Part 54 (END)

2.3K 278 84
                                    

Goodbye, Violet.
-5 months later-

Hari persalinan Hyebin sudah semakin dekat.

Dari waktu yang diperkirakan oleh dokter, Hyebin akan melahirkan dalam dua atau tiga hari lagi. Namun sejak kemarin malam, Hyebin terus saja mengeluh merasakan sakit pada perutnya.

Karena tak ingin mengambil resiko, Kino serta keluarga besarnya memutuskan untuk membawa Hyebin ke rumah sakit hari ini. Dokter bilang, rasa sakit yang Hyebin rasakan disebut dengan kontraksi.

Ibu hamil akan memasuki fase aktif dalam proses persalinan, dan Hyebin sedang dalam fase itu sekarang.

Kontraksi yang Hyebin rasakan saat ini jauh lebih kuat, lebih lama, dan jauh lebih sering. Intensitas rasa sakit yang Hyebin alami juga semakin meningkat daripada saat masih dirumah.

Sungguh, Hyebin benar-benar tidak menyangka jika rasanya bisa sesakit ini. Kontraksi saja terasa sangat menyakitkan, bagaimana saat melahirkan nanti?

Ingin sekali Hyebin menjambak rambut Kino karena mengingat perbuatan pria itu yang pernah menyakiti hatinya dulu. Jika tahu pengorbanannya akan seperti ini, mungkin Hyebin tidak akan memaafkan Kino dengan sangat mudah saat itu.

Bukan hanya Kino, tapi untuk semua lelaki di dunia ini. Bagaimana bisa di luar sana masih saja banyak lelaki yang menyakiti hati pasangannya?

Apapun itu, seorang lelaki tidak pantas untuk menyakiti hati wanintanya mengingat bagaimana pengorbanan yang dilakukan oleh wanita itu sendiri.

Ya, Kino sangat menyesal sekarang. Ia selalu menyesali kebodohannya yang pernah membuat Hyebin menangis. Ia juga menyesal karena telah mengubur cita-cita istrinya itu sehingga berakhir dengan Hyebin yang merasakan sakit karena proses persalinan.

Kino benar-benar tidak tega melihat Hyebin seperti ini. Hyebin masih sempat memberikan senyumannya untuk Kino di sela-sela rasa sakit yang dirasakannya. Dan itu membuat Kino juga merasakan sakit pada hatinya.

"Apa masih terasa sakit?" tanya Kino.

Hyebin mengangguk lemah. "Tidak bisakah baby twins keluar sekarang juga? Aku benar-benar sudah tidak tahan."

"Tunggu sebentar lagi, ya? Saat sudah waktunya nanti, baby twins pasti akan keluar dengan sendirinya. Kau pasti bisa menahannya, sayang."

Hyebin tak menjawab. Ia kembali dengan dunianya sendiri, meringkuk sambil meringis kesakitan.

Kino sudah melakukan segala cara untuk sedikit meringankan rasa sakit yang Hyebin rasakan, tapi sepertinya baby twins sama sekali tidak menerima usahanya. Dan lagi-lagi Kino hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar.

"Hyebin, mau aku ceritakan sesuatu?" tanya Kino yang tentu saja tidak dipedulikan oleh Hyebin.

Kino tersenyum. Ia menggenggam tangan istrinya yang tersambung dengan selang infus. "Ingat saat pertama kali kita bertemu?"

"Saat itu, tanpa sengaja ada seorang gadis yang menabrakku. Kupikir, dia sangat menyebalkan karena hanya mengucapkan kata maaf setelah berhasil membuat jam tanganku rusak parah. Dan anehnya, aku justru selalu memikirkanmu setelah itu." ujar Kino panjang lebar.

"Benarkah? Apa yang kau pikirkan tentang aku saat itu?" tanya Hyebin mencoba sedikit melupakan rasa sakitnya dan mengikuti alur cerita Kino.

"Kau gadis yang menyebalkan dan aku selalu ingin menemuimu untuk meminta jam tanganku kembali. Intinya, aku sangat membencimu saat itu."

"Tapi ada satu hal yang membuatku merasa takjub padamu, Hyebin-ah.. Kau tahu apa itu?"

Hyebin menggeleng. Ia menatap Kino dalam, menunggu jawaban pria itu. Saat ini, Hyebin sudah benar-benar masuk ke dalam cerita Kino dan tidak terlalu memikirkan rasa sakit di perutnya. Bernostalgia dengan Kino seperti ini, ternyata membuat baby twins sedikit melembut.

Violet [Kang Kino]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang