Part 19

2K 339 34
                                    

Hyebin tidak bisa berhenti tersenyum.

Ia terus saja memandangi bunga pemberian dari Kino.

Rasa kesal yang semula menguasai dirinya, entah hilang kemana.

Ini bukan pertama kalinya Hyebin menerima bunga seperti ini, tapi entah kenapa ia tak pernah sesenang ini.

"Matamu akan lepas jika terus memandanginya, Kang Hyebin."

Hyebin tersentak. Ia menoleh dan mendapati Kino sudah berdiri di ambang pintu kamarnya sambil tersenyum manis.

"Aku tidak memandanginya!" elak Hyebin.

Kino berjalan mendekat, ia duduk di pinggir ranjang Hyebin. Tepat di samping gadis itu.

"Kau suka?" tanya Kino.

"Suka apa?"

"Suka padaku."

Hyebin mengerutkan dahinya. Ia beralih menatap Kino sinis. "Kau gila? Mana mungkin aku suka padamu!"

Kino tertawa puas.

"Aigoo.. Noona Kang! Aku hanya bercanda. Kenapa serius sekali hm?" Kino mengacak rambut Hyebin.

Sedang Hyebin, ia menunduk sambil menahan malunya.

"Wae? Pipimu merah sekali. Kau sakit?" tanya Kino yang menyadari perubahan raut wajah Hyebin.

Hyebin masih saja menunduk. Oh sh*t! Kenapa juga pipinya harus bereaksi saat Kino menyentuh rambutnya? Menyebalkan sekali.

Kino menyentuh dahi Hyebin dengan punggung tangannya. "Kau demam Hyebin-ah.. Pantas saja pipimu sangat merah."

Benarkah? Syukurlah. Hyebin pikir pipinya memerah karena Kino. Lagipula itu sangat tidak mungkin 'kan?

"Ayo kita ke rumah sakit." ucap Kino.

Hyebin menggeleng cepat. "Tidak usah berlebihan, Kino. Aku baik-baik saja."

"Kau yakin?" Hyebin mengangguk mengiyakan.

"Arraseo. Tapi bilang padaku jika kau benar-benar merasa kesakitan atau apalah itu. Nanti kita pergi ke dokter, okay?"

"Okay."

Kino tersenyum, ia kembali mengacak rambut Hyebin. "Penurut sekali."

Hyebin akan gila jika Kino terus melakukan itu. Jantungnya berdebar sangat cepat sekarang.

Apa hanya karena bunga ia menjadi sesensitif ini dengan perlakuan Kino?

"Kau tidak lapar?" tanya Kino yang membuyarkan lamunan Hyebin.

"Hah? Tidak."

Kino tertawa lagi. Membuat Hyebin bingung karenanya. "Apa ada yang lucu? Kau selalu saja tertawa."

"Kau bilang tidak lapar tapi baru saja aku mendengar perutmu berbunyi. Hahaha"

Hyebin menggigit bibirnya. Memalukan sekali Kino sampai mendengar suara perutnya.

Kino mengatur nafasnya yang tersenggal karena tertawa.

"Sudahlah. Ayo turun. Akan kubuatkan sesuatu untukmu."

Belum sempat Hyebin menjawab, Kino sudah lebih dulu menggendongnya seperti biasa.

"Yakk! Mwoya? Turunkan aku." perintah Hyebin.

Tapi Kino tetap saja tak mau menurunkan gadis itu.

"Jika aku menurunkanmu, apa kau bisa berjalan sendiri menuruni tangga?" tanya Kino.

Violet [Kang Kino]Where stories live. Discover now