40

75K 4.8K 180
                                    

Aku update lagi guys. Mumpung hari minggu.

Oh iya bagi yang mau tanya apapun seputar cerita Alana silakan. Nanti aku jawab di part berikutnya.

Happy reading.

Jangan lupa vote dan comment.

***

Seakan pulau Lombok sudah menjadi candu bagi Alana dan Gavril, rasanya mereka tidak ingin kembali ke kota yang terkenal dengan kemacetannya itu. Lombok tidak sepadat Jakarta, kaya akan keindahan alam, Lombok panas tapi tidak sepanas Jakarta. Begitulah pendapat Alana dan Gavril tentang Lombok.

Pukul 03.50 WITA tadi mereka baru tidur setelah semalaman melakukan ritual suami-istrinya, Gavril sama sekali tidak lelah padahal ia tidak minum stamina atau apapun itu, justru Alana yang lelah dan akhirnya memilih tidur saja daripada terus diserang oleh Gavril.

Padahal mereka baru tidur 4 jam sudah diganggu oleh panggilan masuk dari ponsel Gavril namun langsung dimatikan oleh si empunya. Sesaat setelah itu panggilan masuk beralih ke ponsel Alana kemudian ia mengangkatnya dengan mata setengah mengantuk.

"Astaga, kalian ingin berapa lama lagi di sana?!" Alana spontan menjauhkan ponsel dari telinganya karena mendengar teriakan dari seberang sana.

Ia melihat nama yang tertera di layar ternyata Azkil, ia menghembuskan napasnya dan kembali mendekatkan ponsel ke telinganya.

"Ini masih pagi, jangan teriak-teriak. Calm down!"

Terdengar helaan napas dari seberang sana. "Jangan keasyikan ena-ena di sana, sementara Kanzea terabaikan."

"Kanzea tidak akan terabaikan, ada kalian yang akan menjaganya 'kan?" ujar Alana enteng.

"Zio selalu mengganggu Zea, bahkan Varel sudah kehabisan cara ajak Zio balik ke Sidney."

"Oh."

"Pokoknya kalau hari ini kalian tidak balik ke Jakarta, jangan salahkan gue kalau ada berita seorang om membunuh keponakannya karena ditinggal oleh orang tuanya yang honeymoon ke Lombok."

Tuttttt.

Panggilan terputus secara sepihak.

"Kak, ayo bangun. Kita harus balik ke Jakarta sekarang juga kalau tidak, Azkil akan bunuh Kanzea," Alana terus menggoyangkan badan Gavril yang tertutupi selimut sampai sebatas perut.

Gavril membuka matanya dan menatap Alana gemas. "Sebelum Azkil bunuh Kanzea aku duluan yang akan bunuh Azkil."

"Ayo pulang."

"Satu ronde lagi maka kita akan pulang hari ini juga."

Alana mendelik kesal. "Kakak mau aku tidak bisa jalan? Aku lelah kak!" Alana turun dari kasur dengan tubuh polosnya.

"Mau ngapain?"

Alana masuk ke kamar mandi. "Mandi."

"Bareng....!" ucap Gavril setengah berteriak.

"O to the gah!" Alana balas berteriak.

Sejak kapan kamu jadi alay sayang?

***

"Zea cantik milik Zio tampan," setelah bangun tidur sampai sebelum tidur kerjaan Zio hanya main dengan Zea.

Bahkan saat Zea mandi ia selalu ada didekatnya Zea. Layaknya saudara kembar tapi kalau dipikir-pikir saudara kembar juga tidak senempel itu.

"Ciluk ba!" Zea tertawa dan Zio kembali mengulang hal yang sama sampai ia lelah.

Varel yang melihat tingkah Zio juga ikutan lelah. Ia yang diminta untuk menjaga kedua bocah itu saat Satria dan Jasmin ada urusan. Seperti hari ini, ini adalah hari minggu jadi Varel meminta bantuan Azkil untuk ikut menjadi dua bocah itu.

Alana (Sudah Terbit) ✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt