28

81.6K 6.1K 504
                                    

Cek mulmed, cocok buat Alana.

Buat yang nggak suka boleh enyah dari cerita ini daripada meninggalkan komentar miring.

Kritik boleh yang penting pakai kata-kata yang sopan.

Makasih buat yang setia baca kisah Alana. Aku up setiap hari karena aku sayang kalian 💕

By the way asal asal kota kalian di mana?

***

Keadaan Gavril masih belum ada perkembangan, matanya masih tertutup rapat tidak ada tanda-tada ia sadar. Berandai pun percuma karena ini sudah terjadi. Orang-orang yang menyayanginya hanya bisa berdoa untuk kesembuhan Gavril tapi tetap Allah yang punya kuasa penuh.

"Aku rindu kamu kak," bisik Alana tepat di telinga Gavril berharap ia mendengarnya dan langsung bangun.

"Jika Tuhan mengambilmu, bohong kalau aku bilang ikhlas tapi aku tidak punya kuasa untuk melawan takdir," Alana menghapus air mata yang sedari tadi membasahi pipinya.

Entah kenapa Alana bisa begitu mencintai Gavril, padahal pria ini sudah banyak menyakitinya dan tak ada terbersitpun sedikit saja rasa kebencian di hatinya.

Itulah namanya cinta, tidak peduli sebeberapapun banyak ia menyakiti kita, kita tidak akan pernah bisa membencinya, walau kita ingin tapi sulit.

Jujur Alana sangat kecewa dengan Gavril karena demi menyelamatkan Airyn ia rela terbujur kaku di sini. Tapi rasa cinta Alana lebih besar daripada rasa kecewanya.

Demi Airyn, manusia berwujud iblis.

"Aku mencintaimu tanpa syarat kak, kamu tidak perlu menjadi baik, kaya, pintar atau apapun itu, aku mencintaimu karena hatiku memilihmu," Alana memejamkan matanya sejenak. "Bangunlah kak, aku mencintaimu."

Alana terus menangis, membiarkan air matanya jatuh seperti hujan. Andaikan air mata Alana deras seperti air di sungai mungkin Jakarta akan kebanjiran.

"Alana, kamu jangan kelelahan sayang, sudah 2 minggu kamu menjaga Gavril lebih baik kamu pulang. Untuk sementara kamu pulang ke rumahnya Azkil karena kalau kamu pulang ke rumah kita tidak ada yang menjagamu karena mama dan papa di rumah sakit terus," ujar Jasmin.

Zio dan Safira sudah balik ke Australia beberapa hari yang lalu.

"Tidak, ma. Aku di sini saja."

"Ibu hamil tidak baik kelelahan sayang, apalagi kamu sebentar lagi melahirkan."

"Kalau begitu aku pulang ke rumah saja."

"Rumah Azkil sayang, di sana ada orang tua kamu."

Orang tua? Tapi sayangnya dia orang tua yang tidak aku inginkan karena hatiku terlanjur sakit.

"Biar bagaimanapun om Alex adalah papamu, bicarakan baik-baik dengannya."

Alana memang sudah menceritakan kepada Jasmin bahwa Alexander adalah ayah kandungnya yang sama sekali tidak bertanggung jawab. Berat rasanya jika Alana harus kembali menginjakkan kaki di rumah itu dan melihat kehangatan keluarga yang sama sekali belum pernah dirasakan oleh Alana sejak lahir.

Tapi Alana mau tidak mau menuruti ucapan Jasmin, ia tidak ingin mengecewakan mama mertuanya ini yang sudah dianggap ibu kandungnya sendiri.

"Mama akan menjaga Gavril. Percayalah Gavril akan baik-baik saja kita hanya perlu menunggu."

***

Setelah Satria mengantar Alana ke kediaman Alexander kemudian ia kembali ke rumah sakit, Alana menatap nanar rumah berlantai dua yang tidak asing ini, rumah ini pernah menjadi rumah ternyamannya dulu tapi itu dulu sebelum fakta itu terungkap.

Alana (Sudah Terbit) ✔Where stories live. Discover now