Part 33

1.8K 340 73
                                    

"Kino-ya.. Bisa tolong panaskan bubur yang ada di atas meja makan?"

"Bubur? Bubur apa?" tanya Kino pada Ibunya lewat sambungan telepon.

"Bubur yang Ibu buat untuk Hyebin. Dia melewatkan makan malamnya tadi."

"Lalu apa hubungannya denganku?" kesal Kino.

"Kau kan suaminya! Hyebin sedang demam, cepat bawakan bubur itu ke kamarnya. Pastikan jika Hyebin memakannya sampai habis, mengerti?"

"Tapi-"

"Ibu dan Ayah ada banyak pekerjaan dan akan pulang besok pagi. Jaga istri dan adikmu baik-baik."

Tut.

Kino mendengus. Ibunya memutuskan panggilan telefon begitu saja tanpa menunggu Kino menyelesaikan kalimatnya terlebih dulu.

Yang membuatnya semakin kesal adalah, Ibunya menyuruhnya untuk pergi ke kamar gadis itu dan artinya Kino harus bertemu dengan Hyebin bukan?

Malas sekali. Kino jarang sekali bertemu dan bertatap muka dengan istrinya itu.

Ia selalu pulang larut malam dan berangkat sekolah pagi-pagi sekali. Tentu saja karena Kino masih marah dengan Hyebin.

Kino bersumpah, ia tidak akan memaafkan Hyebin sampai gadis itu berlutut pada Soyeon terlebih dahulu.

Sesuai perintah Ibunya, Kino memanaskan bubur dan segera membawa bubur itu ke kamar Hyebin. Walau dengan sangat terpaksa.

Kino mengetuk pintu kamar Hyebin pelan. Tak perlu menunggu Hyebin membukakan pintu untuknya, Kino sudah terlebih dulu masuk ke kamar gadis itu.

Kino memutar bola matanya malas. Ia melihat Hyebin sedang meringkuk di bawah selimutnya dengan mata yang tertutup. Kemungkinan Hyebin sedang tertidur.

Kino meletakkan nampan yang berisikan bubur dan segelas susu yang ia bawa di atas nakas samping ranjang Hyebin. Sedikit membantingnya bermaksud agar Hyebin menyadari keberadaan pria itu.

Hyebin membuka matanya. Badannya terasa sangat lemas. Bahkan hanya membuka matanya saja membuat kepalanya serasa ditimpa puluhan batu. Ia bena-benar pusing.

"Ibu menyuruhku membawakanmu bubur. Cepat makan." ujar Kino datar.

"Aku tidak selera makan."

Kino mendengus. "Cepat makan agar aku menyelesaikan tugas dari Ibu dan bisa keluar dari sini."

"Kau boleh keluar." jawab Hyebin seadanya.

"Yakk!!"

Kino mengacak rambutnya frustasi. Gadis yang sedang berbaring seperti putri salju di depannya itu benar-benar menyebalkan!

"Jangan buat aku marah. Cepat makan!" paksa Kino.

Hyebin tidak menjawab. Ia kembali menutup matanya, mengabaikan Kino.

Karena kesal, Kino menarik tangan Hyebin membuat gadis itu terduduk.

"Kau benar-benar menyebalkan Oh Hyebin. Cepat makan dan berhenti berakting!"

"Berakting?" tanya Hyebin tak mengerti.

"Kau berpura-pura sakit agar aku mengasihanimu dan membuat hubungan kita kembali seperti dulu. Kau pikir aku percaya? Tidak sama sekali!" ujar Kino.

Hyebin tersenyum miris. Bagaimana bisa Kino menuduhnya berpura-pura disaat ia benar-benar tak berdaya karena sedang sakit?

"Bisa kau keluar dari kamarku? Aku sedang tidak ingin bertengkar denganmu." ucap Hyebin lirih.

Violet [Kang Kino]Where stories live. Discover now