Part 2

2.8K 386 59
                                    

Entah sudah berapa kali Kino mondar-mandir tak jelas dikamarnya.

"Arghh.." Kino mengacak rambutnya kesal.

Ia bertekad, akan mencari gadis yang menabraknya tempo hari dan meminta jam tangannya kembali dalam keadaan yang mulus tanpa lecet sedikitpun.

Bagaimana bisa setelah kejadian tabrak menabrak yang mengakibatkan jam tangannya menjadi korban itu, sang gadis yang notabene menjadi "pelaku" tak pernah menunjukkan batang hidungnya lagi.

Satu hal lagi yang membuat Kino semakin kesal.

Jam tangannya ada pada 'Gadis tak jelas' itu.

"Bagaimana jika ia lupa untuk memperbaiki jam tanganku?"

"Bagaimana jika gadis itu malah membuang jam tanganku ke tong sampah?"

"Bagaimana jika ia pindah sekolah karena tak ingin bertanggung jawab?"

Dan masih banyak lagi pertanyaan 'bagaimana' yang tak terjawab dibenaknya.

Sesaat kemudian, terlintas pertanyaan yang membuatnya merinding disco.













Bagaimana ia bisa menemukan gadis itu sementara ia sama sekali tak tahu menahu tentangnya?

Duarr

Yeah, itu adalah masalah terbesar sekarang.

Kino bahkan tak tahu, siapa nama gadis itu, dimana kelasnya, dan siapa-siapa saja yang kenal dengan gadis itu.

"Apa mungkin ia satu angkatan denganku?"

Kino menggeleng cepat. Tidak mungkin gadis itu satu angkatan dengannya bukan?

Kino memang orang yang tertutup dan susah berteman. Tapi bukan berarti ia tak mengenali teman satu angkatannya.

Ia yakin gadis itu bukan berada di tingkat kelas yang sama dengannya saat ini.

"Ahh.. Ia pasti adik kelas dan.....




Bukan salah satu penggermarku"




🐦🐦🐦🐦



Setelah bel istirahat berbunyi, Kino langsung berjalan cepat keluar dari kelasnya.

Ia bahkan tak peduli dengan suara-suara yang memanggil namanya dan meneriakinya untuk segera datang ke dance room.

Kino juga mengabaikan sapaan demi sapaan orang-orang yang melintas didepannya.

"Kino Oppa.."

"Oh my... Dia tampan sekali"

"Kino oppa, aku mencintaimu!"

"Oppa.. Oppa!!!"

Shit. Apa mereka tidak bisa sekali saja tidak memanggilnya dengan nada yang dibuat-buat seperti itu? Menjijikan.

Kino menelusuri semua tempat yang biasa dikunjungi oleh gadis- gadis disekolahannya. Mulai dari kantin, perpustakaan, bahkan sampai toilet wanita.

Tapi nihil.

Ia tak menemukan gadis itu sama sekali.

Apa mungkin ia harus mencari gadis itu di kelasnya?

Dan benar saja.

Violet [Kang Kino]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang