Part 47

1.7K 284 42
                                    

Duri yang Kino tanamkan di hati Hyebin tak mungkin bisa terlepas begitu saja.

Hyebin yang terluka karena Kino, tak mungkin bisa memaafkannya begitu saja.

Sebesar apapun rasa penyesalannya, sebesar apapun ia membenci dirinya sendiri, dan sebesar apapun ia mengemis cinta, tak akan bisa membuat Hyebin kembali padanya dengan mudah.

Bahkan kehadiran calon buah hati mereka, tak dapat mencairkan hati wanitanya.

Kino sudah sangat lelah dengan semuanya. Ia lelah terus mendapat penolakan dan kembali terpuruk pada akhirnya.

Tapi apa yang bisa Kino perbuat selain menangisi wanitanya?
Tidak ada.

Tidak ada yang bisa Kino lakukan selain mendatangi rumah wanitanya diam-diam. Melihat kebalkon kamar wanitanya dari kejauhan, mengharapkan ia bisa melihat wanitanya disana.

Seperti hari ini, entah sudah berapa lamanya Kino berdiri ditempat yang sama. Menanti ketidakpastiaan tentang wanitanya.

Ia selalu datang kerumah Hyebin setiap hari. Memarkirkan mobilnya sedikit jauh dari rumah itu hanya untuk bisa melihat wanitanya.

Kino bisa saja langsung masuk dan menemui Hyebin setelahnya, tapi ia tidak memiliki keberanian untuk melakukan itu.

Kino tidak ingin menghancurkan dinding pertahanan yang dibuat Wonbin untuknya. Karena apa? Karena Kino tidak ingin semakin dibenci oleh Wonbin dan Hyebin juga pastinya.

Walau sekalipun Kino tidak pernah melihat Hyebin keluar ke balkon kamar seperti keinginannya, Kino masih akan tetap melakukan hal yang sama keesokan hari, lusa, atau bahkan seterusnya.

Ia hanya harus terus berdoa agar Tuhan mengijinkannya melihat Hyebin juga satu nyawa yang sedang berada diperut wanitanya itu. Sebentar saja, agar rindu tak berujungnya bisa sedikit terobati.

Kino mengusap air matanya kasar. Yeah.. Memang selalu seperti ini. Merasa tersakiti dan menangis sendirian.

Kino tersenyum simpul. Air matanya kembali menetes saat melihat foto seorang wanita yang menjadi wallpaper ponselnya.

Hyebin, dengan senyuman manis diwajahnya menjadi latar gambar favorit Kino.

"Aku merindukanmu..."

Kino terisak. Ia terduduk lemas didepan mobilnya, menyembunyikan wajah diantara lututnya dan menangis.

"Aku hanya ingin melihatnya sebentar saja, hanya sebentar." gumamnya.

Entah sampai kapan Tuhan akan menyiksanya seperti ini, yang jelas Kino sudah tidak tahan lagi.

Jika memang Hyebin tidak bisa kembali padanya, lantas apa gunanya hidup di dunia ini?

Bahkan sinar kehidupannya sudah lama redup saat Hyebin pergi meninggalkannya. Percuma saja bukan?

Selagi Kino sedang meratapi nasib, lampu depan sebuah mobil menyilaukan matanya.

Sebuah mobil yang tidak asing bagi Kino, berhenti tepat didepan rumah Hyebin.

Kino mendongakkan kepalanya. Dunia yang menyiksanya ini seakan berhenti begitu saja saat ia baru saja melihat wanitanya.

Hyebin keluar dari mobil itu dengan Minho.

Masa bodoh dengan siapa yang bersama Hyebin saat ini, yang terpenting siluet wanitanya itu tertangkap jelas oleh lensa mata Kino.

Kino tersenyum getir. Tanpa mengikuti kata hatinya, perlahan kakinya mendekat kearah Hyebin.

"Hyebin-ah.." suara serak Kino memanggil nama wanitanya.

Minho yang sudah sejak tadi menyadari keberadaan Kino, langsung berdiri di depan Hyebin guna menghadang Kino. "Apa yang kau inginkan?"

Violet [Kang Kino]Where stories live. Discover now