju sialan itu ke club terus kalau lihat cogan gue harus goda dia."

Jadi itu karena taruhan, apa tadi dia bilang nilai ulangan? Apa dia masih sekolah?

"Terus teman-teman gue suruh godain lo karena menurut mereka lo cogan walau biasa aja."

Cih, aku memang cogan kali.

"Tentang one night stand apa lo serius? Kalau gue mau dan ambil keperawanan lo gimana, itu juga kalau lo masih perawan sih."

Aku melihat matanya membulat sempurna sangat lucu mirip anak kecil yang kehilangan mainannya.

"Gue nggak serius kalau lo waktu itu mau gue bakal langsung kabur dan gue masih perawan ya."

Aku menyeruput orange jus di hadapanku dan langsung beranjak dari kursi. "Thanks infonya cewek club!"

Sialan!

Alana (Sudah Terbit) ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora