Part 28

1.9K 309 82
                                    

Satu-satunya yang menjadi alasan tidak kembalinya Kino adalah Soyeon.

Gadis itu mengucapkan kalimat yang membuat Kino panik dan langsung mematikan sambungan telepon begitu saja.

"Jika kau tidak datang, aku tidak tahu apa yang akan terjadi dengan diriku nanti."

Kino bisa saja mengabaikan ancaman Soyeon dan kembali menemui istrinya, tapi ia tidak bisa.

Mengingat Soyeon yang mengalami kesulitan karena sedang mengandung, bisa saja ancaman gadis itu benar-benar ia lakukan bukan?

Soyeon bisa melukai dirinya kapan saja. Dan Kino tidak mau itu terjadi.

Buru-buru Kino menuju ke apartemen Soyeon yang letaknya tak jauh dari rumah sakit dimana Hyebin di rawat.

Dengan cepat, Kino masuk ke dalam apartemen tersebut yang kebetulan pintunya tidak terkunci. Apa Soyeon sengaja tidak menguncinya?

Kino mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Soyeon. Ia mendengar suara tangisan dan langsung menghamipiri ke sumber suara tersebut.

Soyeon sedang menggenggam gunting di tangannya dan menangis.

"Soyeon-ah.." panggil Kino.

Soyeon menoleh. Ia mencegah Kino yang ingin mendekat dengan mengangkat sebelah tangannya. "Jangan mendekat!"

"Soyeon-ah.. Lepaskan guntingnya sekarang! Itu sangat berbahaya!" perintah Kino.

Soyeon tidak memperdulikan Kino. Ia justru semakin mendekatkan gunting itu kearah perutnya.

"Biarkan saja! Aku ingin mati, Kino-ya.."

"Kita bisa bicarakan ini baik-baik Soyeon-ah.. Jangan seperti ini!"

"Baik-baik kau bilang? Cih! Kau bilang akan terus berada di sampingku kan? Tapi apa? Kau tidak pernah menemuiku dan mengabaikan pesanku!"

"Soyeon, dengarkan aku dulu. Masalah tidak akan selesai jika kau mengakhirinya dengan cara seperti ini."

Mendengar ucapan Kino, Soyeon menangis
sejadi-jadi.

Memang benar. Dengan bunuh diri mungkin tidak akan menyelesaikan masalahnya. Tapi Soyeon sudah terlanjur putus asa. Hidupnya seakan berhenti saat mengetahui bahwa dirinya sedang hamil. Ditambah lagi dengan kekasihnya yang malah meninggalkannya begitu saja dan tak bertanggung jawab.

Melihat Soyeon yang sedikit melemas, dengan sigap Kino langsung merebut gunting yang Soyeon bawa dan melemparnya jauh.

Kino menghapus air mata yang mengalir di pipi Soyeon dan memeluk gadis itu setelahnya.

Ia tidak tega jika harus melihat Soyeon menderita seperti ini. Gadis itu terlihat sangat mengenaskan.

Wajahnya menjadi tirus karena kehilangan banyak berat badannya. Apartemen yang Soyeon tempati juga terlihat sangat berantakan dan tak terurus.

"Tidak ada gunanya lagi aku hidup, Kino-ya.. Orang tuaku pasti juga akan membunuhku jika mereka tahu aku sedang hamil seperti ini. Jadi-"

"Ssttt.. Jangan berbicara seperti itu, Soyeon-ah.."

"Tapi benar kan? Tidak ada satu orang pun yang menginginkanku hidup di dunia ini. Tidak ada gunanya lagi, Kino."

Kino melepaskan pelukannya. Ia menatap Soyeon lekat dan menggenggam erat kedua tangan gadis itu.

"Kau salah, Soyeon. Aku disini. Aku menginginkanmu untuk tetap hidup. Jadi tolong, jangan lakukan ini lagi."







🐦🐦🐦🐦







Violet [Kang Kino]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ