Part 46

1.5K 247 30
                                    

Hyebin sedang tidak dalam keadaan baik.

Setelah mengetahui kenyataan bahwa dirinya sedang mengandung, Hyebin sedikit mengalami tekanan batin.

Ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk tidur dan menangis di dalam kamarnya.

Banyak pikiran-pikiran yang membuatnya takut. Dan tentu saja diusianya yang masih menginjak 19 tahun, pikiran-pikiran itu sangat membuatnya tertekan.

Hyebin kehilangan nafsu makan dan tak mau berbicara dengan siapapun. Bahkan kakaknya sekalipun.

Wonbin melihat Hyebin pulang dalam keadaan menangis tempo hari lalu. Dan setelah itu, adiknya tak pernah keluar dari kamarnya dan mengunci diri disana.

Awalnya Wonbin mengira jika adiknya hanya sedang dalam mood yang kurang baik dan akan kembali seperti biasa keesokan harinya. Tapi ternyata dugaan Wonbin salah.

Sudah terhitung 2 hari ini, adiknya itu sama sekali tidak keluar dari dalam kamarnya.

Walaupun Wonbin tahu jika Hyebin banyak menyimpan makanan kecil di dalam kamarnya, tapi tetep saja Wonbin masih sangat merasa khawatir. Adiknya itu tidak memakan makanan yang bergizi selama 2 hari ini.

"Hyebin-ah.." panggil Wonbin dari luar kamar adiknya.

Sudah berkali-kali Wonbin mengetuk pintu itu, tapi ia sama sekali tak mendapat jawaban dari dalam sana. Wonbin bisa saja langsung masuk ke dalam kamar Hyebin dan melihat kondisi adiknya itu, tapi yang jadi permasalahannya adalah Hyebin mengunci kamarnya dan bahkan juga mengambil kunci cadangan yang Wonbin punya.

Hyebin tidak pernah seperti ini sebelumnya. Wonbin pun sama, ia tak pernah sepanik ini sebelumnya.

"Hyebin, bisa tolong buka pintunya? Oppa ingin bicara denganmu."

"Jangan membuat Oppa marah dan cepat buka pintunya!"

"Oh Hyebin!!!"

Wonbin mengacak rambutnya frustasi. Ia mencoba mendobrak pintu kamar adiknya itu dan usahanya selalu gagal. Wonbin semakin merasa khawatir.

Wonbin menghembuskan nafasnya kasar. "Hyebin-ah.. Apapun yang sedang terjadi, kau bisa ceritakan padaku. Jangan seperti ini.."

"Apa kau tidak ingin berbelanja membeli barang-barang yang kau butuhkan untuk menjadi siswa kelas 3 nanti? Oppa akan membelikan semua yang kau mau tapi tolong buka pintunya.."

Wonbin hampir saja akan meneteskan air matanya jika saja suara bel rumah tidak mengganggu pendengarannya.

Wonbin menatap sekilas pintu kamar adiknya itu dan langsung turun untuk melihat siapa tamu yang datang.

Beruntunglah, seseorang yang datang kerumahnya adalah Minho.

Wonbin tahu betul siapa Minho itu.
Dulu Hyebin sering bercerita tentang kakak kelas tampan bernama Minho kepadanya. Minho juga sering datang kerumah Hyebin saat itu, jadi Wonbin sudah sangat dekat dan kenal dengan Minho.

Mungkin Minho bisa membantunya membujuk Hyebin keluar kamarnya. Pikir Wonbin.

"Minho-ya.. Syukurlah kau datang. Aku sedang butuh bantuanmu sekarang."

"Apa sesuatu terjadi, hyung?" tanya Minho bingung.

Bukannya menjawab, Wonbin justru langsung menarik tangan Minho dan membawa pria itu ke depan kamar Hyebin.

Tujuan awal Minho datang kerumah Hyebin hari ini adalah ingin mengajak Hyebin pergi ke toko buku.
Sedikit membagi ilmunya dan membantu Hyebin mempersiapkan buku apa saja yang akan dibutuhkan untuk siswa kelas 3 nantinya. Tapi sepertinya, niat baik Minho tidak bisa terlaksana hari ini.

Violet [Kang Kino]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang